Bab-1

544 126 95
                                    

Hai welcome readers

⋆ ̊ ⋆୨Happy Reading୧⋆ ̊ ⋆
Jangan lupa votement

›‹

›‹

›‹

Senang rasanya jika diri ini tak lagi tertarik dengan hubungan tak halal yang di bungkus kata pacaran.

Tujuan saya sekarang hanya satu. Memperbaiki diri untuk lebih baik, agar Tuhan berkenan membawa saya pulang ke surga-Nya.

Dan saya usahakan untuk tetap sendiri sampai ada yang datang, entah itu jodoh atau kematian.

Gadis itu pun menatap catatan tersebut yang telah ia tulis, lalu menutup nya dan menaruh buku diary itu di tempat semula.

Ia bangkit dari duduk nya berjalan menuju tempat tidur dan merebahkan tubuh nya untuk beristirahat sambil mendengarkan kumpulan lagu Melly Goeslaw.

Kenalkan dirinya yang bernama Aira Aquella Zamora. Kini Aira sudah beranjak remaja dan baginya bukan lagi waktunya untuk berganti-ganti pasangan ataupun setia pada hubungan yang belum halal itu.

Aira bersyukur ia sudah bisa melupakan dan mengikhlaskan mantan kekasihnya itu dan sekarang ia ingin pokuskan diri, untuk lebih dekat lagi pada Allah serta taat pada perintah nya.

›‹-›‹- ··· -›‹-›‹

Lelaki itu mendengus kesal melihat Aira adiknya, yang lambat untuk pergi sekolah bersama dengannya yang akan bekerja. Membuat nya harus bersikap sabar walaupun sudah tidak tahan ingin sekali meninggalkan adiknya itu.

"Aira, adek gue yang paling cantik..., katanya. Bisa gak cepetan dikit? Kalau gue telat gimana?!" ujar Jevan pada Aira yang sedang memakai sepatu.

Aira pun melirik kakaknya itu dengan tatapan sinis nya. "Sabar. Gue aja yang masih sekolah santai!" balas nya dengan kesal juga.

"Harus sesabar apa lagi ya, Tuhan!" Rengek Jevan yang sudah prustasi di atas motor.

"Yang sabar, Jevan." ucap Airin Zaula Desvrita yang menemui mereka di luar.

"Marahin tuh bu!" sahut Aira.

Dan Aira sudah selesai memakai sepatunya setelah itu ia berpamitan dengan ibu nya dan segera menaiki motor bersama dengan Jevan yang sudah siap

"Asalamualaikum ibuuu." pamit mereka berdua dengan senyumnya.

Arin pun tersenyum juga. "Walaikumsalam. Hati-hati," balasnya, sambil melambaikan tangan nya pada kedua anaknya itu.

Aira membalas lambaian tangan ibu nya ketika Jevan sudah menjalankan motor nya, meninggalkan halaman rumah.

Tak butuh waktu lama keduanya sampai pada sekolah Aira, karena Jevan yang selalu mengebut seperti tidak membawa siapa-siapa tapi hal itu, tidak membuat Aira takut malah membuatnya suka karena seperti menaik motor dengan pembalap.

"Dah, belajar yang pinter jangan pacaran mulu. Awas aja gak lulus!" ujar Jevan pada Aira yang sedang melepas helm full face nya.

AiRez [On Going]Where stories live. Discover now