BAB 36

30.2K 1.5K 278
                                    

TUMBEN KAN SIANG" SIAPA YG SENENGG??

OIYAAA JGN LUPA DIBELIII SPECIAL BABB 35 PART 1&2NYA EHEHEH BIAR GUE SENENG GITU🥺

THANK UUUU AND ENJOYYY!

---------

Napasku terengah-engah dan pandanganku buram menatap Alex yang sudah lebih dulu memejamkan mata. Badanku yang terasa lemas tidak dapat melepaskan diri dari pelukannya.

Menghela napas, aku hanya melamun menatap wajahnya yang berada sangat dekat denganku. Ucapannya beberapa menit yang lalu masih terngiang di kepala, menimbulkan degupan kencang di jantungku.

"Terima kasih, sayang. Aku tidak tahu harus mengatakan apalagi selain berterima kasih karena sudah hadir di hidupku. Tidurlah yang nyenyak, aku akan menjagamu semalaman, cantik."

Menyebalkan, hanya dengan mendengarnya saja aku sudah salah tingkah sendiri. Dasar lelaki, hanya bermulut manis setelah diberikan sesuatu!

Padahal Alex bilang tidak akan lama, pada kenyataannya kami bermain hampir tiga jam. Dia tidak membiarkanku bernapas selama itu, ada saja tingkahnya menyentuhku sana sini.

Bahkan aku tidak yakin jika dia masih ingin ke kamar Natasha setelah melihat tidurnya yang sangat nyenyak. Namun, entah mengapa aku ingin memastikannya sendiri.

Dengan jail, aku menepuk pipinya dan meniup-niup wajahnya.

"Hei, hei, bangun! Pindah sana ke kamar wanitamu yang lain!" sindirku dengan memukul bahunya lebih kencang.

Perlahan, Alex sedikit membuka matanya dan melihatku dengan sayu, khas seperti orang baru bangun tidur. 

Tidak menjawab ucapanku, pria itu hanya menggeram tidak nyaman dan semakin mempererat pelukan kami. Dagunya dia tumpukan di atas kepalaku dan kakinya melingkar di pinggang.

Ditambah lagi ekornya yang bergerak ke kanan kiri, merasa nyaman. Berbeda denganku yang memberontak, ingin lepas.

 Berbeda denganku yang memberontak, ingin lepas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alhasil, aku tidak dapat bergerak sama sekali.

Tidak menyerah, aku memundurkan kepalaku dan menatapnya dengan jengkel. Tanganku yang terkurung, ku lepas dengan cepat dan mengarah ke pipinya.

Tanpa aba-aba aku mencubitnya kencang.

"Bangun! Wanitamu menunggu, tuh, pergi sana!" usirku sekali lagi yang berhasil membuka matanya.

Keningnya mengerut dalam dan bibirnya maju seperti bebek. Dari raut wajahnya saja aku tahu bahwa dia tengah merajuk.

Alex mengucek matanya yang terasa gatal dan menguap lebar di hadapanku. 

"Apa sih, sayang? Wanitaku kan hanya kau, cantik," ucapnya serak. Dengan modus pula dia mencium pipi dan bibirku tanpa peringatan, membuat mataku terbelalak.

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now