14 - One should not Play with Fire

3 0 0
                                    

Rasanya, mau Rey masuk sekolah ataupun tidak, tidak ada bedanya bagi Hana. Bunga dan surat mengerikan itu tetap datang, isu-isu miring tentang dirinya tetap bermunculan, dan kehidupan sekolahnya tetap mengerikan.

Bukan berarti Hana tidak pernah berpikir untuk membolos ataupun pindah sekolah, dia pernah—bahkan sering, berpikir untuk melakukannya. Hanya saja, adik dan kedua orang tuanya pasti bertanya-tanya mengapa. Melihat kondisinya yang sering lemas dan tidak bersemangat saja keluarganya sudah khawatir, apalagi jika dia meminta untuk pindah sekolah. Lagipula, itu akan merepotkan mereka. Hana sudah cukup merasa sangat merepotkan kedua orang tuanya dengan meminta untuk bersekolah di sekolah ini dan meminta sebuah apartemen untuk dirinya sendiri, Hana tidak ingin merepotkan kedua orangtuanya lebih banyak lagi. Yang harus dia lakukan sekarang adalah terus belajar dan meningkatkan nilainya, lalu masuk ke universitas yang bagus dan mendapatkan pekerjaan yang layak. Dengan begitu, dia dapat membuat kedua orang tuanya bangga.

Hana sudah tidak peduli dengan Rey. Orang yang pada awalnya dia pikir adalah ancaman terbesar baginya itu tidak lagi memberinya intimidasi hanya dengan kehadirannya semata. Rey tidak pernah lagi mengganggunya—hanya pada hari-hari pertama tahun ajaran baru, lalu tidak lagi. Mungkin baginya, dirinya tidak lagi menyenangkan untuk diganggu. Sama seperti siswa-siswa lainnya yang mulai tidak lagi menaruh banyak perhatian padanya setelah semester terakhir dimulai; yang tersisa hanyalah gangguan-gangguan kecil yang tidak berarti untuk Hana yang pernah mengalami hal yang lebih parah.

Yang masih membuat Hana takut sekaligus tidak nyaman adalah tatapan tajam Arthur tiap kali mereka tanpa sengaja berpapasan ataupun bertukar pandang. Sorot matanya bagai ingin mengulitinya, seolah masih menyimpan dendam padanya atas apa yang pernah terjadi di antara mereka di masa lalu. Sepertinya, melukai dan menenggelamkannya ke kolam masih belum cukup untuk meghapus dendam Arthur padanya.

Sementara itu, Seth masih sama seperti biasanya. Tidak peduli akan kehadirannya, mengabaikannya. Sepertinya berbaikan dengan Seth benar-benar sebuah hal yang mustahil terjadi.

Rey beberapa kali tidak masuk sekolah, bahkan setelah semester akhir dimulai. Anak itu mendapatkan peringkat pertama di ujian semester seperti biasanya, masih mengenakan mahkota kaisar yang merupakan haknya sebagai pemegang peringkat pertama. Begitupun dengan Seth dan Arthur yang menyabet peringkat dua dan tiga setelah Rey. Lalu, dirinya yang sama sekali tidak naik peringkat di ujian semester juga masih mengenakan kalung servant yang sama.

Sungguh Hana tidak percaya dengan apa yang terjadi padanya. Nilainya naik secara pesat, hingga dia berpikir bahwa dia akan naik setidaknya satu atau dua peringkat. Namun nyatanya, nilai para siswa yang berada di peringkat atasnya juga naik, sehingga dia masih berada di peringkat terbawah.

Hari ini, Rey masuk sekolah lagi setelah beberapa kali absen. Dia datang bersama Seth dan Arthur seperti biasanya, duduk di bangkunya dan diam, mendengarkan Seth dan Arthur yang sesekali berbincang sembari menunggu bel tanda masuk berbunyi.

Seperti yang Hana pikirkan, tidak ada gangguan dari Rey sama sekali. Anak itu mengurus urusannya sendiri, belajar dengan tenang selama kelas dan pergi ke kafetaria bersama Seth dan Arthur. Ketika beberapa siswa mengganggunya, anak itu dan kedua antek-anteknya tidak peduli, bersikap masa bodoh dengan apa yang dilakukan para siswa lain.

Hingga kelas terakhir, tidak ada gangguan apapun dari tiga orang yang paling Hana waspadai. Kelas ditutup dan guru keluar dari kelas, Hana menarik nafas lega karena tidak ada gangguan berarti yang terjadi hari ini. Namun, belum sampai Hana menutup tasnya, seseorang mendatangi mejanya dan berdiri di samping mejanya dalam diam, membuatnya seketika berhenti dari kegiatannya.

Seisi kelas hening, tidak ada suatu suara pun dari para siswa yang ada di sana. Di tengah keheningan itu, Hana mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang berdiri di sampingnya.

The FallenWhere stories live. Discover now