12. A Little Lust Changes Everything.

494 28 0
                                    

***

Greg memeluk Davina erat, seolah baru saja berpisah berabad lamanya. Membuat wanita itu tertawa.

"Apa ada sesuatu?" ujar Davina menyentuh pipi Greg gemas.

Pria itu menggeleng lucu, sambil tangannya tetap merengkuh pinggang Davina. "Aku hanya ... kangen?" jawabnya setelah berpikir sejenak.

Davina tergelak. Gre melafalkan bahasa Indonesia dengan unik.

"Darimana kau tahu kata itu?" tanya Davina geli.

Greg tersenyum lebar, "Kau sering mengucapkannya dulu." jawabnya seraya membukakan pintu mobil untuk Davina.

Davina sekali lagi tertawa. Mengangguk membenarkan. Di awal perkenalan dengan Greg ia masih sesekali menggunakan bahasa Indonesia. Dengan sisa tawanya, ia kemudian masuk ke dalam mobil. Setelah Davina duduk dengan nyaman, Greg pun menutup pintu.

Sebelum ia pun ikut masuk ke dalam mobil, sebentar ia mendongak ke arah gedung kantor Brighton. Memandang ke arah jajaran jendela kaca itu. Lalu tersenyum penuh kemenangan. Ia merasa jika ada seseorang yang tengah memperhatikan mereka dari salah satu jendela itu.

Dan memang benar.

Dari balik kaca jendela di atas sana, Axel berdiri dengan tangan mengepal erat. Matanya menyorot dingin dan tajam. Melihat kemesraan kedua orang di bawah sana.

Dia lalu mendenguskan tawa, berkacak pinggang seraya memegangi kepalanya.

"Sepertinya aku harus kembali bersaing denganmu, Greg!" gumamnya sambil menggelengkan kepala tak habis pikir. Kenapa ia harus bertemu kembali dengan musuh lamanya itu, dan kali ini berpusat pada wanita yang sama.

Sementara itu, Greg tampak mengemudi dengan ceria. Wajahnya tak henti-hentinya tersenyum sambil sesekali menoleh ke arah Davina. Membuat wanita itu ikut tersenyum heran melihatnya.

"Ada apa? Kau terlihat senang sekali!" tanya Davina merasa lucu melihat laki-laki itu seperti anak kecil yang sedang menuju taman bermain.

Greg terkekeh, "Tidak ada," jawabnya sambil mengelus pipi Davina, "aku senang kita bisa makan siang bersama seperti ini. Aku bisa menjemputmu setiap hari." tambahnya lagi beralih menggenggam tangan Davina dengan satu tangan.

Davina mengangguk mengiyakan, meskipun masih merasa heran dengan tingkah laku Greg kali ini.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Greg seraya menarik tuas rem, ketika mobil berhenti di lampu merah.

"Apanya?" tanya Davina yang tengah memeriksa ponselnya, ada pesan dari Claire.

Greg menoleh, melihat Davina tampak serius menatap layar ponsel, membuatnya gemas. Maka tanpa aba-aba, tangannya menarik dagu Davina menoleh ke arahnya, dan tanpa bicara langsung mencium bibir wanita itu.

Davina tertawa di sela ciuman mereka, meskipun kemudian membalas dengan mesra. Tangannya beralih menyentuh tengkuk Greg dengan lembut seraya memejamkan mata menikmati ciuman mereka.

Greg tersenyum di sela tautan bibir mereka, lalu menyudahi pagutan itu. Menatap Davina yang terengah dengan wajah merona merah.

"Kau membangunkan sesuatu," bisik Greg mengerling nakal.

Davina sontak tertawa seraya memalingkan wajahnya yang semakin memerah. "Tidak!" ujarnya seolah menyesal.

Greg tersenyum melihatnya. Perasaan hangat selalu memenuhi hatinya setiap kali melihat Davina tertawa seperti ini. Hingga kemudian terdengar klakson dari mobil di belakang, Greg menghela nafas panjang seraya melepas tuas rem.

"Kita lanjutkan nanti malam!" celetuknya sambil kembali menginjak pedal gas.

Davina kembali tertawa dengan wajah merona malu. Ia menggeleng melempar pandangan keluar jendela. Tapi kemudian ia tampak teringat sesuatu, lalu kembali menoleh pada Greg.

Being Your MamaWhere stories live. Discover now