Bab 54. Red Thread.

550 12 1
                                    

***

Davina segera memburu ke arah Greg begitu melihat suaminya itu datang. 

"Bagaimana Liberty? Kenapa dia tak ikut pulang?" tanyanya dengan wajah cemas, dia melihat ke arah belakang Greg, mencari sosok Liberty.

Greg menghela nafas lelah lalu menggeleng.

"Aku membiarkan dia di sana dulu untuk malam ini," katanya berujar pelan. 

Davina membelalakan mata mendengarnya.

"Apa? Kau bercanda? Dia pasti ketakutan di dalam sel sana, Greg!" serunya semakin khawatir.

"Aku tahu!"

"Greg!"

Greg memijit keningnya lalu duduk di sofa, Davina segera mengikutinya dan duduk di sampingnya.

"Greg, Liberty bisa saja dirundung oleh tahanan lain di dalam sel sana, apa kau tidak berpikir ke sana?" kata Davina, raut wajahnya mengkerut penuh kecemasan. Dia tahu bagaimana kehidupan di dalam penjara meski itu hanya sel sementara di kantor polisi setempat.

Greg menarik nafas, dia tampak merenung sebentar, sepertinya dia juga memikirkan hal itu.

"Aku tahu, Davina, tapi si pelapor tidak akan mencabut tuntutannya selama Liberty tidak meminta maaf padanya," katanya risau.

Davina mengerutkan kening mendengarnya.

"Memangnya apa yang dia lakukan? Apa itu sesuatu yang buruk?" tanyanya semakin was-was.

"Hanya kenakalan remaja menurutku, dia melempar kaleng soda dan mengenai kepala orang itu sampai mengalami luka sobek," terangnya.

"Hanya itu? Kenapa dia tidak mau berbaik hati dan keras kepala membawa semuanya ke kantor polisi?" tanya Davina mengernyit heran.

"Entahlah, menurut Alberto, dia orangnya tegas dan tidak suka dibantah," kata Greg mengerutkan keningnya, seolah berpikir.

"Namanya Frankenstein, mantan mafia."

Kedua alis Davina terangkat mendengarnya.

"Sepertinya dia orangtua yang angkuh dan selalu bersikap serius terhadap apapun, dan tidak punya sifat pemaaf pada anak kecil!" dengus Davina kesal sendiri.

"Aku juga tidak pernah mendengar apapun mengenai orang itu, tapi menurut Alberto dia itu orang yang cukup berpengaruh di kota ini," kata Greg lagi. Seberapa keras pun dia berusaha mengingat setiap orang kenalannya, dia tak pernah mengenal sosok Frankenstein ini.

"Alberto hanya mengada-ada, biar aku sendiri yang ke sana untuk membawa Liberty pulang!" tukas Davina geram sendiri, dia tak bisa berdiam diri membayangkan Liberty ketakutan dikelilingi para pelaku kriminal di dalam sel sana.

Greg hendak membuka mulut untuk menimpali, namun istrinya itu sudah beranjak pergi dari sofa dan melangkah lebar-lebar menuju kamar.

"Sa-Sayang! Jangan pergi sekarang!" kejarnya seraya bergegas bangkit berdiri untuk mengejar Davina.

"Apa kau sudah gila membiarkan anak gadismu sendirian di dalam sel sana? Ayah macam apa kau ini?!"

Greg yang baru saja memasuki kamar dibuat ternganga begitu saja dengan ucapan Davina. Terkejut? Iya!

"Davina, aku tidak bermaksud mengabaikan dia, Liberty butuh teguran sedikit lebih keras untuk membuatnya sadar dengan apa yang dilakukannya!" kata Greg, dia merasa tidak enak hati jadinya.

Davina menoleh dengan mata mendelik tajam.

"Iya, tapi bukan dengan cara kasar seperti ini!" tukasnya sembari menunjuk wajah Greg.

Being Your MamaWhere stories live. Discover now