••••

"Hai kak Celvin" sapa salah satu siswi meng hampiri meja mereka dengan selembar buku yang di sodorkan pada Celvin.

"Boleh aku minta nomor Kaka gak?" Tanya nya Devan dan Varren terkekeh ringan. Merasa lucu dengan pertanyaan gadis yang meminta nomor Calvin ini, sangat berani. Pikir mereka berdua.

"Gue izin cewek gue dulu." Datar Celvin tanpa menatap gadis yang meminta nomornya, memilih mengotak Atik ponsel nya untuk melihat foto gadisnya yang di kirim kan Jordan tadi.

"K-kak Celvin punya cewek?"

Menaikan sebelah alisnya dengan tatapan dingin nya pada gadis di samping nya ini. Celvin berucap. "Menurut lo?"

"K-kalo gitu, m-minta nomor kak Cleo. B-boleh g-gak?" Tanya mulai menyodorkan bukunya pada Cleo yang sedari tadi diam menatap foto Alya di dalam ponsel nya.

Menyimpan ponsel nya kasar, Cleo mulai menatap gadis yang meminta nomornya itu dengan dingin. "Lo? Minta nomor gue?" Tanya Cleo, yang di angguki oleh gadis itu.

Terkekeh sinis. Cleo menatap remeh gadis yang meminta nomor ponsel nya itu. "Udah ngaca belum?" Tanya Cleo, yang kembali membuat Varren dan Devan harus menahan tawa nya.

"U-udah kak"

"Seharusnya lo sadar diri setelah lihat kaca. Wajah lo gak secantik itu, tubuh lo gak beda jauh sama tripleks. Sok-soan mau minta nomor gue, ck! Dasar cewek murahan." Hina Cleo yang langsung membuat Devan dan Varren tertawa terbahak-bahak, begitupun dengan seisi kantin yang mendengarkan ucapan Cleo. Menertawakan gadis bodoh itu yang dengan berani meminta nomor Cleo yang di juluki pangeran es kutub Utara.

"Hahaha! Mending lo lihat kaca dulu deh dek! Kasihan kalo lo berusaha minta nomor Cleo dengan wajah lo yang pas-pasan pake bedak lima senti itu." Tawa mengejek Devan, membuat gadis tadi mulai pergi. Berlari keluar dari kantin dengan air mata yang membasahi pipinya.

"Kocak banget tu cewek!" Decak Varren tak habis pikir, tidak menyangka jika gadis di sini masih berani meminta nomor mereka walaupun sudah sering di tolak.

••••

Sudah hampir tiga jam Alya menonton TV dengan dua orang bodyguard yang selalu mengawasi dirinya seperti mata-mata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah hampir tiga jam Alya menonton TV dengan dua orang bodyguard yang selalu mengawasi dirinya seperti mata-mata.

"Apa kalian tidak bisa meninggalkan ku sendiri hanya untuk beberapa menit?!" Geram Alya, menatap dua orang bodyguard yang tengah berdiri di samping pintu.

"Maaf nona, kami akan meninggalkan anda setelah tuan muda datang"

"Apa kalian tidak lelah berdiri sepanjang masa?" Tanya Alya lagi. Sedikit kasihan karma dua orang bodyguard itu sedari tadi hanya berdi seperti patung di samping kanan dan kiri pintu.

Obsesi Devil'sWhere stories live. Discover now