13. The Reason.

401 24 0
                                    

***

Liberty meloncat turun dari mobil, membanting pintu mobil, tak peduli jika Mori mendelik padanya. Lalu berjalan cepat menuju pintu. Mori berlari mengejarnya, meraih tangan Liberty dan menarik gadis itu untuk berbalik padanya.

"Apa?" tanya Liberty menaikkan suaranya, menatap Mori dengan sengit.

Mori terdiam melihat reaksi Liberty, matanya menatap sendu. Lalu perlahan melepaskan tangan Liberty. Berdiri terdiam tanpa bicara apa-apa.

Liberty merasa terluka, karena Mori seolah menolaknya. Membuatnya berpikir jika dirinya tidak cukup pantas untuk laki-laki itu. Entah apapun alasannya. Dan melihat Mori yang terdiam di tempatnya, Liberty mendengus sinis. Dengan marah ia kembali berbalik, berjalan menaiki teras rumah Claire.

Sebelum tangannya menyentuh gagang pintu, terdengar jeritan minta tolong dari dalam rumah. Sontak Liberty mendongak, saat menoleh ke arah Mori, laki-laki itu pun tampak membuka matanya lebar-lebar seraya terdiam mendongak berusaha mendengar.

Terdengar suara teriakan, dan jeritan minta tolong untuk kedua kali. Itu berasal dari lantai dua. Mori pun membelalak dan langsung berlari memburu membuka pintu. Tanpa menunggu lagi terus berlari menaiki tangga ke lantai atas, mengikuti suara teriakan. Liberty pun segera mengikuti dengan cepat.

"Claire!"

Keduanya sampai di lantas atas tepat di depan kamar Claire, suara keributan semakin jelas diselingi dengan jeritan Claire yang terdengar menangis kesakitan.

"Claire!" teriak Mori di depan pintu.

"Mori! Tolong!"

Mori segera mengambil ancang-ancang, lalu mendobrak pintu kamar dengan badannya. Satu kali gebrakan, pintu itu langsung terbuka dengan kedua engsel terlepas. Daun pintu itu terbanting keras di lantai.

"Claire!"

Mori melotot melihat pemandangan di hadapannya.

Yoda tengah memegangi tangan Claire yang berdiri membelakangi, keadaannya tampak menyedihkan. Tanpa busana sehelai benangpun, wajahnya sudah babak belur dengan beberapa luka. Dan Yoda tanpa celananya, tengah menggagahinya.

Amarah Mori pun meledak. Ia berteriak memburu ke arah Yoda, menarik rambut laki-laki itu hingga posisinya terlepas dari Claire, dan langsung menghajarnya tanpa ampun.

Liberty menangis sedih melihat kondisi Claire. Ia segera menarik selimut yang teronggok di lantai dan menutupi tubuh Claire. Memeluk sahabatnya itu yang juga menangis histeris dalam pelukannya. Menyaksikan Mori yang kalap melayangkan pukulan dan tendangan membabi buta meskipun Yoda sudah terkapar tak sadarkan diri dengan wajah berdarah-darah.

"Hentikan! Mori, sudah cukup!" teriak Claire dengan suara lemah.

Liberty pun bangkit, menghambur ke arah Mori dan memeluk pinggang laki-laki itu.

"Cukup, Mori! Hentikan!" teriak Liberty sekuat tenaga bertahan dari hentakan tubuh Mori yang masih berusaha melayangkan pukulan.

Mori berhenti. Nafasnya tersengal, berdiri melihat ke arah Yoda yang memang sudah tak berdaya di bawah kakinya. Liberty menangis lelah masih memeluknya. Mori pun beralih memeluk Liberty. Sementara Claire pun terkulai lemas dengan sisa tangisnya.

***

Liberty menatap Claire yang terbaring di atas stretcher. Selimut menutupi tubuhnya hingga ke dagu, juga dengan penyangga leher. Gadis itu terpejam, pingsan setelah mengalami hal mengerikan setiap perempuan. Juga penyiksaan brutal yang dilakukan Yoda membuatnya mendapatkan beberapa luka dalam.

Mori datang, kemudian meraihnya ke dalam pelukannya. Liberty terdiam. Ketika petugas rumah sakit mendorong  Claire memasuki ambulan, Liberty memalingkan wajahnya. Menangis dalam diam di dada Mori.

Being Your MamaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt