《10》

2.5K 375 59
                                    

Mohon koreksi bila ada kesalahan kata, kalimat, typo dan lain sebagainya. Terimakasih

~Happy Reading♡~

Hari senin, hampir semua murid sangat benci dengan hari senin. Entah apa alasannya, padahal semua hari itu sama saja, sama-sama banyak masalah. Apalagi jika bersekolah di Science High School, mungkin harimu akan selalu senin.

Setelah melaksanakan upacara bendera, mereka berlima mulai melakukan misi yang telah direncanakan. Mereka membagi tugas agar semuanya berjalan dengan cepat. Leanna dan Rheya ditugaskan untuk pergi ke ruang khusus kepala sekolah, kebetulan mereka memang ada urusan untuk ikut serta acara sekolah yang diadakan pada dua minggu yang akan datang.

Alka dan Samuel ditugaskan ke ruang lab komputer untuk meretas atau meng-hack data sekolah, Alka sangat mahir jika urusan seperti ini. Dan Bagas ditugaskan ke ruang cctv untuk mengubah cara kerja cctv.

Leanna berdiskusi dengan kepala sekolah dan juga guru kesenian untuk acara yang akan datang. Meskipun Leanna telah menjadi mantan ketua osis, namun ia tetap ikut serta dalam beberapa rangkaian acara. Sedangkan Rheya selalu ikut serta untuk mendekor acara.

Saat berdiskusi, mata Leanna tertuju pada lemari yang berada di belakang kepala sekolah pada pintu paling atas yang dikunci oleh tiga gembok sekaligus. Leanna penasaran isi dari lemari itu, mengapa harus dikunci oleh beberapa gembok?

"Lalu apa lagi?" tanya kepala sekolah yang menunggu kelanjutan bicara Leanna yang tiba-tiba terdiam.

"Mmm, menurut saya lebih bagus juga dilaksanakan pentas seni. Jadi bukan hanya pesta sekolah biasa, tapi juga untuk mengenalkan ciri khas Indonesia."

Pada saat Leanna berbicara, Rheya tidak sengaja menyenggol benda yang ada di mejanya saat ia sedang menggambar dekorasi. Seketika Leanna menghentikan bicaranya, mereka terkejut dan juga heran dengan suara yang ditimbulkan saat itu.

Biasanya suara yang timbul jika besi dan dinding yang terbuat dari batu tidak akan terdengar keras. Namun bunyi yang timbul itu sangat keras dan anehnya suara itu seperti plywood atau papan ketika diketuk kencang. Setau mereka, sekolah ini tidak ada yang terbuat dari plywood, dan mungkin hanya ruangan ini. Lagipula untuk apa membayar biaya bangunan sangat mahal jika bangunan terbuat dari plywood?

Rheya merasa penasaran, ia mencoba mengetuk dinding tersebut. Dan benar saja, dinding itu berbahan kayu. Tak hanya disitu saja, Rheya keluar ruangan untuk mengetuk dinding di luar ruangan kepala sekolah, dan di luar ruangan terbuat dari batu.

Rheya memastikan lagi ke sudut ruangan kepala sekolah untuk mengetuk dinding, dan hasilnya sama seperti dinding lain yang berbahan batu. Hanya satu dinding yang berbahan kayu, hal itu membuat Rheya semakin penasaran.

"Sedang apa kamu Rheya?" tegur kepala sekolah membuat Rheya terdiam sesaat, Leanna hanya menatap Rheya khawatir.

"Oh ini pak, saya sedang mengukur luas ruangan ini, saya kira luas panggung acara nanti akan cukup jika seluas ruangan ini, namun ternyata tidak. Jadi saya akan menambahkan beberapa meter untuk panggung nanti," jelas Rheya yang diangguki kepala sekolah.

"Saya serahkan semuanya padamu, Rheya."

○●○

Alka mengutak-atik komputer untuk mengambil data sekolah. Sebenarnya rencana mereka sangat berbahaya, bagaimana pun mereka harus nekat untuk mengulik semuanya. Sedari dulu mereka hanya dihantui rasa penasaran, namun setelah mereka menemukan petunjuk, mereka bertekad kuat untuk memyelidiki semuanya.

"Gue dapet kodenya," ucap Alka pelan.

"Oke, gue salin ke hp," balas Samuel.

CONFIDENTIAL {END}Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon