BAB 41

19.7K 1.2K 94
                                    

ENJOYYY

--------

Natalie POV

"Apa yang terjadi? Kau menangis?" Tanya Bryan dengan wajah terkejut.

Punggungnya yang tadi bersandar pada dinding langsung menghampiriku. Langkahnya tegas dan tangannya terulur, bersedia memberikanku dadanya.

Sedangkan aku masih saja menunduk. Padahal sudah ku tahan sekuat mungkin, namun tetap saja air mata ini turun dengan sendirinya. Aku benci mengingat apa yang ku lihat tadi.

Tanganku mencengkram jaket Bryan kuat, menjadikannya tompangan.

"Bryan, Alex, d-dia—" lirihku terbata-bata diiringi dengan tarikan napas yang kuat. Kurasa aku tidak bisa melanjutkannya.

Dengan cepat aku menutupi wajahku sendiri menggunakan sebelah tanganku, terlalu malu untuk menunjukkannya pada Bryan.

Dengan cepat aku menutupi wajahku sendiri menggunakan sebelah tanganku, terlalu malu untuk menunjukkannya pada Bryan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Badanku sampai gemetar melihat kedua orang berbeda jenis kelamin itu sedang bergumul dan bersentuhan. Aku tidak pernah membayangkan seorang Alex dapat melakukannya dengan wanita lain.

Seakan mengerti apa yang akan ku katakan, Bryan meletakkan jari telunjuknya di bibirku dan tangannya mengelus pipiku lembut, menghapus air mata di sana.

"Sst tenanglah, ceritakan padaku di rumah, ayo kita pulang!" ucapnya lugas, tanpa ada mau bantahan.

Selama sepuluh hari ini, aku mulai mengenalinya. Saat marah, Bryan akan menjadi sosok yang tegas dan menakutkan. Dia hanya diam, akan tetapi auranya bisa membunuh siapa saja yang berada di dekatnya.

Lelaki itu tidak seburuk yang ku bayangkan, mulutnya memang terlalu blak-blakan. Namun, semua itu sama persis dengan yang ada di pikirannya. Tidak muka dua seperti orang-orang yang pernah ku temui.

Bahkan Alex sekalipun. Di luarnya dia tampak dingin, padahal banyak pikiran mesum di otaknya. Meneguk ludah kasar, lagi-lagi aku malah membandingkannya dengan Alex.

Stop, Natalie, Alex tidak lagi menyukaimu.

Hanya dengan memikirkannya saja dadaku terasa sesak, seakan ada batu besar yang mengimpitnya. Pikiranku terasa kosong dengan mata menatap pada satu titik.

Luka di dahiku saja sampai tidak terasa sakit dibandingkan perasaanku sekarang. Alex tadi menutup pintunya dengan sangat kencang, membuatku sedikit terpental.

Jelas sekali bahwa dia tidak mau waktunya dengan Natasha terganggu. Kau bukan siapa-siapanya, Natalie.

"Dia melakukannya dengan Natasha, aku melihatnya sendiri, Bri," ungkapku pada akhirnya.

Bryan tampak terkejut, matanya terbelalak dengan pandangan menatapku khawatir. Bibirnya menggeram marah hingga gigi runcingnya terlihat sedikit keluar dari mulutnya.

Aku sudah tidak takut lagi dengan itu semua, Bryan benar-benar menunjukkan identitasnya padaku. Begitu pun denganku, kami sudah saling bersikap jujur.

Saat itu aku tidak punya siapa-siapa lagi untuk diajak bercerita dan Bryan sepertinya bukan pilihan yang buruk. Aku menceritakan semuanya, termasuk tentang Alex.

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now