《18》

2.1K 301 62
                                    

Mohon koreksi bila ada kesalahan kata, kalimat, typo dan lain sebagainya. Terimakasih

~Happy Reading♡~

Angin malam bertiup lembut, bulan dan bintang di atas langit terlihat begitu cerah dan indah. Leanna menatap langit di balkon asramanya sambil tersenyum manis dan membayangkan sikap Alka padanya saat acara sekolah tadi siang.

"Leanna, lo lagi apa?" tanya Rheya menghampiri Leanna seraya membawakan dua makanan yang Rheya masak.

"Lagi liat langit," balas Leanna.

"Nih gue bikinin zuppa soup buat lo," ucap Rheya seraya memberikan satu mangkok zuppa soup untuk Leanna.

"Wah makasih."

"Gue liat-liat, hari ini lo senang banget ya," ucap Rheya sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Kayaknya bukan cuma gue deh, tapi lo juga kan?"

"Mungkin satu sekolah ini kali ya," balas Rheya.

Ponsel Leanna berbunyi, Leanna segera menerima panggilan video dari Alka, "Lea,"

Rheya berdeham, "khem, gue masuk dulu ya Le," ucap Rheya menggoda.

Alka mengacungkan telunjuknya dan mengarahkan bola matanya ke atas, Leanna yang mengerti langsung mengangguk dan mematikan panggilan tersebut. "Rheya," panggil Leanna.

"Hm?" balas Rheya yang sedang mengunyah.

"Alka, hm ,hm," ucap Leanna sambil menunjuk ke atap dua kali.

○●○

Bagas menunjukkan sebuah kunci yang baru saja tiba setelah ia pesan beberapa hari lalu. Leanna menatap Bagas dengan heran, untuk apa kunci tersebut? Bukankah kunci beberapa ruangan telah dikembalikan?

"Oh iya, gue dan Rheya belum cerita tentang ini ya?" ucap Bagas.

Bagas menunjukkan sebuah foto yang berisikan pintu dibalik lemari di ruangan kepala sekolah. Lalu Bagas menggeser foto selanjutnya yang berisi handle pintu.

"Gue nemuin ini di balik lemari kepala sekolah," ucap Bagas.

"Lo inget kan Le, waktu gue ketuk-ketuk dinding kayu itu? Ternyata itu memang sebuah ruangan yang tidak diketahui siapapun," jelas Rheya.

"Kapan kalian kesana?" tanya Leanna.

"Waktu lo dihukum. Gue dan Rheya ke ruangan itu, sedangkan Alka dan Samuel ke ruangan Sistem," jelas Bagas.

"Jadi, kita harus kesana," lanjut Bagas.

"Kemana?" tanya dua orang yang baru saja datang.

"Ngapain kalian kesini?" tanya Bagas.

"Percaya sama gue, bukan gue pelakunya," ucap Vallerie memohon.

"Soal hukuman, gue lebih dari tiga hari itu," jelas Vallerie seraya menunjukkan lebam pada tangan dan wajahnya.

Cecillia heran kepada mereka berlima, untuk apa berkumpul malam hari di atas rooftop. Mata Cecillia tertuju pada kertas-kertas di atas meja, "Apa yang kalian rencanakan?" tanya Cecill.

Cecillia menghampiri mereka dan melihat kertas tersebut yang ternyata kosong. "Untuk apa ini?" tanya Cecill.

"Bukan urusan lo," balas Bagas.

CONFIDENTIAL {END}Where stories live. Discover now