Padahal aku sudah sering melihatnya naked, tidak ku sangka mengenakan baju pun dapat merangsang bagian bawahku. Tidak ada pilihan lain, aku hanya menghela napas, menahan itu semua.

Rolf mengangguk berulang kali dengan hidung yang mengendus-endus Natalie.

"Aumm, Aumm (Kau tampak cantik, mate, dan sangat wangi)" ucap Rolf kesenangan.

Lidahnya yang besar itu terus saja menjilat Natalie hingga tubuhnya terjatuh. Bagaimana tidak jika ukurannya sebesar badan wanita itu.

Sontak tangannya menahan kepala Rolf dan mengelusnya lembut. Tawanya menggema di tengah heningnya malam, membuatku terpaku melihatnya.

"Ah, sudah, Rolf! Geli hahaha," rintihnya sambil meringkuk seperti kucing kecil yang menggemaskan, aku ingin memakannya.

Sayangnya, aku hanya bisa melihat tanpa menyentuhnya sama sekali.

Rolf yang puas membaringkan tubuhnya di atas Natalie hingga badannya tenggelam dan basah karena bulunya.

Namun, bukannya menolak, Natalie malah memberikan pelukan dan mengelusnya lembut. Dia saja tidak pernah melakukannya padaku, pilih kasih sekali!

"Sudah! Aku mau berenang," pinta Natalie yang langsung diberikan jarak oleh Rolf, mempersilakan.

Tidak ada penolakan, Natalie terlihat semakin menempel pada serigala itu dan kadang kala menciumnya gemas. Keningku mengerut, menyadari sesuatu, tingkahnya berbeda sekali jika bersamaku.

Natalie menunduk dan mengikat rambutnya ke atas hingga menampilkan bahunya yang tidak tertutupi apapun. Helainya yang terlihat sangat lembut membuatku ingin mengelusnya. Sialnya, aku tidak dapat melakukan apa-apa di saat ada daging segar di hadapanku.

"Aumm! (Kau cantik, mate!)" puji Rolf dengan wajah menganga, ludahnya sampai turun dari mulut dan tubuhnya hanya terpaku, seperti anjing yang tengah melihat mangsanya.

Namun, tidak ku duga pipi Natalie merona dan menatap Rolf malu-malu. Senyumnya dia tahan dan pandangannya tampak tidak fokus.

Aku merasa panas ingin membunuh Rolf, bisa-bisanya Natalie menunjukkan wajah manisnya itu ke jantan lain. Aku cemburu.

"Kau mengatakannya dua kali, Rolf, aku sudah mendengarnya tadi. T-terima kasih," ucapnya dengan gugup dan setengah berlari ke arah sungai.

Natalie mencelupkan kakinya ke sana dan tidak berapa lama dia benar-benar masuk ke dalam air tersebut. 

Dengan gerakan halus pula, Natalie mencuci muka dan mambasuh tubuhnya. Rambutnya yang setengah basah kini merintikkan air ke bahu mulusnya. Terlihat mengkilap hingga aku gelap mata. Meneguk ludah kasar, aku sungguh ingin menyentuhnya.

"Kau tahu? Aku sudah tidak mandi selama seminggu, Alex yang menyebalkan itu tidak memperbolehkanku turun dari kasur. Bahkan ke kamar mandi saja harus ditunggu olehnya, apa kau tahu bagaimana rasanya? Aku lebih suka bersamamu, Rolf," jelasnya yang menyakiti hatiku. 

Apakah separah itu? Mendengar ucapannya yang jengkel seakan menamparku. Sepertinya aku terlalu posesif padanya. Padahal Natalie tidak kemana-mana, namun tetap saja ada ketakutan dia tiba-tiba menghilang.

Aku hanya ingin menjaganya tetap berada di dekatku.

"Aumm, aumm (kau tetap wangi, mate, tidak mandi pun aku tetap menyukaimu)" gombal Rolf menatap wanitanya dengan berbinar.

Matanya terbelalak lebar dan lidahnya semakin liar menjulur ke bawah, mengundang senyum Natalie. 

Namun, secepat kilat dia mengubah ekspresinya. Bibirnya mengerucut sedih dan alisnya menyatu, tidak suka.

"Tapi aku lelah berhubungan dewasa, bisa minta Alex berhenti menyentuhku?" tanyanya dengan memelas

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Tapi aku lelah berhubungan dewasa, bisa minta Alex berhenti menyentuhku?" tanyanya dengan memelas. Aku merasa seperti tersangka saja dibuatnya, padahal kan memang hak ku untuk melakukannya. Ku kira setelah menjadi suami, aku tidak perlu meminta izinnya lagi.

Tidak, turunkan egomu, Alex. Sudah pasti Natalie tidak menyukainya. Sepertinya aku harus menahan diriku untuk tidak bercinta sementara waktu.

Membayangkan Natalie mendiamkanku lagi, membuatku tidak nyaman. Memang pilihan yang benar berubah menjadi Rolf, setidaknya aku bisa mendengar suara merdunya lagi.

"Aumm, aumm! (Itu di luar batas kami, cantik, penyatuan membuat kami lebih hidup. Dan kurasa werewolf lain akan melakukan hal yang sama jika sudah menemukan mate-nya)" jelas Rolf yang membuat Natalie terdiam.

Matanya hanya menatap kosong ke depan dengan pandangan sedih yang tidak dapat ku mengerti. Hanya dengan melihat raut wajahnya saja aku merasa bersalah.

Seharusnya aku tetap menjaga senyumnya, bukannya malah merubah ekspresi itu menjadi sayu.

Apalagi setelah mendengar ucapannya yang terdengar pasrah, aku seperti orang brengsek yang hanya menginginkan tubuhnya saja.

"Jadi, apa aku harus menerimanya begitu saja?" lirihnya sambil melamun.

Entah sejak kapan, aku jadi takut Natalie menyesal menikah denganku. Aku tidak tahu bagaimana perasaannya, yang ku pikirkan hanya kenikmatanku sendiri. Benar-benar egois. 

Aku tidak ingin mengetahuinya lebih jauh lagi, perlahan aku menjauhi pandanganku dari Natalie sambil menulikan pendengaran. Tidak ku pedulikan lagi apa yang mereka bicarakan selanjutnya, hanya samar-samar yang dapat ku dengar.

Tanpa ku tahu jika Rolf melakukan sesuatu di belakangku, hal yang tidak pernah ku pikirkan sebelumnya.

"Aumm, aumm? (Ku yakin kau pun tidak akan bisa menolaknya, cantik. Darahku lebih pekat daripada Alex, kau bisa menjadi werewolf selama tiga hari jika mencobanya sedikit, kau mau? Setidaknya kau harus tahu bagaimana rasanya menjadi kami, mate)"

-----------------

SIAPAAA YG GASABAR NATALIE JD WEREWOLF??️☝️

NNTI IKUTAN AUM AUMM WKWKWK

SIAPAAA YG KASIAN SM ALEXX??JGN BILANG GAADAA😔

BTWWW VOTE DAN COMMENTS DULU YAAA BIAR GUE CPT UPDATE

YG BNYKKK PLIS PLIS EHEHEHHE SPAMM

LOVE YOUUU🤍

Pet Me, I'm Your Wolf!Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt