BAGIAN 26

10.9K 1.4K 470
                                    

P awokawok

P awokawok

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Bagian 26: A Space, Serra.

Rayyan meneguk teh hijau tanpa gula yang rasanya mirip rumput pahit untuk ke dua-belas kali. Cowok tersebut menghindari alkohol dahulu sekarang. Jika Ia meneguk minuman memabukkan itu, bisa di pastikan otak jenius Rayyan akan tiba tiba bodoh otomatis.

Kalau otaknya jadi bodoh, bagimana Ia bisa berfikir cara memenangkan perhatian Serra kembali?

"Waduh pak Boss, udahan woi, " Jaskar datang dengan terburu, merebut gelas kecil teh yang nyaris kembali di teguk Rayyan, "mau lo jadi daun? kalo ada masalah tuh cerita," seloroh-nya lagi.

Selanjutnya, dari arah pintu masuk rumah Rayyan terlihat atensi Lintang yang dengan tergopoh heboh masuk. Pria dengan nafas yang tampak ngos-ngosan itu  langsung duduk  mengambil tempat di samping Rayyan. Mengibas wajah kemerahan milik-nya yang terasa panas akibat berlari sekaligus panik.

"Mabok kok ga ngajak ngajak, temen macam apa lo Ray? ga ce-es bah," Ia kontan mengambil gelas yang Jaskar pegang. Menyeruput isi gelas, lalu reflek memuntahkan-nya kembali.

"Lah kok pahit daun?"

"Itu teh goblok," Hujat Jaskar.

"Kok marah?"

Baru ingin menyahut, gebrakan meja sontak membuat Jaskar maupun Lintang mengatupkan bibir. Antara terkejut, dan takut sekaligus. Mereka dengan lamat melirik Rayyan bersama wajah tertekan-nya yang kentara, kesal; sedih; takut; ada apa sebenarnya dengan cowok itu?

"Gue takut, " Jaskar dan Lintang memusatkan perhatian pada Rayyan, menunggu sang bucin Serra melanjutkan ucapan-nya yang terdengar penuh ragu, "Gue takut, Serra sayang Reven lebih dari gue."

Rayyan sontak meraup keseluruhan wajah-nya dengan telapak tangan, membiarkan bahu tegapnya tampak turun tak bersemangat, "Gue takut kalah, " nafas pria itu tampak terburu, "gue selalu takut kalah."

"Gue harus apa?"

Pandangannya naik, pupilnya bergetar, sarat putus asa.

Lintang yang paling dekat dengan sosok Rayyan merangkul pria itu, "Gini," Lintang menepuk pundak Rayyan sekilas, "ada yang bilang, kalau ketika kita pergi, seseorang baru akan menghargai kehadiran," Pandangan Rayyan mengerut tak mengerti.

"Lo nyuruh gue putus?"

Lintang lantas menggeleng panik, yakali berani rakyat kecil nyuruh boss besar putus. Pria itu menarik Jaskar untuk ikut duduk bersama, merangkul dua pria itu akrab secara bersamaan. Dengan percaya diri, Lintang tersenyum lebar.

"Coba lo ngilang dulu, cuek kek," Rayyan masih menatap penuh Lintang, "biar Serra ngerasa kehilangan dan nyari-nyari lo Bung, biar cewek lo tau kalau lo itu bagian berharga dari hidup-nya."

Character Boyfriend'sWhere stories live. Discover now