Astaga, semakin hari aku merasa kian sensitif. Bukan karena hamil kan? Tidak, terlalu cepat, kami baru saja menikah dalam hitungan hari. Aku belum siap.

Walaupun memang sebelum menikah pun Alex selalu mengeluarkannya di dalam. Semakin memikirkannya, aku malah merasa takut.

Tidak, tenanglah Natalie, sudah pasti karena kamu belum makan. Lapar selalu membuat mood orang down, kan? Ya, bukan masalah besar.

Tidak terima dengan tuduhanku, Alex pun mengerut tidak suka dan menggeleng yakin.

"Kan udah diturutin, kemarin Natalie ga mau pakai alat, Alex turutin. Natalie ga mau pakai lingerie juga gapapa, Alex ga marah," belanya dengan bibir mengerucut ke depan.

Berbeda denganku yang semakin menatapnya tidak percaya. Selalu saja berurusan dengan ranjang, padahal bukan itu yang ku maksudkan.

Semenjak menikah, Alex memang tidak mau melakukan hal lain selain bercinta, buktinya dari seminggu yang lalu kami masih berada di kamar tanpa kemana-mana. Bahkan ke toilet saja harus ditemani olehnya, aku merasa seperti anak kecil saja.

Untung aku mencintainya, kalau tidak sudah ku makan tubuhnya hidup-hidup. Menelan Alex sepertinya dapat membuatku kenyang.

Ucapannya pun tidak sepenuhnya benar, setiap aku menolak permintaannya ada saja hukumannya.

"Ga pakai alat, tapi Alex minta mainnya nambah dua jam! Terus ga pakai lingerie, tapi Alex ga bolehin pakai baju! Udah seminggu, Al, bosan," keluhku dengan menatapnya sinis.

Tidak dapat disangkal, aku pun menikmati permainannya. Akan tetapi kalau setiap hari dan setiap jam, rasanya aku sudah mulai jenuh dan ingin melakukan kegiatan lain.

Namun, setiap kali aku memintanya, Alex akan pura-pura tuli. Salahku juga karena menuruti permintaan anehnya di awal pernikahan kami.

"Kok ayang gitu? Kan janjinya sebulan kita diam di rumah aja. Nanti Natalie sibuk kuliah lagi, Alex ditinggalin," rajuknya dengan mengembungkan pipi, kesal.

Kami memang sudah sepakat bahwa aku akan tetap kuliah setelah menikah sekalipun. Sedangkan Alex, dia akan kembali mengurus perusahaanya. Aku menolak kehadiran Alex di tempat kuliah.

Nanti bukannya belajar, dia malah banyak modus dan membuatku tidak fokus. Alhasil, Alex meminta syarat agar kami hanya mendekam di rumah selama liburan kuliah ku.

Sekarang aku menyesalinya.

"Tapi kan tidak di kamar terus Alex! Kerjaan kita cuman tidur, sex, tidur, sex doang!" ucapku dengan nada suara yang naik satu oktaf. Habis Alex tidak pernah mau mengerti, selalu saja bercinta yang didahuluinya.

Namun, sepertinya aku terlalu keras. Tiba-tiba saja mata Alex berkaca-kaca dan semakin memelukku erat. Wajahnya dia sembunyikan di ceruk leherku dan tidak lama terdengar isakannya yang coba ia tahan.

 Wajahnya dia sembunyikan di ceruk leherku dan tidak lama terdengar isakannya yang coba ia tahan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku lupa jika sudah menikahi bayi besar, Alex jauh lebih manja daripada saat kita pacaran.

Menghela napas kasar, aku coba menetralkan amarahku. Alex sukanya dilembutin, dia tidak akan mendengarkan jika semakin dikasari, kecuali saat sedang berhubungan.

"Natalie jahat!" rintihnya berulang kali dengan menggigit-gigit bahuku sebagai hukuman. Bahkan dengan sengaja gigi runcingnya menusuk-nusuk kulitku.

Perlahan, aku pun menyamankan posisi dan mengelus rambutnya lembut. Tidak ada cara lain selain membujuknya dengan cara halus. Biasanya jika dimanja, Alex akan menjadi penurut.

"Alex, sayang, jangan ngambek, ya. Kan Natalie tetap sayang Alex. Emangnya Alex ga bosan di kamar terus, hmm?" tanyaku dengan menaikkan kepalanya hingga kami bertatapan.

Matanya yang berkaca-kaca malah tampak semakin imut dengan hidung yang memerah. Rasanya aku ingin menggigit hidung mancungnya yang sedang mengembang-ngembang itu, menggemaskan sekali.

Alex menggeleng yakin dan tangannya semakin mendekapku. Ucapannya yang tidak ada keraguan sama sekali, membuat jantungku berdegup cepat. Dia memang sering memujiku, akan tetapi soal perasaannya, Alex jarang mengungkapkan hal itu.

Biasanya, aku hanya bisa mendengar dari pikirannya saja.

"Mana mungkin Alex bosan! Alex juga sayang sama Natalie, maunya berduaan terus, ga mau ayang dilihat pria lain. Tapi karena Natalie bosan, yaudah kita honeymoon aja, mau?" tanyanya dengan sedikit tidak rela. Wajahnya cemberut dan bibirnya maju ke depan.

Berbanding terbalik denganku yang sudah terbelalak, merasa excited.

Tanganku menumpu pada pipinya, mencari kebohongan. Pikiranku sudah bercabang membayangkan jalan-jalan ke tempat lain selain rumah, apalagi kalau ke luar negeri.

Aku sangat tidak sabar mencari spot-spot foto aesthetic dan mencoba makanan di sana, pasti sangat nikmat.

"S-serius? Ke luar negeri, boleh?" tanyaku dengan menatapnya berharap.

Tidak ku duga, Alex langsung mengangguk tanpa berpikir panjang, membuat senyumku semakin melebar. Tidak dapat menahan antusiasnya, aku sampai meremas rambutnya gemas dan menyipit kesenangan.

Akhirnya liburanku tidak hanya berdiam diri di rumah saja, sudah lama aku tidak merasakan jalan-jalan. Mencari uang terus menerus membuatku lupa cara menikmati hidup. Aku belum pernah ke luar negeri, rasanya sangat menyenangkan hanya dengan memikirkannya.

Namun, ucapan Alex selanjutnya lagi-lagi berhasil menghempaskanku ke dunia nyata. Senyum nakal yang terbit di bibirnya, menaruh rasa curiga di hatiku. Setelah dipikir-pikir, tidak mungkin semudah ini membujuknya, sebelumnya saja aku selalu gagal.

Alex memegang pipiku dan menatapku lekat. Kadang kala dia mencium bibirku dengan terburu-buru dan penuh nafsu. Kalau sudah seperti ini, tentu saja aku mengetahui apa yang sedang dipikirkannya, apalagi jika bukan berhubungan badan.

"Tapi nanti kita di hotel aja ya, ga usah kemana-mana. Kita keliling hotel aja cobain suasana baru, kau sudah setuju, kan, sayang."

-----------------

EHEHEHHE EMG GA ABIS ABIS MODUS ALEX🌝

NGAPAIN JAUH" KE LUAR NEGERI CMN DI HOTEL DOANG??!😭😭

JANGAN LUPA VOTE COMMENTS YAAA BIAR GUE CPT UPDATE

YG BNYK DONGG KOMENNYA:( SPAM SPAM EHEHE

LOVE YOUU🤍

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now