《4》

3.1K 439 88
                                    

Mohon koreksi bila ada kesalahan kata, kalimat, typo dan lain sebagainya. Terimakasih

~Happy Reading♡~

Semua murid mencibir Cecillia yang sedang berjalan di sekitar koridor sekolah. Mereka menatap sinis Cecillia yang diduga telah membunuh Sylla, korban yang tewas di kamar mandi dengan luka sayatan di tangannya.

"Tega banget ya, ngebully sampai memakan korban."

"Really nasty."

"And she still put on an innocent face."

"Pembunuh."

Cecillia berlari dari banyaknya orang yang selalu melontarkan kata-kata menusuk. Meskipun begitu, Cecillia tetap merasa tidak bersalah, ia tidak ingin menjadi pelaku.

Cecillia menutup telingannya menggunakan kedua tangan dan berlari menuju kelasnya. Saat berada di depan pintu kelas Alka, ia berpapasan dengan Alka, dan langsung memeluknya dengan sangat erat.

"Alka, bukan gue yang ngebunuh," lirih Cecill menangis dipelukan Alka.

Leanna yang hendak masuk kelas disuguhi dengan pemadangan di hadapannya. Ia menatap Alka sesaat, dan tersenyum tipis. Setelah itu ia memasuki kelas tanpa berbicara apapun pada Alka.

Alka merasa tidak nyaman dengan pelukan Cecillia, beberapa kali Alka mencoba melepaskan pelukan itu, namun tetap saja Cecillia tidak kunjung melepaskannya.

"Lepasin," ucap Alka dingin.

"Alka, lo percaya kan gue gak bunuh Sylla?" tanya Cecill berharap Alka mengiyakan pertanyaannya dan mendukungnya.

"Tapi lo yang bully Sylla?" celetuk Samuel yang baru saja datang.

"Gue gak ngelakuin hal yang berlebih ke dia," Cecill mengelak apa yang dikatakan Samuel. Ia selalu mengatakan bahwa dirinya tidak melakukan hal kejam kepada korban.

"Mungkin ini balasan dari perbuatan lo," balas Samuel, setelah itu ia pergi ke dalam kelas.

Cecillia sering membully orang-orang yang tidak disukainya. Ia juga akan menjatuhkan orang-orang yang melebihi dirinya. Meskipun begitu, ia tidak melakukan kekerasan fisik, ia lebih sering menjatuhkan mental orang yang ia bully.

Alka melepaskan pelukan Cecillia secara paksa. Kemudian Alka memasuki kelasnya meninggalkan Cecillia yang masih menangis di depan kelas tanpa memperdulikannya.

Alka menghampiri Leanna yang sedang menulis sesuatu di selembar kertas. Alka mengusap kepala Leanna dengan lembut. "Maaf ya," ucap Alka.

"Maaf untuk?" tanya Leanna heran. Alka sering mengucapkan maaf tanpa alasan.

"Mmm," Alka berpikir sejenak, "Maaf aja," jawab Alka.

Leanna tersenyum manis, lalu menggelengkan kepalanya dan lanjut menulis. Leanna menyimpan alat tulisnya dan memberikan kertas yang ia tulis kepada Alka.

Cecill tau kalau perusahaan Sylla sedang down. Dia mengejek Sylla hingga mengancamnya untuk keluar dari team Cheerleaders. Kalau tidak, Cecillia bakal menyebar luaskan berita itu.

Tapi entah bagaimana Cecill bisa dituduh oleh satu sekolah. Padahal tidak ada yang mengetahui hal itu selain Cecill dan Sylla. Tapi gue yakin, Cecill gak bersalah.

Seseorang yang sedang mengalami penurunan ekonomi di sekolah, pasti akan diasingkan, akan dijauhi, bahkan dianggap tidak ada. Meskipun tidak semua murid melakukan hal yang sama. Selain itu, mereka yang ekonominya sedang menurun merasa sangat malu dan gengsi ketika diketahui oleh orang lain.

Alka mengambil kursinya, ia simpan di sisi Leanna. Kemudian ia membalas surat yang diberikan Leanna.

Gue juga mikir gitu. Jadi siapa yang tau hal ini kalau bukan Cecill? Terus siapa yang nuduh Cecill?

CONFIDENTIAL {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang