BAGIAN 2

25.4K 2.2K 24
                                    

Bagian 2 : Hope(less)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagian 2 : Hope(less)

Ajakan kantin dari Ziel langsung Serra tolak tanpa di sertai alasan jelas. Entah apa jawaban laki-laki tersebut Serra tidak ingin mau tau, setelah langsung Serra memutuskan untuk mematikan data ponsel-nya. Hanya pesan Ziel yang berani Serra balas, selebihnya hanya Serra read. Gadis itu mendadak gelisah, saat rasa lapar mulai menguasai perut-nya.

Serra memandang-pandang cemas pintu masuk kelas, harap-harap takut salah satu pacar aplikasi gadis itu datang. Pricilia yang memang sedari tadi ikut ikutan di tahan di dalam kelas kini menatap dengan jengah. Warga kelas hanya tinggal mereka berdua, yang lain ke kantin atau sekedar ngapel ayang di kelas lain.

"Serra lo marahan sama pacar-pacar lo sampe segininya?" Pricilia memutar bola mata malas, "pasti mereka khawatir sama lo, minimal kabarin yang jelas, contohin gue nih."

Desahan nafas kasar memenuhi pendengaran Pricil, "ahhh gue tuh jomblo Pricil, kapan-kapan dah gue punya pacar? percaya sama gue pleaseeeeee," satu satu-nya orang teman dekat Serra di dunia ini lantas menatap gadis itu prihatin.

"Apa gue harus jedotin kepala gue biar bisa bangun dari mimpi burik ini? " Serra bergumam dengan tiba-tiba. Serra kontan memejamkan mata,  mendekatkan kepalanya ke arah meja, mengambil ancang ancang untuk mempertemukan mereka berdua. Setelah komat kamit penuh harapan, Serra memantapkan tekat.

"Wadoh! meja apa nih melempem kaga sakit!" masih dengan mata terpejam, lagi lagi mencoba menabrakkan kepalanya dengan meja. Dapat Serra dengar,  suara Pricilia terkikik menyaksikan kelakuan bodoh gadis itu.

"Buka- mata - Serra- tolol."

Serra sayup sayup mendengar suara penuh penekanan dari Pricilia. Sesuai printah Pricil, Serra membuka matanya. Hal yang Serra lihat pertama kali adalah dasi dengan lipatan rapi bersama dada rata, yang tentu saja bukan dada gunung milik Pricilia. Pandangan Gadis itu mulai beralih keatas, tepat di ke dua pasang mata sayu yang juga masih menatap tanpa kedip.

Mengunci atensi netra Serra di kelam iris matanya langsung tanpa ampun.

Serra bukan tak sadar, aura cowok ini tampak marah bersamaan dengan gurat gurat heran di kening-nya. Gadis yang baru sama melakukan percobaan tabrak meja berkedip, memutus tak langsung tatapan mereka. Dari sudut matanya,  Serra dapat melihat Pricilia yang entah sejak kapan pindah tempat duduk di seberang meja, gadis itu terlihat masih terkikik.

"Tangan lo bisa minggir ga ya,  ganteng? gue mau eksperimen! "

"Ga boleh, gue gamau,"

"Skip, sok asik baru kenal."

Tangan Serra mendorong dorong dada bidang cowok sok asik yang nahan-nahan niat baik dia buat balik ke dunia nyata. Praktek yang baru Serra lakukan tersebut penting bagi masa depan dan ketentuan hidup Serra sampai tua. Namun, bukan-nya tergeser, Serra dapat merasakan cowo ganteng nan tegap tersebut makin memperkukuh badan agar tetap pada posisi.

Character Boyfriend'sWhere stories live. Discover now