Chapter 4

1 1 0
                                    


Jam memasuki kelas telah berbunyi, Androme lebih dulu duduk di bangkunya, karena dia telah berada didalam

Para murid perempuan masuk bergerombolan satu persatu dengan senyuman tipis. Ketiga anggota geng kembali menghampiri Androme. Wajah ketua mereka si Nando begitu menggeram karena kejadian dikantin tadi. Nando menggebrak meja Androme dengan menghempaskan kedua tangan.

" Apakah kau melakukan sihir itu lagi! sampai membuat dirimu hilang dari tinjuan ku?," Gerutu Nando melontarkan ekspresi geram sampai terlihat giginya.

" Mengapa kau menyalahkan aku? aku tak tau apa-apa," balas Androme mendelik kewajah Nando.

" Lalu mengapa kau tiba-tiba menghilang, saat tinjuanku hampir mengenai kepalamu?"

" Hmm...mungkin kau kurang beruntung," senyum tipis Androme.

Nando kembali menghempaskan satu tangannya ke meja, sampai membuat Androme sedikit reflek." Diam kau!! aku yakin kau telah menyembunyikan sesuatu dari kami"

Mrs.Maugpiene kembali memasuki ruang kelas. Ketiga anggota geng itu begitu panik, karena tersadar bahwa guru mereka telah memasuki kelas. Karena takut kena marahi lagi, mereka bertiga pun langsung bergegas menuju kebangku mereka masing-masing

Buku-buku Androme telah robek semua, karena ulah si tikus putih sebelumnya. jadi dia  memberitahu semua ini pada Mrs.Maugpiene sesaat setelah mengangkat tangannya keatas.

Mrs.Maugpiene hanya bisa tersenyum tipis mendengar alasan dari Androme. Lalu, gurunya  memberikan 3 buku tulis gratis padanya, karena  beliau merasa iba.

*****

Bunyi bell untuk pulang telah berbunyi. Androme segera memasukkan beberapa alat tulisnya kedalam tas, lalu memanggulnya. Androme berjalan menuju kearah pintu luar, untuk bergegas pulang. Namun lagi-lagi Nando berbuat jahil, dia menyenggol bahu Androme dengan cukup keras. sehingga membuat Androme hampir terbentur Kedinding.

Ketiga anggota geng itu nampak menyeringai setelah berjalan membelakangi Androme. Mereka tak berpamitan padanya sama sekali, walaupun mereka adalah 4 laki-laki dari ruang Sejarah G-4.

Langkah demi langkah telah dilewati Androme, sesaat setelah dia berjalan melalui beberapa anak tangga dan koridor. Sepedanya seketika menghilang, padahal seingat Androme, dia menempatkannya ditepi pos satpam.

Para geng tiba-tiba menertawakannya dari kejauhan, ternyata semua ini ulah si mereka bertiga. Androme langsung bertanya pada satpam sekolah, tentang keberadaan sepedanya. Karena sebelumnya sepedanya ditempatkan bersandar pada pos satpam. Tapi jawaban satpam sekolah adalah, bahwa sepedanya telah dihancurkan.

" Satpam sekolah macam apa kamu ini!!,"Bentak Androme.

Wajah Androme hanya bisa memurung saat mendengar keterangan dari satpam sekolah itu. Mau tidak mau Androme harus pulang dengan jalan kaki. Padahal jarak SMA SilverLion  dan rumah Androme begitu jauh.

Sebuah cahaya ungu bersinar menerangi sisi kanan Androme, saat dia mau melangkah kedepan.

Lalu, Androme menoleh kearah kanan dengan tatapannya yang begitu mendelik. Terlihat sebuah sepeda sport mewah berada didepan matanya. Bisikkan laki-laki misterius pun muncul lagi, dia meminta pada Androme untuk segera menaiki sepeda tersebut.

Bisikkan itu melanjutkan, bahwa sepeda bermerek yang berada disampingnya merupakan hasil daur ulang dari sepedanya yang telah dihancurkan.

Androme menaiki sepeda tersebut dengan senyum bangga. Ketiga anggota geng yang melihat hal itu terlihat begitu mengernyit, lalu mereka mengejar Androme dengan berteriak menghentikannya.

The Arkachia Gate #1 - The Magic dust ( Completed )Onde as histórias ganham vida. Descobre agora