24- Mission Day One

20 3 1
                                    

Sahara kini sedang bersama Putri di sebuah rumah sakit. Putri tidak tahu apa yang mereka lakukan disini. Sahara menelepon Putri pagi-pagi sekali dan menyuruhnya ke rumah sakit. Awalnya Putri kira Sahara masuk rumah sakit, dia bahkan berlari tanpa mengganti baju tidurnya dan hanya menggunakan cardigan.

"Lo bikin gue jantungan pagi-pagi buat apa sih? mau ngetes jantung gue ya?" Tanya Putri

"Lebay banget sih lo." Ucap Sahara.

"Jadi gini, lo masuk ke kamar itu, pura-pura salah kamar, buat mastiin yang dikamar itu beneran orang yang gue cari atau nggak." Ucap Sahara

Sahara pun kemudian menunjukkan foto pada Putri. Foto seorang gadis yang Sahara maksud.

Sahara mengedarkan pandangannya sebentar dan kemudian mendorong Putri untuk masuk kedalam kamar pasien dengan nomor 223 itu.

Putri membuka pintu itu dengan cepat, seorang gadis yang sedang berbaring dengan memainkan ponsel itu dengan cepat menaruh ponselnya dan berpura-pura tidur.

"Reya lo sakit apa?!" Tanya Putri akting.

Putri menghampiri ranjang putih itu dan menatap lekat wajah gadis yang berbaring disana.

Putri berakting menangis dan kemudian memegangi tangan gadis yang terbaring itu. Gadis itu pun duduk dan menarik tangannya dari genggaman Putri.

"Lo siapa anjir." Ucap gadis itu.

"Lah, lo siapa." Ucap Putri

"Harusnya gue yang nanya, ini kamar gue." Ucap Gadis itu.

"Lah bukan kamarnya Reya??" Tanya Putri

"Bukan."

Putri pun berjalan keluar tanpa mengucapkan maaf, dia berlari menghampiri Sahara.

"Udahh. Bener temen lo." Ucap Putri

Sahara yang hendak berbalik dan menjauh dari ruangan itupun berhenti sejenak saat melihat Tyas yang berjalan mendekati ruangan itu dengan bunga ditangannya.

<><><>

Keesokan harinya, Sahara kembali ke rumah sakit, namun dia tidak datang dengan Putri, karena misi hari ini lebih berat dan dia tidak yakin Putri akan berhasil, namun lelaki yang bersamanya ini pasti berhasil.

Sahara datang dengan Eja. Karena apa yang dia rencanakan agak menantang, dia butuh orang seperti Eja yang berani dan pintar mengelak. Sahara sudah menjelaskan rencananya sejak dimobil tadi, Sahara pun duduk di bangku yang tidak jauh dari ruangan itu. Dia menggunakan masker, topi, dan juga kacamata.

Eja pun menjalankan misi nya. Dia melangkah masuk kedalam kamar itu.

"Woi gokil liat nih, bocah tengil sakit coy." Ucap Eja sambil merekam gadis yang sedang duduk di ranjang rumah sakit sambil mengikat rambutnya.

Gadis itu nampak kaget.

"Woi lo siapa anjing." Ucap Gadis itu

"Loh, gue kira kamar adek gue." Ucap Eja

"Buta ya lo? gabisa baca hah?!" Ucap gadis itu emosi.

"Yaudah sih mba, marah-marah banget. Nanti cepet mati." Ucap Eja.

Gadis itu langsung saja melempar Eja dengan bantal. Eja langsung berlari keluar menghindari bantal itu. Eja dapat menyelesaikan misi nya dengan baik.

Sedangkan Sahara? dia kini duduk dan masih menunggu Eja, tiba-tiba saja ada yang menarik kacamata Sahara. Gadis itupun kaget dan menatap siapa yang menarik kacamatanya.

Ternyata itu Jean.

"Lo bikin gue jantungan tau gak?!" Ucap Sahara

"Lo ngapain disini? Lo sakit?" Tanya Sahara

"Harusnya gue yang nanya lo ngapain disini? Lo sakit?" Tanya Sahara balik

"Nggak kok." Ucap Jean.

Eja berjalan menghampiri Sahara dan Jean.

"Woi Je, lo ngapain disini?" Tanya Eja

"Nganterin adek gue." Ucap Jean

"Terus adek lo mana?" Tanya Sahara

"Masih checkup." Ucap Jean.

Sahara pun hanya mengangguk. Setelah selesai dengan urusannya dirumah sakit. Sahara kembali kerumah dan mempersiapkan hari esok, hari dimana dia akan menjelaskan semuanya pada Tyas, dan semoga hari esok berjalan seperti semestinya.

<><><>

SAHARAWhere stories live. Discover now