Adam dan Dalira

5.7K 103 1
                                    

Guys, setelah terjebak lama dengan writer block aku, akhirnya setelah beberapa purnama berlalu aku mutusin buat keluar dari zona nyaman aku. Aku mulai mencoba menulis lagi walaupun sedikit susah buat produktif kayak dulu lagi. So please aku mohon banget klian ramaikan cerita ini yah. Semoga kalian suka ceritanya. Vote dan coment yang banyak.

"Ra, perasaan dulu pantat lo beruntusan deh, mana ingus lo meler sampe kemana-mana, rambut lo acak-acakan, jarang mandi lagi, daki dimana-mana

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

"Ra, perasaan dulu pantat lo beruntusan deh, mana ingus lo meler sampe kemana-mana, rambut lo acak-acakan, jarang mandi lagi, daki dimana-mana. Kok bisa kaya sekarang? Lo oplas ya?"

Plak

Satu tamparan berhasil mendarat dengan mulus di wajah pria yang sedang bersandar di pinggir kolam berenang. Namanya Adam, Adam Bagaskara. Gadis di depannya kini langsung melayangkan satu tamparan keras karena mendengar ucapan Adam yang mengomentari fisiknya.

"Anjing... Sakit tau, ra!"

"Oplas matamu! Ya nggak lah, Ira cantik begini itu karena emang udah waktunya berubah. Cewek jelek kalau udah glow up, kelar hidup lo!" ucapnya.

Adam melipat bibirnya ke dalam, tawannya hampir pecah mendengar ucapan Dalira. Namun ia tahan agar gadis itu tidak kembali menamparnya lagi.

"Tau deh yang udah glow up, tapi sayang nggak laku-laku," ucap Adam mengejek Dalira.

Dalira mendengus kesal. Adam selalu saja membuatnya kesal.

"Emang nggak lagi jualan kok, wle..." Dalira meletakkan lidahnya ke arah Adam dan kembali melanjutkan aktivasinya berenang pagi ini. Diam-diam Adam menegak air liurnya saat melihat bongkahan pantat Dalira yang dibalut pakaian renang yang ketat, di tambah lagi pinggangnya yang ramping. Adam jadi teringat Dalira yang sekarang dan yang dulu memang jauh berbeda. Dulunya kucel dan dekil begitu, sekarang jadi cantik dan seksi.

Adam dan Dalira memang sudah mengenal sejak dulu, bahkan sejak Keduanya masih duduk di bangku sekolah. Adam yang saat itu sudah SMP sedangkan Dalira masih SD.

Adam terus memperhatikan Dalira yang masih asyik berenang di dalam kolam. Ia akui kemampuan renang gadis itu kian meningkat dibandingkan dulu.

"Dam, ayo makan siang dulu! Sekalian ajak Ira ya, dia ada kelas siang ini, kalau nggak di ingetin bisa-bisa kebablasan berenang terus," ucap seorang wanita paruh baya yang datang di belakang Adam. Dia adalah Novi, Bunda Dalira.

"Ah, iya Tante," ucap Adam yang keluar dari dalam kolam berenang.

Novi tersenyum dan kembali masuk ke dalam rumah. Adam berdiri dan mengambil handuk dan berjalan ke arah Dalira yang sedang menarik nafas di pinggiran kolam.

"Buruan naik! Tante Novi manggil lo, katanya lo ada kelas siang ini," ucap Adam melemparkan handuk tersebut hingga menutupi kepala Dalira dan pergi begitu saja sebelum mendapat amukan dari gadis itu.

Jodoh '5' LangkahKde žijí příběhy. Začni objevovat