page 20 : 𝐰𝐞𝐢𝐫𝐝 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠

720 114 7
                                    

"gama!" perempuan berambut sepinggang dengan warna coklat tua itu berlari menghampiri gama.

"gua naya, kita sekelas pas kelas sepuluh, inget ga?"

"ga" jawab gama cuek.

naya terlihat menghela nafasnya, namun setelah itu dia tersenyum. "sekarang udah tau nama gua kan? kanaya salendra, panggil aja naya. di inget ya!"

"for what?" tanya gama bingung.

"karna gua bakal sering nyamperin lu mulai sekarang" jawab naya.

"karna menfes dua hari yang lalu di twitter?" gama menaikkan satu alisnya, iya dia jelas tau semua orang berbicara tentang dirinya yang menghapus foto maura di feeds instagram.

"iya" naya menggeleng. "eh nggak maksudnya" dasar, mulut sama otak ga nyambung.

"gua lagi gamau deket sama siapapun." kata gama bagaikan petir yang menyambar hati naya, masa belum maju udah ditolak bro?

"harus gua coba dulu ga sih?" tanya naya.

"gua bakal tolak lu terus-terusan" jawab gama.

"masih ada 1001 peluang" ujar naya.

"lu batu ya" ucap gama.

naya tersenyum. "gua ga bakal cepet nyerah, liat aja nanti."

naya berada dibalik tembok yang ga jauh dari tempat lokernya gama berada, ditangannya ada buku novel, iya dia berniat mengembalikkan buku ini ke perpustakaan, tapi bentar dulu abis mantau loker baru balikin buku.

jam istirahat pertama tadi naya juga mantau, tapi gama malah ga ke loker sama sekali, semoga aja doi kesini deh.

tuhan kayaknya ngedenger permintaan naya dan langsung dikabulin, dari arah sana terlihat gama sama temen-temennya, please ke loker please.

"materi olahraga apa hari ini?" tanya gama.

"voli" jawab altair.

"anjir demi apa? mana bisa gua main voli" celetuk leo.

tangan gama bergerak membuka pintu lokernya dan suara gemuruh barang jatuh terdengar,

brukk!

"anjing apa sih ini?" keluh gama melihat banyak cokelat yang terjatuh dilantai.

"wihh banyak cokelatnya" langit langsung berjongkok mungutin cokelat itu dengan kedua tangannya.

"buat kak gama yang ganteng, bangsat" ujar leo sambil membacakan salah satu sticky notes.

"diem lu" balas gama.

"ini udah gua pungutin semua, mau taruh mana?" tanya langit dengan senyum lebarnya.

"buang aja" jawab gama enteng.

altair melotot. "anjir dibuang semuanya? sayang banget?"

"iya buang semua, gaada yang nyuruh ngasih juga" balas gama.

"ya tapi gam—"

leo menahan langit yang ingin berbicara lagi, dia memberi kode gelengan kepala membuat langit langsung diam.

cokelat-cokelat yang langit pungut itu akhirnya dia buang ke tempat sampah, sesuai sama yang gama mau.

ketika ingin mengambil baju olahraga, gama mengernyitkan dahinya melihat kotak bekal yang ada disana. tanpa berpikir panjang lagi lelaki itu membuang kotak bekal ke tempat sampah.

naya menyaksikan semuanya, dia hampir aja teriak pas ngeliat mahakarya masakannya dibuang gitu aja ke tempat sampah. perempuan itu udah bangun jam 4 pagi buat buatin gama bekal, tapi bekal itu gaada harga dirinya.

oke gapapa nay, ini baru permulaan, jangan langsung nyerah.

"haloo gama!" sapa naya sambil memgambil posisi duduk persis disamping lelaki itu, menggeser altair secara paksa.

"kemarin aku buatin bekal tapi dibuang ya? aku buatin bekal lagi hari ini, nasi goreng pake telur mata sapi" ucap naya.

berjarak dua meja disana terdapat maura dan temen-temennya.

hani tidak bisa menahan semburat tawanya. "ceweknya gila juga"

"siapa itu? angkatan kita?" tanya sherin penasaran.

"iya, kanaya salendra, setau gua sih anaknya emang soft, tapi kenapa tipe idamannya gama deh" jawab claudia.

"dari awal kelas 10 emang udah ngincer tu anak, ketutup aja gara-gara gama udah sama maura" sambar hani.

"tau darimana lu?" tanya sherin.

"pernah denger" jawab hani.

disitu ada maura kok, tapi maura cuman diem nyimak obrolan temen-temennya.

"haiii gama" sapa naya dengan senyum yang menunjukkan deretan gigi putihnya.

tidak ada jawaban, gama justru sibuk memakai helm full face nya.

pas gama naik motor tiba-tiba aja,

brukk!

naya naik di boncengan motornya, lelaki itu sontak menoleh. "lu ngapain sih? turun"

"gamau, aku mau pulang bareng sama kamu" jawab naya.

"iya lu mau, tapi gua ga" ujar gama.

"aish! udah sih ayo jalan cepetan, nanti aku tunjukkin jalannya" balas naya.

"ga, turun." disini suara gama udah serem sebenernya tapi naya sok-sokan aja.

grep! kedua tangan naya melingkar di pinggang gama. "ayoo kita jalann!"

gama berdecak, dia kemudian menyalakan motornya, gaada cara selain nganterin cewek ini pulang.

motor moge gama berjalan keluar gerbang, di balik helm full face nya gama menangkap sebuah pemandangan, pemandangan yang tak asing. itu maura dan jarrel, jarrel yang ada di atas motor dan maura disampingnya, mereka lagi ngobrol sambil ketawa-ketawa.

"pegangan yang kenceng, gua mau ngebut." ucap gama membuat genggaman tangan naya pada jaketnya semakin kencang.

broom! broom!

gama menaikkan kecepatan motornya menimbulkan suara khas saat melewati kedua insan itu.

tanpa sadar mata maura bergerak memandang motor gama yang semakin menjauh.

"ra?" jarrel menatap maura yang terlihat sedang melamun.

"eh iya sorry, tadi lu ngomong apa?" tanya maura.

"lu capek ya? naik deh, biar cepet nyampe rumah terus bisa tiduran" kata jarrel.

diatas motor kedua insan itu hanya diam, maura sibuk dengan pikirannya sendiri.

gua kenapa sih anjing?

kenapa rasanya aneh banget?

the cherry on the cakeKde žijí příběhy. Začni objevovat