Mengangguk. Varren kembali melangkah ke samping kanan, memasuki pintu bercat hitam bersama Alya.

Baru saja memasuki ruangan. Alya di buat lemah kala mata nya melihat di depan mata kepalanya sendiri, orang tengah di siksa layaknya binatang oleh beberapa orang. Dengan baju putih nya yang sudah di bercaki oleh darah.

"Bagaimana?"

"Masih belum mau menjawab tuan"

Menyeringai pada laki-laki yang tangan nya di rantai menggantung tersebut. Varren menoleh pada Alya yang masih diam dengan tatapan kosong nya.

"Mau bermain cantik?"

"Maksud mu?"

"Ikut aku" ajak Varren berjalan dengan menggandeng tangan Alya ke arah beberapa jejeran benda tajam yang tersusun rapi di atas meja.

"Sekarang pilih" suruh Varren melipat kedua tangan nya di depan dada. Menyuruh Alya memilih alat yang ia suka.

"Untuk apa?!"

"Pilih saja"

Menatap ragu pada benda tajam dan juga pistol yang berada di atas meja. Akhirnya Alya memilih benda yang mudah, yaitu pistol. Entah apa yang akan ia lakukan dengan benda ini? Alya juga tidak tahu.

"Pilihan yang bagus" usap Varren pada surai sang gadis. "Tembak kepalanya" suruh Varren dengan enteng, membuat Alya yang mendengar hal itu melotot tak percaya. Apa tadi? Tembak? Alya di suruh menembak seseorang? Oh yang benar saja! Alya mana bisa melakukan hal keji seperti itu.

"Tidak!!" Bentak Alya memundurkan dirinya. Tubuhnya bergetar hebat, tidak pernah akan membayangkan ia akan di suruh demikian oleh Varren.

"Kau yang tembak? Atau aku yang tembak?"

"Diam kau bajingan!!" Bentak Alya mengarahkan pistol tersebut ke arah Varren. Di mana beberapa pria berbaju hitam mulai mendekat, namun sebelum itu. Varren mengangkat tangan nya, menginstruksi kan agar anak buah nya tidak mendekat dan menyakiti gadisnya.

"Apa masalah hidup mu?! Kenapa kau ingin membuat ku menjadi seorang pembunuh, HAH?!" Ucap Alya menggebu-gebu.

"Aku tidak punya masalah hidup sayang. Tanyakan pada laki-laki itu, dia lah yang punya masalah hidup" tunjuk Varren dengan dagunya. Merasa tak takut sedikit pun jika gadisnya itu melepaskan peluru ke arah nya.

"Diam kau!!" Tegas Alya memundurkan tubuhnya dengan perlahan menuju pintu, dengan tangan nya yang masih mengarahkan pistol tersebut pada Varren.

"Berhenti di sana Queen!!" Geram Varren melihat Alya yang sudah membuka pintu, yang memang lupa ia kunci tadi.

"Kau yang berhenti di sana!!" Bentak Alya dengan kedua tangan nya yang memang pistol, masih mengarahkan nya pada Varren.

"Jangan bergerak!" Tatap Alya pada beberapa bodyguard yang mulai mendekati nya. "Berhenti di sana! Atau boss kalian akan ku tembak." Ancam Alya dengan langkah mundurnya, dan tatapan nya yang sesekali melihat ke belakang, memastikan tidak ada penjaga.

Tersenyum lega. Akhirnya Alya bisa bebas sekarang.

Dan tanpa pikir panjang, Alya mulai berlari ke arah pintu utama. Di mana Varren dan beberapa anak buah nya mengejar Alya yang sudah membuka pintu utama.

"TAHAN DIA!!" Perintah Varren pada anak buah nya yang ada di luar.

"Berhenti!"

DOR!

Tak menyangka dengan apa yang baru saja ia lakukan. Alya terpaku dengan tangan nya yang bergetar, tidak menyangka jika ia baru saja membunuh orang dengan tangan nya sendiri.

"Alya!!"

Suara dari arah belakang nya membuat Alya melotot. Dan dengan tergesa Alya mulai berlari, memasuki mobil yang tadi di bawah oleh Varren. Dan untung nya kunci mobil nya masih tertancap.

Tampa pikir panjang. Alya mulai mengendarai mobil dengan ilmu yang ia pelajari dari Haidar, kala laki-laki itu mengajari nya naik mobil selama satu Minggu. Dan sekarang ajaran Haidar berguna untuk hari ini.

Menyunggingkan senyum nya. Akhirnya setelah berkendara sekitar tiga puluh menit, Alya bisa melihat aspal dengan beberapa mobil yang berkendara.

"Akhirnya" gumam Alya sebelum ia kembali menggas mobilnya menuju jalan raya.

Mengerutkan kening nya. Alya melototkan matanya, kala ia melihat puluhan mobil hitam seakan mengejar dirinya.

"AAAAAAA!!" Teriak Alya kala matanya kembali melihat ke depan. Di mana truk besar tengah melaju dengan kecepatan penuh ke arah nya, dan tanpa pikir panjang. Alya membanting stir mobil ke arah kanan, dan...

BRAK!!

Alya tak dapat menghindar dari tabrakan antara mobil milik Varren dan pohon.

"A-awwh" ringis Alya dengan tangan nya yang mulai membuka pintu mobil. Keluar dari mobil dengan langkah tertahih yang mulai berlari. Mengingat ia di kejar oleh puluhan orang.

••••

"Kemana Queen?!" Bentak Calvin pada anak buahnya yang hanya menemukan mobil milik Varren yang sudah hancur di bagian depan nya.

"Maaf t-tuan. Kami tidak dapat melihat ke mana nyonya tadi berla—"

BUGH!

"Temukan gadis ku! Atau kalian semua MATI!!" Bentak Calvin yang di angguki oleh puluhan anak buahnya yang mulai berpencar untuk mencari keberadaan gadis dari ke empat tuan muda mereka.

"Sialan!" Desis Celvin, berjalan memasuki mobilnya kembali, untuk mencari keberadaan kelinci nakal mereka.

•••

Halo semuanya. Udah berapa abad ni aku gak update? Kangen gak si sama ceritanya?

Semoga kalian bisa selalu nemenin aku sampai cerita ini tamat!! Jangan cuman baca, pas ceritanya udah tamat oke. Gak seru, nanti gak bisa rasain sensasi nya pas nunggu, hehehe

Jangan lupa VOTE DAN KOMEN!!

Selamat menunggu part selanjutnya...

Obsesi Devil'sحيث تعيش القصص. اكتشف الآن