27- Kelulusan

20 1 0
                                    

Satu minggu berlalu, sejak kepergian Jean, Sahara masih sering melamun. Jean, lelaki itu pergi saat berada dipelukan Sahara. Sahara menjadi sering teringat, bagaimana sosok Jean kecil yang sering duduk di meja pojok cafe yang sering didatangi Sahara.

"Ara." Ucap Zelio.

Zelio tidak satang sendiri, dia bersama Hyera. Entah apa maksudnya. Apakah sekarang dia sedang pamer bahwa dia memilih Hyera? Apakah dia ingin Sahara tahu bahwa Hyera lah jawaban dari pertanyaan Sahara di kincir angin hari itu.

Zelio menyodorkan sepucuk surat pada Sahara.

"Dari Jean, gue nemu di kamarnya. Ternyata lo Ra, cewek yang disukai Jean selama 4 tahun. Dia sering nyeritain lo Ra." Ucap Zelio.

Sahara meraih surat itu, dia tidak membukanya, dia kembali menangis. Sahara membenci perpisahan yang sejauh ini.

"Jangan pikir lo nangis terus Lio gue bakalan meluk lo ya." Ucap Hyera

"Kalo lo gaada disini, dia udah meluk gue dari tadi." Ucap Sahara yang kemudian berjalan meninggalkan Zelio dan Hyera, dan kemudian berjalan memasuki rumahnya.

<><><>

Hari ini adalah hari kelulusan Fathan dan Athan. Sahara kini berada di SMA Nusantara dengan membawa dua bunga. Acara kelulusan di sekolahnya baru diadakan esok hari. Sahara menuju aula yang sudah ramai. Setelah upacara penyematan medali alumni. Fathan naik ke podium, dia mendapat kesempatan untuk memberikan pidato perpisahan.

Sahara menatap lekat wajah Fathan, setelah ini Sahara akan jarang melihat wajah itu secara langsung, namun ini bagian dari pendewasaan, Sahara tidak bisa terus-terusan bergantung pada kedua saudaranya. Fathan menatap Sahara dan tersenyum.

Waktu berlalu, acara selesai dan banyak orang tua yang sudah berfoto dengan anaknya, Sahara berjalan menuju Fathan yang sedang berdiri bersama Eja. Sahara pun memberikan bunga pada Fathan dan kemudian memeluknya, bunga yang satunya dia berikan pada Eja. Eja pun lumayan kaget karena diberikan bunga oleh Sahara.

"Selamat ya, abang-abangku akhirnya bakalan nempuh pendidikan yang lebih tinggi. Pesanku sih bang Fathan cepet-cepet cari pacar, bang Eja kurang-kurangin iseng nya." Ucap Sahara dan mereka bertiga pun tertawa.

Mereka pun berfoto dan mengabadikan momen itu.

"Eh Than, lo jadi di ITB kan? ada hot news anjir ternyata Neira juga lolos di ITB. Jadinya lo bakalan ketemu sama mantan." Ucap Eja antusias

"Ih serius? keren donggg." Ucap Sahara

"Biasa aja." Ucap Fathan

Tidak lama setelah itu ada seorang gadis yang menghampiri Fathan. Sahara mengenal gadis itu.

"Boleh foto bareng ngga?" Ucap Neira

"Boleh banget." Ucap Eja yang kemudian mengambil ponsel Neira dan memotret keduanya.

"Kak Neira di ITB juga ya? Boleh gak nanti foto berdua juga sama abang pas udah dapet almet terus kirimin ke aku?" Tanya Sahara.

"Buat apaan Ra?" Tanya Fathan

"Boleh kan kak?" Tanya Sahara pada Neira. Neira pun mengangguk.

"Eh bentar, si bulol mana ya? Parah banget sih kalo gak foto kelulusan sama kita. Gue sumpahin cepet dapet hidayah tu anak." Ucap Eja. Sahara pun ikut mengedarkan pandangannya, dia memang belum melihat Zelio sedari tadi.

Eja malah naik keatas panggung dan mengambil mik yang ada diatas meja.

"Tes, Tes. Disini ada Zelio Bagaskara ga ya? kalo ada kesini lo sekarang, kalo ga gue bilangin bunda lo pernah ngerokok." Ucap Eja.

Fathan menepuk jidatnya, Eja mengancam tanpa melihat sekeliling, ternyata disana ada bunda Zelio. Bunda Zelio menatap Zelio tajam, sedangkan Zelio langsung berlari kearah Eja dan mengejarnya. Eja berlari dan berlindung dibalik Sahara.

"Sini lo anjing, dasar tukeng cepu, salah banget gue temenan sama dugong kayak lo." Ucap Zelio sambil mencoba meraih Eja yang masih berlindung dibelakang Sahara.

"Udah deh kalian udah lulus kok malah kayak bocah SD?" Ucap Sahara. Zelio dan Eja pun berhenti.

"Apakabar Ra?" Tanya Zelio

"Baik banget semenjak gaada lo." Ucap Eja.

Sahara memilih untuk tidak menjawab. Sahara pun memotret tiga sekawan itu. Tidak lama kemudian Hyera datang dan menarik rambut Sahara hingga dia merintih kesakitan. Seluruh pandangan mengarah pada Hyera dan Sahara, sedangkan Eja dia langsung dengan cepat melepaskan tangan Hyera dari rambut Sahara.

"Gila ya lo?" Tanya Eja dengan suara yang meninggi.

"Lo jangan kegatelan jadi cewek. Murah banget sih lo." Ucap Hyera.

"Emang dasar sinting ya lo, emang gue ngapain hah?!" Tanya Sahara emosi

"Lo ngapain ketawa-ketawa sama cowok gue?" Ucap Hyera

"Anjing, sarapnya kena." Ucap Eja

"Sakit jiwa ya lo? Yo, pacar lo nih urusin." Ucap Fathan.

"Lo gausah sok seakan semua orang mau sama lo, lo cuma cewek gapunya orang tua yang gatau diri." Ucap Hyera

Fathan emosi, mukanya memerah, tangannya terangkat ingin menampar Hyera. Namun dia kalah cepat, Sahara, gadis itu menampar Hyera dengan sangat keras bahkan semua orang di ruangan itu menatap keduanya kaget.

"Setidaknya gue lebih punya etika, dan gue lebih berwibawa daripada cewek sampah yang obsess sama cowok kayak lo. Percuma lo lulus hari ini, di mata gue dan semua orang disini, lo tuh cewek ga berpendidikan yang gila." Ucap Sahara.

Tangan Hyera terangkat akan menampar Sahara namun tangannya ditahan oleh seorang wanita paruhbaya yang tiba-tiba saja berdiri dihadapannya.

"Jangan berani sentuh anak saya." Ucap Bunda Zelio.

Hyera menatap tak percaya bahwa bunda Zelio malah pasang badan dan melindungi Sahara, dan mengatakan Sahara adalah anaknya. Bunda Zelio pun merangkul Sahara dan membawanya pergi darisana.

<><><>

"Putuskan gadis itu kalo memang kamu masih menganggap bunda sebagai orang tua kamu." Ucap Bunda Zelio

"Bun, i can't." Ucap Zelio

"Kamu gak nganggep bunda lagi?" Ucap Bunda

"Ga gitu bunda tapi aku emang gak bisa bun."

"Tell me why." Ucap Bunda

"Aku bakal kasih tau bunda, tapi ga sekarang." Ucap Zelio.

<><><>

SAHARAWhere stories live. Discover now