《13》

2.3K 337 60
                                    

Mohon koreksi bila ada kesalahan kata, kalimat, typo dan lain sebagainya. Terimakasih

~Happy Reading♡~

Awan mendung serta gemerlap petir menghiasi langit pada hari ini. Angin kencang dan rintik hujan pun mulai turun sedikit demi sedikit. Sementara Leanna dengan terpaksa menjalankan hukuman yang diberikan padanya, pada orang yang tidak bersalah.

Leanna harus berlari mengelilingi lapangan sepak bola selama tujuh kali keliling. Apapun keadaannya, ia harus tetap menjalankan hukuman tetsebut. Pihak sekolah tidak peduli jika panas ataupun hujan, yang terpenting hukuman tersebut tuntas.

Hujan turun dengan deras, membuat wajah dan tubuhnya terasa sakit akibat sentuhan air hujan yang menampar kulitnya. Meskipun begitu, Leanna tetap berlari tanpa berhenti. Air hujan itu membasahi tubuhnya yang terasa lelah. Leanna benar-benar tersiksa atas hukuman ini.

Lima putaran telah ia lalui, namun kakinya tidak kuat lagi untuk berlari kencang. Leanna melambatkan langkahnya untuk meredakan kaki yang terasa pegal dan nafasnya yang terasa sesak.

"Apa ini juga yang jadi penyebab beberapa murid meninggal?" monolognya.

"Leanna, lo harus kuat. Suatu saat semua akan terbukti, percaya itu Lea," ucapnya meyakinkan dan menyemangati diri sendiri untuk tetap bertahan dan kuat menjalani hukuman ini.

Disisi lain Alka tidak fokus saat berada di dalam kelas. Pikirannya tertuju pada Leanna, ia khawatir dengan keadaannya, apalagi cuaca sekarang sedang hujan. Bukan hanya Alka saja yang khawatir, Samuel, Rheya dan Bagas pun terus memikirkan Leanna dan terus memikirkan cara untuk mengeluarkan Leanna dari hukuman tersebut.

"Gue bakal susul Leanna," bisik Alka pada Bagas.

"Jangan aneh-aneh," balas Bagas.

Alka mengacungkan tangannya, "Sorry sir, permission to go to the toilet."

Alka berlari menuju lapangan sepak bola, ia tidak peduli jika seragamnya basah kuyup diguyur hujan, yang terpenting ia mengetahui bahwa Leanna baik-baik saja. Setelah tiba di lapangan sepak bola, Alka melihat Leanna yang sedang berlari kecil dengan wajah yang pucat.

"Leanna," panggil Alka sembari menghampiri Leanna dan ikut berlari.

"Ngapain lo kesini? Nanti lo kena hukuman," ucap Leanna.

"Gak apa-apa, bahkan kalau bisa minta, gue aja yang dihukum, jangan lo," balas Alka.

"Alka, jangan aneh-aneh. Sana pulang, gue sanggup kok ngejalanin hukuman ini," usir Leanna.

"Lagian ini putaran terakhir, gue baik-baik aja kan?" lanjutnya.

"Lo selalu bilang bahwa lo baik-baik aja," balas Alka.

"Alka, lo harus pergi dari sini!" tegas Leanna.

"Gak!"

"Alka! Jangan keras kepala!"

Setelah mengatakan itu, pandangan Leanna terasa kabur dan perlahan menghitam, kepala Leanna begitu berat. Kakinya tak sanggup lagi untuk memahan tubuhnya. Akhirnya tubuh Leanna tumbang, Leanna terjatuh tiba-tiba. Alka dengan cepat menahan tubuh Leanna yang sangat lemas.

"Lea," ucap Alka khawatir.

"Lea, bangun."

Tanpa berkata-kata lagi, Alka segera membopong tubuh Leanna dan membawanya ke UKS. Alka sudah menduga, tubuh Leanna tidak akan kuat jika melakukan olahraga berlebih. Leanna akan mudah jatuh sakit jika dirinya kelelahan.

Saat tiba di UKS, Leanna ditolak mentah-mentah. Petugas UKS justru menyuruh Alka untuk membawa Leanna ke tempat hukumannya saja. Ia sama sekali tidak memeriksa keadaan Leanna, bahkan memberi obat pun tidak. Ia justru mengusir Alka untuk mengembalikan Leanna ke tempat Leanna dihukum.

CONFIDENTIAL {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang