16 - The Ascension of The First-Year Queen

2 0 0
                                    

Rey pergi bersama ayahnya selama lima hari dalam sebuah perjalanan bisnis. Lalu, dilanjutkan dengan pergi dengan ibunya selama empat hari. Total, selama sembilan hari itu Seth tidak bertemu dengan Rey.

Pagi itu, setelah meluapkan emosinya, Seth tertidur di lantai. Begitu terbangun, matahari sudah meninggi. Seth buru-buru bersiap, lalu setengah berlari menghampiri kamar Rey untuk membangunkannya dan menyiapkan keperluannya hari itu. Namun, Seth menemukan kamar itu kosong. Tidak ada Rey di sana. Kepala pelayan memberitahu Seth bahwa Rey sudah pergi pagi-pagi sekali bersama Tuan Lenoir. Katanya, permintaan Rey untuk ikut dalam perjalanan bisnis begitu mendadak sampai Tuan Lenoir sempat menolak Rey untuk ikut serta.

Tentu saja. Siapa yang tidak kaget dengan permintaan yang tiba-tiba?

Seth menggunakan kesempatan itu untuk menenangkan dirinya, dengan perlahan mencerna apa yang baru saja terjadi. Menerima kenyataan bahwa Rey tidak lagi sama dengan Rey yang diingatnya.

Arthur tahu tentang kepergian Rey dalam perjalanan bisnis Tuan Lenoir, dan segera datang menemui Seth pada hari ke-tiga. Seth menjamu Arthur di gazebo biasanya, namun mengajak Arthur bicara perihal Rey di taman. Agak jauh dari rumah untuk meminimalisir orang lain mencuri dengar pembicaraan mereka. Di dekat air mancur, sembari Arthur duduk di tepian, Seth mulai menceritakan apa yang terjadi pada Rey hari itu. Mulai dari dirinya yang mengajak Rey makan siang setelah Arthur pulang, sampai perasaan kehilangannya setelah apa yang dia lakukan pada Rey.

Arthur mendengarkan dengan baik, namun makin lama tangannya mulai membentuk kepalan. Seth tahu, Arthur tidak suka dengan apa yang dia lakukan pada Rey. Merusak sepupunya. Arthur tahu bahwa sepupunya telah 'rusak' sejak berada di asrama itu, dan kini Seth menghancurkannya. Tidak ada jalan lagi bagi mereka untuk mengembalikan Rey seperti sebelumnya.

"Kau terlalu gegabah, Seth! Ada cara lain untuk membuat Rey kembali, kenapa kau memutuskannya sendiri?!" Nada bicara Arthur meninggi. Tangannya menarik kerah kemeja Seth, nyaris memukulnya, "Sekarang kau tahu kau menghancurkannya!"

"Lalu, apa yang akan kau lakukan jika kau berada di posisiku?! Kau akan membiarkannya membunuh dirinya sendiri?!" Seth ikut meninggikan suaranya, melepaskan dirinya dari cengkraman Arthur dengan paksa. Nafas Seth terengah, tanpa sengaja membiarkan dirinya terseret emosi. Dia menarik nafas panjang, menghembuskannya perlahan. Setelah luapan emosinya cukup mereda, barulah dia berkata, "Aku sudah mengatakannya tadi. Kalau aku tidak melakukan sesuatu, kita akan kehilangan Rey untuk selamanya."

Ucapan Seth membuat Arthur terdiam. Memang, sepertinya akan sulit juga baginya untuk menerima sosok Rey yang baru. Tetapi, itu jauh lebih baik dibandingkan harus menyaksikan Rey tenggelam dalam keputusasaan.

Arthur menarik nafas panjang, "Aku perlu waktu. Permisi."

Seth tidak menahan Arthur, membiarkannya pergi meninggalkan kediaman Lenoir. Seth tidak menyalahkan Arthur, mengingat dirinya juga masih memerlukan waktu untuk menerimanya. Seth yakin bahwa dirinya perlu waktu yang cukup lama untuk menerima Rey yang baru—meskipun dia belum tahu pasti bagaimana sosok Rey yang sekarang.

Sang Nona baru kembali di hari ke-sepuluh.

Segera setelah sampai di rumah, Rey masuk ke kamarnya dan mengurung dirinya. Hari sudah gelap ketika dirinya menginjakkan kaki di kamarnya. Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Rey menatap pantulan dirinya di cermin.

Selama sembilan hari, Rey melakukan observasi pada orang tuanya. Dia mendapatkan izin untuk ikut dalam perjalanan bisnis mereka setelah mengatakan alasannya, yang sebenarnya tidak murni karena ingin belajar tentang hubungan interpersonal. Rey memperhatikan banyak hal; gestur, bahasa, ekspresi, istilah, sikap.

Rey menurunkan sedikit dagunya, kedua sudut bibirnya naik sedikit membentuk seulas senyum tipis, sementara matanya tetap menatap lurus pada kedua matanya yang terpantul di cermin. Tidak ada lengkung di matanya; hanya senyum di bibirnya, sementara matanya tidak. Kurang lebih seperti ini.

The FallenWhere stories live. Discover now