BAGIAN DUA BELAS

Mulai dari awal
                                    

"Tidak!! Saya tidak mau kembali ke neraka itu lagi!!" Teriak Alya histeris, terlalu banyak hal yang sudah ia alami di rumah empat laki-laki iblis itu. Ia tidak akan tahu, apa yang akan mereka lakukan setelah nanti ia kembali.

Apa mereka akan membunuh Alya? Asta! Alya tidak bisa membayangkan hukuman apa yang akan ke-empat iblis itu akan birikan pada Alya.

Mengerti siapa para pria berpakaian hitam itu ingin membawa pergi Alya, Haidar memberikan tatapan tajamnya pada kumpulan pria yang berdiri di ambang pintu rumah nya. "Pergi dari rumah saya sekarang juga!" Usir Haidar, dengan nada nya yang dingin.

"Kami tidak akan pergi, sebelum nona ikut bersama kami."

"Woah!" Sebuah suara dengan tepukan tangan yang sangat kencang, menggema di belakang pria berpakaian hitam itu. Yang di mana, mereka mulai berbaris dengan rapi. Memberikan jalan entah untuk siapa.

Hingga Haidar dan Alya dapat melihat untuk siapa para pria berbadan kekar itu memberikan jalan.

Semakin menyembunyikan tubuhnya di balik punggu tegap Haidar, Alya benar-benar tidak menyangka. Jika empat iblis yang telah menculiknya itu, bisa menemukan dirinya dengan mudah.

Tamatlah riwayat Alya sekarang.

"Kau meminta bantuan pada nya, beby?" Tanya Cleo, dengan nada mengejeknya. Memperhatikan penampilan Haidar yang terlihat seperti laki-laki lemah.

Melangkah dengan kedua tangan di saku celananya hingga tepat berhadapan dengan Haidar, Celvin menyunggingkan senyum sinis nya pada Haidar.

"Lepasin dia." Dingin Celvin, yang mampu menusuk hingga ke tulang, dingin namun sangat tajam. Membuat siapapun yang mendengarnya, terdiam dengan darah yang berdesis.

"Alya gak bakal gue lepasin! Jadi. Mending kalian pergi, sebelum gue panggil bodyguard gue buat hajar kalian!"

"Hahaha" tawa menggema Varren, membuat Haidar dan Alya menatap laki-laki itu aneh.

"Sayang banget ya," ucap Varren dengan tawanya yang sudah mereda. "Bodyguard lemah lo itu udah tewas. Semuanya," senyum mematikan Varren, membuat Alya semakin ketakutan.

Bagaimana sekarang? Apa yang harus mereka lakukan? Mereka di kepung. Oh astaga! Alya tidak sanggup jika harus membayangkan, ia akan benar-benar di bawa ke rumah yang seperti neraka itu kembali.

"Mending kamu ikut kita, atau kalo gak—"

"Gue gak mau BAJINGAN!!" Bentak Alya, sebelum Devan menyelesaikan kalimatnya.

Menganggukkan kepalanya, Celvin mulai memundurkan tubuhnya, berbalik dan menatap Jordan, seolah memberikan kode untuk melenyapkan Haidar.

Tanpa menunggu waktu lama, Jordan dan sepuluh anak buah dari ke-empat laki-laki itu, mulai menyerang Haidar secara bersamaan. Sedangkan Alya yang melihat hal itu, hendak membantu Haidar. Sebelum sebuah tangan kekar melingkari pinggang ramping nya, menahan tubuh Alya agar tidak ke mana-mana.

Di pukuli, di tendang, di injak. Haidar benar-benar di siksa layaknya binatang oleh anak buah ke-empat laki-laki itu.

Memberontak adalah hal yang di lakukan Alya. "LEPASIN HAIDAR!! GUE MOHON Hiks." Isak Alya, tak sanggup melihat sahabatnya yang sudah terkulai lemas, masih saja di pukuli.

"Celvin, gue mohon..." Mohon Alya, penuh harap. Jika Celvin mau melepaskan Haidar yang terlihat sudah tak sadarkan diri.

"Pilih Al! Dia. Atau kami!" Desis Cleo, menatap remeh pada laki-laki yang dengan berani, menyentuh gadisnya tadi.

"Gue gak bisa..." Lirih Alya.

Alya ingin Haidar di lepaskan, namun. Alya juga tak ingin ikut bersama empat pemuda yang telah menculiknya, menyiksanya seperti binatang, dan memperlakukannya seperti jalang.

"DIA MATI! ATAU KAU KEMBALI BERSAMA KAMI?!" Bentak Varren, yang sudah geram dengan gadisnya yang sangat keras kepala.

"JANGAN!!" Tahan Alya, kala Varren mengarahkan pistolnya ke kepala Haidar.

"G-gue b-bakal ikut kalian, t-tapi lepasin Haidar..." Tatap Alya putus asa, tidak ada pilihan lain. Selain mengikuti ke inginan empat pria ini, karna jika tidak. Maka Alya dapat pastikan, jika mereka pasti akan melakukan apapun yang mereka inginkan.

Menyunggingkan senyum miringnya, Varren mengangkat kelima jarinya. Mengisyaratkan pada anak buahnya untuk berhenti.

"Bersiaplah untuk hukuman mu sayang," bisik Calvin, mengangkat tubuh Alya ala bridal style, keluar dari rumah milik Haidar.

Maafin gue dar. Batin Alya menyesal telah melibatkan Haidar dalam masalahnya, menyesal karna ia malah ke sini dan membuat Haidar terluka.

"H-haidar b-bagaimana?" Tanya Alya bergetar, takut jika pertanyaan nya akan membuat Celvin marah. Namun, jika Alya tidak bertanya, maka ia tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada Haidar setelah di pukuli tadi.

"Ck! Berhenti memikirkan pria lemah itu!" Bentak Celvin muak.

Bagaimana bisa. Gadisnya ini malah memikirkan pria lain secara terang-terangan di depan dirinya.

"Bagaimana dengan Haidar?!" Bentak Alya khawatir, biarlah nanti ia di hukum cambuk atau apalah. Tapi, Alya harus memastikan dulu jika Haidar akan mendapatkan penanganan dari dokter.

Menggeram marah, Celvin dengan sengaja meremas pinggang gadisnya. "Sudah di bawa oleh Jordan!" Jawab Celvin, semakin mempercepat langkahnya untuk menuju mobil.

Sedangkan Alya yang merasakan sakit karena remasan Celvin, hanya bisa meringis di dalam hatinya. Tak berani bersuara, setelah melakukan kesalahan fatal.

Alya tidak menyangka, jika upayanya untuk kabur hanya sia-sia belakang.

Bagaimana bisa mereka menemukan Alya dengan mudah? Apa yang harus Alya lakukan lagi untuk bisa meloloskan diri kali ini. Karna sungguh! Alya sekarang merasa takut menantikan hukuman dari ke-empat laki-laki yang telah menculiknya ini.

•••

Gimana nih perasaan nya pas bara part ini? Apakah deg-degan? Atau kecewa?

Jangan lupa VOTE DAN KOMEN!!

Selamat menunggu part selanjutnya...

Obsesi Devil'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang