BAB 5

140K 5.8K 110
                                    

UPDATEEE YEYYYY

CEPET LAH YAAAA

CEPET BGT LOH INIII!! KARENA KALIAN PADA SEMANGAT VOTE COMMENTSNYAA

TERHARU🥺🥺

ENJOYYYY

---------

Alex menatapku dalam dengan kedua tangannya yang memejarakanku. Beberapa menit yang lalu, setelah kami memasuki gudang ini, dia dengan sigap langsung menguncinya.

Entah dari mana Alex mendapatkan akses seperti itu, yang ku lihat tadi dia memang memiliki kunci yang sangat banyak.

Tanpa aba-aba pula pria itu memegang pinggangku dan menggendong ke atas meja. Darahku mendesir melihatnya berada sangat dekat di hadapanku.

Wajahnya hanya berjarak beberapa sentimeter dan hembusan napasnya yang kuat mengarah padaku.

Dipaksanya mata kami bertatapan dengan jarak sedekat ini. Aku baru tahu jika Alex memiliki mata coklat yang sangat bening dan indah, seakan aku bisa mengaca di sana.

Telinga kucingnya tampak terbuka lebar dengan ekor yang bergerak liar di belakangnya, seperti tengah kesenangan.

Walaupun wajahnya tidak berekspresi apa-apa, masih dapat ku dengar pikirannya yang berteriak di dalam sana. Entah bagaimana cara Alex menahannya.

"Astaga, Nat dekat sekali denganku! Aku harus bagaimana? Kaki ku gemetaran hanya untuk berdiri saja. Dia cantik sekali, Rolf, dan harumnya sangat wangi, aku bisa gila," ucapnya dengan beberapa kali berteriak histeris.

Tanpa sadar aku tersenyum mendengar pikirannya, tanganku refleks menutup bibirku yang mengembang. Alex lucu sekali, aku seperti melihat versi yang berbeda dari sosok biasanya.

Ekornya yang melingkar-lingkar tidak mau diam membuatku salah fokus pada benda tersebut.

Keningku mengerut melihatnya bertransformasi menjadi setengah serigala. Padahal di kelas dia tampak normal seperti manusia pada umumnya.

Sudah kewajiban kami, para mahluk immortal, untuk berpura-pura menjadi manusia. Bisa bahaya jika identitas kami diketahui, kemungkinan terburuknya adalah diasingkan.

Karena itulah melihat bulu-bulu serigala Alex adalah hal yang langka bagiku, rasanya tanganku gemas ingin mengelusnya. Werewolf termasuk mahluk yang paling jarang muncul, mengingat mereka bersurai dan susah untuk bersembunyi.

Dengan rasa penasaran yang teramat sangat, akhirnya aku pun menanyakannya.

"Hm Alex, ekormu keluar. Apa memang biasanya seperti itu?" lirihku tidak yakin. Tanganku menunjuk pada benda di belakangnya dengan ragu-ragu.

Bagaimanapun itu adalah hal yang tidak lumrah di dunia manusia, aku harus pura-pura belum mengetahuinya.

Alex ikut menatap ke belakang dan menganga melihat ekornya yang bergerak tidak beraturan. Mulutnya mangap dan matanya melebar.

Dengan cepat, dia memegang ekor tersebut dan mencoba menarik-nariknya.

"I-ini bukan ekor beneran, hanya properti. Tuh apa kau melihatnya? Ini bulu palsu, sayang. J-jangan takut padaku," ucapnya mencoba meyakinkanku.

Tarikan Alex pada ekornya terlihat sedikit kuat seakan ingin membuatku percaya. Begitu pun pada telinganya, dia menarik-nariknya, mencoba melepaskan.

Namun sayang usahanya itu sia-sia, malah yang ku dapatkan adalah keluhan Rolf yang terdengar mengomel dan menggeram marah.

"Sial, jangan tarik ekorku sekencang itu, bodoh. Hei hei itu semua tubuhku, jangan kasar padanya!"

Beberapa kali pula aku mendengarnya mengaum, tidak suka.

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now