Bab-5

152 93 27
                                    

⋆ ̊ ⋆୨Happy Reading୧⋆ ̊ ⋆
Jangan lupa votement

›‹

›‹

›‹

Adzan subuh telah di kumandangkan oleh seseorang yang memiliki suara merdu dan begitu tenang untuk di dengarnya, membuat Aira yang sudah selesai shalat subuh melanjutkan tidurnya setelah menikmati suara adzan tersebut, membuatnya menjadi tenang dan tertidur pulas.

Sampai-sampai Aira lupa untuk hari ini bahwa dirinya, harus bersekolah di SMA Bhinabakti sekolah barunya.

Sudah berapa kali Arin mengetuk pintu kamar putrinya itu dan memanggilnya berharap Aira segera bangun untuk bersekolah. Kalau saja pintu nya tidak di kunci mungkin sudah dari tadi Arin bisa membangunkan Aira.

Dan Zahir pun menelpon ponsel putrinya itu yang akhirnya berhasil juga, Aira terbangun dari tidur nyenyak nya.

"Aira, bangun! Kamu harus sekolah!" panggil Arin ketika Aira menerima panggilan telpon dari bapaknya.

Aira pun seketika terkejut. "Astaghfirullah. Aira lupa bu," ucapnya dengan sesal.

"Buka pintu dulu," pinta Arin.

"Iya, sebentar." Aira pun langsung bangkit dan berlari ke arah pintu dan segera membukanya.

Aira pun cengengesan ketika melihat wajah ibu dan bapaknya begitu datar tapi menakutkan.

"Kamu tuh gimana sih?! Kok bisa kesiangan gini? Hari ini kan kamu harus sekolah Aira." celoteh Arin pada putrinya.

"Iya maaf Bu. Terus gimana? Apa Aira gak masuk aja ya? Kan udah telat gini emang di terima?" kata Aira.

"Tetep masuk." jawab ke-dua orangtuanya yang bersamaan.

Aira menarik napas malas. "Ok deh, nanti sarapannya taruh di dalem tas aja ya Bu," ujar Aira yang di angguki oleh ibunya.

Lalu Aira segera bersiap-siap untuk bersekolah dan tidak butuh waktu lama Aira pun sudah siap dengan seragam putih abu-abu nya itu dan ia segera keluar menemui Zahir yang sedang menunggunya.

"Pak. Aira udah siap nih," ucap Aira yang tersenyum pada Zahir.

Seketika senyumannya pun berhenti, ketika Aira terkejut melihat kehadiran Rezvan yang sedang mengobrol bersama Zahir dengan seragam putih abu-abu nya itu membuat Aira bingung memikirkan nya.

"Nah ini yang di tunggu-tunggu, lain kali jangan telat lagi ya?" pesan Zahir pada Aira.

Putrinya itu pun mengangguk. "Maaf ya pak," balas Aira sambil tersenyum malu karena, berhadapan dengan Rezvan.

"Rezvan, maafkan putri om ya?" kata Zahir pada Rezvan.

Rezvan mengangguk. "Iya om, gak papa." balasnya dengan senyum simpul.

"Yasudah kalau gitu. Kalian berangkatnya hati-hati ya." ucap Zahir membuat Aira melongo mendengar nya.

"Satu sekolah?" ucap Aira yang terkejut.

Arin pun datang. "Iya Aira. Jadi ibu sama bapak gak khawatir, kalau ada yang jagain kamu di sekolah baru." jelas Arin tersenyum senang.

"Yaudah, tante om. Kami berdua pamit dulu." ucap Rezvan.

"Eh sebentar Rezvan, nanti kalau istirahat tolong larang Aira, jangan terlalu banyak pakai sambel atau saus di makanannya. Soalnya, minggu kemarin radang tenggorokan nya kambuh," pesan Arin pada Rezvan.

AiRez [On Going]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon