12-

37 6 1
                                    

Sudah 2 jam Fathan, Athan dan Eja mencari Sahara. Sudah berusaha menghubungi temannya. Namun tidak juga menemukan Sahara. Athan menunduk dan meremas rambutnya keras, dia kemudian berteriak sekeras mungkin. Dia menyalahkan dirinya sendiri karena lambat menjemput Sahara.

"Ini salah gue, harusnya gue nggak telat jemput Ara tadi." Ucap Athan.

"Udahlah jangan nyalahir diri sendiri. Fokusnya kita ke nyari Ara aja." Ucap Fathan.

Tidak lama kemudian Athan menangis, dia menangis tersedu-sedu. Eja menatap Athan kaget. Athan yang notabennya sangat cuek terhadap siapapun dan selalu bersikap dingin. Kini menangis dihadapannya karena adiknya yang hilang tanpa kabar.

Fathan beralih memeluk Athan untuk menenangkannya.

"Udahlah Ata plis jangan gini." Ucap Fathan.

"Gue gabakal maafin diri gue sendiri kalo Ara sampe kenapa-napa." Ucap Athan

Saat masih mencoba menenangkan Athan. Ponsel Fathan berdering. Fathan membuka ponselnya.

Neira is calling...

"Halo Nei."

"Halo Than. Sorry banget kalo ganggu, gue ngeliat adek lo berantem sama cowok, awalnya gue kira salah orang tapi ternyata bener adek lo. Gue didepan toko buku yang di jalan Cendana." Ucap Neira.

"Makasih banget infonya Nei, gue kesana sekarang."

"Siapa Than?" Tanya Eja.

"Neira, katanya ngeliat Sahara di Jalan Cendana." Ucap Fathan.

Athan yang mendengar itu pun menghela napas lega dan langsung menyalakan mobil dan pergi ke Jalan Cendana.

<><><>

Zelio kini tengah menggendong gadis kecil yang merengek meminta dibelikan es krim. Zelio mengedarkan pandangannya melihat sekitarnya, namun netra nya menangkap sosok gadis yang sangat ia kenal.

Zelio pun dengan cepat memberikan gadis kecil di gendongannua kepada bundanya yang berada tepat disampingnya. Zelio langsung berlari kearah gadis yang dikenalnya itu tanpa mengatakan apapun pada bundanya.

Sahara. Gadis yang dilihat Zelio.

Nampaknya Sahara sedang berseteru dengan cowok dihadapannya. Tangan cowok dihadapannya itu bergerak naik akan menampar Sahara.

Zelio berlari semakin kencang hendak menahan tangan cowok itu namun dia terlambat. Namun dalam pandangan Zelio, bukan Sahara yang ditampar, dia malah menahan tangan itu sendiri.

Zelio samar-samar mengingat cowok dihadapan Sahara adalah cowok yang sama yang beradu mulut dengan Sahara di halte hari itu.

Tyas namanya, jika Zelio tidak salah ingat.

Sahara menahan tangan Tyas dan menghempaskannya begitu saja. Sahara menatap nanar pada Tyas.

"Gue selama ini diam bukan karena gue takut sama lo, tapi gue menghargai persahabatan kita yang gak cuma sehari-dua hari." Ucap Sahara dengan suara yang bergetar.

"Lo gak usah sok suci. Nyatanya lo itu bangsat." Ucap Tyas.

"Lo gak tau apa-apa dan lo gak sadar kalo lo udah dibodohin selama ini." Ucap Sahara.

"Halah. Pembunuh kayak lo bakalan tetap berlagak kayak malaikat didepan semua orang." Ucap Tyas.

Zelio yang merasa Tyas sudah keterlaluan pun bergerak maju dan meninju pipi kiri Tyas dengan kencang hingga dia tersungkur. Zelio menindih tubuh Tyas dan menarik kerah bajunya mendekatkan mulutnya ke telinga Tyas. Zelio membisikkan sesuatu kepada Tyas sebelum akhirnya Tyas pergi dari sana.

Zelio beralih pada Sahara yang sedang berusaha keras menahan air matanya. Zelio memeluk Sahara tanpa izin. Seketika air mata yang dia bendung pecah begitu saja, dia menangis dipelukan lelaki yang tidak dia sangka-sangka akan datang padanya.

Fathan, Athan dan juga Eja berlari menghampiri Sahara dan Zelio.

"Mana cowok yang berantem sama Ara?" Tanya Athan.

"Elo Yo? yang berantem sama Ara?" Tanya Eja

Zelio menggeleng dan kemudian meletakkan satu jari dimulutnya menandakan agar mereka diam dan tidak lagi bertanya. Mereka yang paham pun langsung diam menunggu hingga Sahara tenang.

Saat Sahara tenang, Sahara meminta untuk pulang bersama Athan dan Fathan.

Zelio pun kembali kepada bundanya di tempat es krim. Zelio lupa bahwa baru saja dia memukul orang lain didepan bundanya, nampaknya dia akan diceramahi lebih dari dua jam kali ini.

"Siapa Lio?" Tanya Bunda

"Temenku Bun."

"Masa temen doang segitunya marahnya." Ucap Bunda

"Adeknya Fathan bun, jadi udah kayak adek sendiri." Ucap Zelio

"Tapi tumben banget ninggalin Lucy demi orang lain." Ucap Bunda, karena Zelio memang tidak pernah seperti itu, bahkan jika Lucy merengek agar tidak ditinggalkan, Zelio membatalkan janji dengan pacarnya yang lama.

"Yakan tadi bentar doang bun."

"Dia cantik loh Yo." Ucap Bunda.

"Ih apasih bun."

"Dia lebih baik dari Yera-Yera itu menurut bunda." Ucap Bunda

"Bunda aja belum ketemu dia, belum ketemu Yera juga bun."

"Feeling seorang ibu ga pernah salah Io."

"Io mau setia sama Lucy aja deh kalo gini caranya." Ucap Zelio yang membuat bundanya tertawa.

<><><>

SAHARAKde žijí příběhy. Začni objevovat