28- Pusat Duniaku, Sahara Aruni

20 1 0
                                    

Sahara duduk di bangku yang ada pada balkon kamarnya, dia meraih surat yang diberikan Zelio, katanya ini milik Jean yang ditujukan untuk Sahara.

Halo Ra.

Kalo kamu nemuin surat ini berarti usaha aku buat bisa hidup lebih lama udah gagal. Aku berusaha keras Ra, tapi tuhan gak takdirin aku buat nyatain perasaan aku dan menua sama kamu.

Kamu tau kenapa aku suka infinity? Karena lambangnya gaada celah buat saling melepaskan, aku mau kita kayak gitu, tak terbatas, tapi nyatanya kita udah nyampe batas, aku tepatnya. Aku bahagia Ra, bisa nyobain cookies buatan kamu di rumah Lio. Liat wajah kamu, meluk kamu di Danau Lentera. Tapi harusnya aku ga kesana, kamu makin punya banyak kenangan buruk sama danau itu ya?

Kalau aku ga sempat bawa kamu ke Alster Lake, kesana sendiri ya? Janji?

Kalo aku dilahirkan kembali, jika dengan penyakit ini sekalipun, aku tidak masalah asalkan bisa bertemu kamu lagi.

Capailah impianmu Sahara, terbanglah, kuberikan sayapku untukmu.

Pusat duniaku, Sahara Aruni

- Jeandra, dibatas umurku

Lagi-lagi Sahara menangis, namun dia bahagia setidaknya tidak ada penyesalan dalam hidup Jean. Sahara menatap kalung sayap yang indah itu, Jean datang dalam waktu yang singkat namun sangat membekas. Dia bahkan meninggalkan banyak hal untuk Sahara. Sahara memakai kalung itu.

"Kita terbang bareng ya An." Ucap Sahara sambil menatap langit biru diatas sana.

<><><>

Sahara sampai disekolahnya bersama Putri, mereka berdua akan menghadiri upacara kelulusan dan perpisahan kelas 12. Sahara memegang bunga yang dia bawakan untuk Athan, sedangkan Putri membawa bunga untuk Wira.

Saat acara selesai, Sahara langsung mendatangi Athan dan memeluknya. Abi dan Bara yang ada disana nampak cukup kaget, Athan menatap keduanya. Mungkin sekarang saat yang tepat untuk memperkenalkan Sahara.

"Bro, kenalin dia-." Ucap Athan yang terpotong

"Pacar lo kan? Udah tau gue." Ucap Abi

Sahara menjabat tangan Abi tanpa permisi.

"Adiknya bang Athan." Ucap Sahara yang kemudian tersenyum.

Abi dan Bara menatapnya kaget. Ternyata selama ini Sahara bukan gebetan atau pacar Athan, tetapi adiknya.

"Parah lo At, kok ga bilang kalo Ara adek lo." Ucap Bara

"Yaa, gaada yang nanya, lo berdua yang langsung berasumsi." Ucap Athan.

Sahara berjalan menghampiri Wira dan Putri.

"Selamat kak Wira, cie udah lulus, mana gitu mau ngerantau lagii." Ucap Sahara

"Iya ah, gaasik banget malah ngerantaunya jauh lagi." Ucap Putri sedih

"Kasian banget sih Put, udah HTS, ditambah lagi LDR." Ucap Sahara, Putri pun menatap tajam pada Sahara.

"Kak, temen gue kapan diresmiin?" Tanya Sahara, Putri memukul bahu Sahara

"Iseng banget sih Ra, gausah didenger kak." Ucap Putri dengan wajah yang memerah.

"Nanti, sebelum gue ke Jogja." Ucap Wira.

"Tuhh, udah mau diresmiin." Ucap Sahara menggoda Putri.

Putri yang tidak bisa mengontrol wajahnya yang memerah pun berlari meninggalkan Sahara dan Wira. Keduanya pun menertawakan sikap Putri yang lucu.

Tyas berjalan menghampiri Sahara. Mereka berdua kini sudah bersahabat seperti dulu lagi. Mereka berdua kembali menghampiri Athan.

"Bang." Ucap Sahara

Athan menengok mendapati Tyas dan Sahara.

"Udah baikan?" Tanya Athan

"Udah bang, maaf banget soal yang kemarin-kemarin." Ucap Tyas

"Iya gapapa, udah lewat juga. Gue titip Ara ya?" Ucap Athan

"Berarti abang jadi ke Belanda kan?" Tanya Sahara

"Iya my little princess." Ucap Athan kemudian mengacak rambut Sahara gemas.

Fathan dan Eja yang baru datang langsung memberikan bunga pada Athan.

"Alay banget pake acara bawa bunga." Ucap Athan

"Idenya si Eja, katanya biar keren." Ucap Fathan.

"Selamat ya Bro." Ucap Eja.

"Thanks." Ucap Athan.

"Kita foto dulu ga sih." Ucap Eja

Mereka pun berfoto. Sahara menatap satu persatu wajah orang yang kini sedang tertawa karena keusilan Eja. Karena mereka inilah Sahara masih bertahan disini.

<><><>

SAHARAWhere stories live. Discover now