18-She fall first

23 6 1
                                    

Sahara tidak percaya apa yang kini terjadi padanya. Bagaimana bisa dia jatuh semudah ini? Dia berusaha menyibukkan dirinya dengan hal lain seperti bermain gitar atau menonton harry potter.

Ponsel Sahara berdering.

Wiraliza is calling...

"Halo." Ucap Sahara

"Halo Ara dimana?" Tanya Putri

"Rumah Put."

"Demi apapun lo harus kesini sekarang."

"Kemana sih?"

"SMA Nusantara."

"Pagi-pagi banget gini? Ngapain sih? Lo juga ngapain disana pagi-pagi?"

"Gila! Tanding basket dodol, SMA kita sama SMA Nusantara."

"Yaudah terus kenapa gue harus kesana? Mager tau hari minggu."

"Abang lo main."

"Ya terusss?"

"Tyas main juga sama Kak Lio."

"Yaudah sihh Putt, ganggu tau gak."

"Yakin ga mau kesini? Lo ga penasaran sama cewek gebetannya Kak Lio?"

"Bacot deh ah." Ucap Sahara yang kemudian mematikan sambungan telepon itu.

<><><>

Tak memerluka waktu lama, Sahara gadis itu duduk disamping Putri.

"Anjing setan." Ucap Putri kaget.

"Katanya magerrr, hari mingguuuu." Ucap Putri mengejek

Sahara tidak merespon Putri dan kemudian menatap lapangan.

Tidak lama kemudian permainan selesai, Fathan yang melihat Sahara di tribun penonton pun langsung berlari kearah Sahara, begitupun Eja dan Zelio.

Tangan Zelio begerak mengambil botol air mineral ditangan Sahara dan meneguknya. Semua orang yang ada disitu terkejut dengan apa yang terjadi. Sahara pun terkejut, ada apa dengan Zelio? Apakah dia sadar atas apa yang dia lakukan?

Eja merebut botol itu dan meneguk air yang masih setengah didalam botol itu.

"Air gue nih bangke ngapa kalian abisin." Ucap Fathan.

Eja hanya menyengir.

"Udah lama Ra? Kirain gamau dateng karena sibuk banget dikamar main gitar pagi-pagi." Ucap Fathan

"Baru aja kok." Ucap Sahara.

"Ra, mau kenalan sama Gebetannya Lio ga?" Tanya Eja

"Boleh." Ucap Sahara.

Eja menarik Sahara berjalan melewati lapangan dan menemukan Hyera disana.

"Yer, kenalin ini Sahara." Ucap Eja.

"Oh ini, udah ketemu kemarin tapi ga sempat kenalan. Halo kak." Ucap Sahara mengulurkan tangannya.

Hyera menjabat tangan Sahara.

"Dia calon pacar gue Yer, doain ya." Ucap Eja.

Hal itu membuat Hyera dan Sahara menatap kearah Eja. Fathan yang baru saja sampai pun memukul belakang kepala Eja dengan botol air mineral yang sudah kosong.

"Gaakan gue restuin bocah sengklek kaya lo sama adek gue." Ucap Fathan.

"Dia tutornya Lio." Ucap Fathan. Hyera hanya mengangguk.

Sedangkan Lio masih berdiri di tribun bersama Putri.

"Kak Lio tau nggak kenapa Ara tiba-tiba datang?" Tanya Putri tiba-tiba.

Zelio pun menatap Putri.

"Karena dia penasaran sama gebetannya kak Lio." Ucap Putri yang kemudian turun dari tribun dan mengikuti Sahara yang sudah melangkah keluar dari SMA Nusantara.

<><><>

Kini Sahara sedang berada di Danau Lentera. Danau yang sering dia datangi bersama Ayahnya dulu. Sahara tidak mengenal bunda nya. Karena bundanya meninggal saat melahirkannya.

Jika sedang banyak pikiran, Sahara selalu ke danau ini dan duduk disana selama berjam-jam. Dia meraih kamera di tasnya. Memotret sekelilingnya. Danau ini sudah sangat sering masuk ke kamera Sahara. Namun pemandangan ini tidak pernah membosankan bagi Sahara.

Sahara berbaring disana, diatas rerumputan, dan dia membiarkan matahari mengenainya. Dia menutup matanya dan merasakan hembusan angin dikulitnya. Tiba-tiba saja dia tidak merasa silau, seperti langit tiba-tiba menggelap, namun saat membuka matanya, ternyata bukan langit yang menggelap namun ada seseorang yang menghalangi matahari mengenainya.

Sahara bangun dan duduk mendongak menatap lelaki yang berdiri disampingnya.

"Loh. Lo ngapain disini?" Tanya Sahara pada lelaki itu.

Bukannya menjawab dia malah duduk disamping Sahara dan menatap danau.

"Ini bukan danau pribadi lo kan?" Tanya lelaki itu.

"Ya iya tapi lo kok tau danau ini?" Tanya Sahara

"Ini tempat publik kali, jadi banyak yang tau."

"Ih enggak, danau ini ga pernah didatengin siapapun."

Lelaki itu menoyor kepala Sahara.

"Sok tau."

<><><>

SAHARAWhere stories live. Discover now