Chapter 6

1 1 0
                                    

Sesuatu yang kebetulan, Androme menelan anggur berkelip itu bersamaan dengan munculnya bulan purnama. Bintang-bintang pun terlihat menghiasi langit. Itu berarti, malam kali ini cerah. Waktu yang pas untuk berlatih pada kekuatan baru Androme.

Androme kebingungan dia harus mulai darimana, lalu orang misterius itu memintanya untuk mencari batu besar. Androme menjenguk sekeliling untuk mencari keberadaan batu besar yang dimaksud. Tak ada apapun yang terlihat seperti batu besar.

Lalu, Orang misterius itu meminta Androme untuk berlari kearah selatan, yang arahnya berhadapan pada rumah kayu miliknya. Androme mengikuti perkataan orang itu, yaitu berlari melaju kearah selatan. Ketiga temannya ternyata sedang menyusulinya dari arah belakang.

Bagi Bizmo dan Moulie, berlari adalah hal yang biasa mereka lakukan. Namun bagi Gorbel, dia tak biasa berlari. Jadi kakinya terasa kaku, sampai perkataannya pun terengah-engah.

" Kalian berdua!duluan lah!," Seru Gorbel, bertekuk memegang kedua lututnya." Kaki ku begitu kaku untuk berlari"

Moulie lalu menoleh kebelakang, dia berpikir ingin  membantu Gorbel. Tapi Bizmo melarangnya, karena mereka akan kehilangan jejak Androme. Moulie tetap bersikeras ingin membantu Gorbel, karena dia tidak ingin meninggalkan salah satu temannya. Tapi Moulie mengizinkan pada Bizmo jika dia ingin menghampiri Androme lebih dulu, sedangkan mereka berdua akan menyusul.

Bizmo menuruti perkataannya, dia melaju kencang bak seorang ninja. Moulie segera menghampiri Gorbel, lalu mengatakan padanya, bahwa dia akan   menemaninya berjalan digelapnya malam. Gorbel menolak bantuannya, karena dia tak ingin menyusahkan Moulie sama sekali.

Tak lama setelah itu, Bizmo kembali menghampiri mereka berdua, mukanya begitu terbelalak. Bizmo mengatakan bahwa dia telah kehilangan jejak Androme. Disana cuman terdapat hutan lebat belantara. Bizmo tak ingin tersesat jika telah memasuki hutan lebat itu.

Jadi, mereka bertiga memutuskan untuk berjalan bersama. Bisik dari orang misterius itu terdengar kembali. Dia meminta pada mereka, untuk mengikuti apel putih yang berada dibawah. Karena apel putih itu, merupakan petunjuk yang akan membawa mereka ketempat dimana Androme sedang melatih kekuatannya.

Bizmo dan Moulie seketika saling tatap dengan kebingungan. Mereka bertiga akhirnya menyetujui petunjuk dari orang misterius itu. Mereka berdua tak lagi berlari, supaya Gorbel dapat melangkah bersama mereka.

Apel putih itu ternyata menuju kearah hutan lebat, yang dimaksud Bizmo sebelumnya. Gorbel dan Moulie seketika ketakutan.

" Bizmo! Moulie! aku ketakutan! ayo kita kembali kerumah saja!," Keluh Gorbel, takut dan gemetaran.

" I-iyah, kau benar Gorbel!," Balas Moulie, dia juga begitu takut. Lalu menepuk bahu Bizmo dengan lembut. Bizmo!! ayo kita pulang saja!! hutan itu terlihat begitu menakutkan!"

Suara gemercik rumput, dari arah belakang mereka tiba-tiba terdengar. Gorbel dan Moulie seketika mendelik, lalu menoleh perlahan kearah belakang. Terpampang dalam pandangan mereka berdua, pria berjubah hitam misterius tengah berdiri  dengan wajahnya yang hanya nampak mulut dan hidungnya saja.

" Aaaaaaa!! ada penyihir!!!," Teriak Moulie histeris, sampai memejamkan matanya.

Gorbel menyambungi teriakannya." Semuanya ayo kita segera pergi!!!"

Mendengar teriakkan mereka berdua yang begitu histeris, membuat Bizmo yang sedang menatap hutan, juga ikut menoleh kearah belakang . Matanya tiba-tiba terbelalak, mulutnya menganga kecil. Orang yang selalu menghantui Androme selama ini akhirnya muncul dihadapan mereka. Tubuhnya begitu tinggi, kurang lebih 2 meteran, kedua tangannya tertutup oleh sarung tangan hitam, bahkan hampir sekujur pakaiannya dilapisi oleh warna hitam.

The Arkachia Gate #1 - The Magic dust ( Completed )Where stories live. Discover now