4 - As The Young Lady of Lenoir Family

2 0 0
                                    


Semua orang tahu bahwa Hana berasal dari keluarga yang sangat berkecukupan yang mana kedua orang tuanya memberinya berbagai fasilitas mewah yang dapat membuat teman-temannya gigit jari dikarenakan iri. Mulai dari unit apartemen mewah yang berada di lokasi strategis, sampai uang saku bulanan yang lebih dari cukup untuk makan di restoran mewah selama dua bulan dan berbelanja barang-barang bermerk yang harganya bisa belasan kali lipat dari uang saku bulanan siswa normal, yang mana digunakan untuk memenuhi kebutuhannya sampai terlalu penuh.

Tapi, Rey—dan Seth—tidak sedikitpun menaruh iri dengan apa yang Hana punya.

Unit apartemen mewah? Rey mendapat penthouse yang juga mewah dengan segala fasilitasnya yang lebih dari cukup lengkap. Lokasinya juga strategis, kok. Uang saku? Rey tidak akan menyebutkan nominal sisa uang sakunya yang semakin menumpuk di rekeningnya. Dia sendiri tidak pernah menghitungnya. Uang saku bulanannya saja pasti berkali lipat dari uang saku bulanan Hana.

Cukup dengan pamer kekayaan, intinya Rey punya semua yang jauh lebih baik dari apa yang dimiliki Hana. Sampai personal assistant, driver, bahkan maid yang rutin datang ke penthouse-nya untuk bebersih pun Rey ada. Jika ada yang Hana punya tapi Rey tidak, mungkin itu hanyalah keramahan Hana yang membuat gadis itu disukai banyak orang. Maaf saja, Rey tidak seperti itu. Sayangnya (lagi), Rey tidak iri dengan jumlah teman Hana.

Bicara soal personal assistant, orang itu ikut tinggal dengan Rey di penthouse yanng sama untuk mengurus Rey karena sang asisten percaya bahwa Rey tidak dapat mengurus diri sendiri dengan baik. Kebetulan ada beberapa kamar yang tidak akan terpakai karena Rey hanya seorang diri di sana, jadi Rey iya-iya saja. Toh, Rey hanya menempati kamar suite room di lantai paling atas; dua kamar yang ada di lantai bawah pasti akan selalu kosong. Jadilah, Seth menempati salah satunya.

"Seth." Untuk yang kesekian kali Rey memanggil, si pemilik nama tetap merespon dengan sabar, memberi atensi penuh pada si pemanggil yang sekarang sedang bergelung di atas sofa dengan selembar selimut. Seth tahu apa yang akan Rey katakan, tapi dia tetap mendengarkan. Kata Rey, "ayam bumbu pedas." Rey berguling sehingga wajahnya kini menghadap ke arah Seth yang sedang berdiri di sisi lain ruangan dengan mata yang terfokus pada layar ponselnya.

Seth mengetik beberapa kata dan mengirim balasan pada lawan berkirim pesannya, barulah dia mematikan layar ponsel dan memasukkan benda pipih itu ke dalam saku celana. Laki-laki bertubuh tinggi itu berbalik menghadap Rey dan berkata dengan serius, mengabaikan rengekan Rey yang meminta ayam bumbu pedas sejak setengah jam yang lalu, "Tuan Besar dan Nyonya ingin anda berkunjung ke rumah, Nona."

Wajah malas Rey berubah terkejut untuk sepersekian detik sebelum kembali datar, "Tidak mau," katanya, kembali berbalik memunggungi Seth dan memejamkan matanya, berniat untuk kembali tidur. "Tidak ada oleh-oleh, aku tidak akan datang."

Seolah Seth sudah tahu bahwa Rey akan berkata seperti itu, dia segera menyela, "Nyonya membawa beberapa camilan dan makanan penutup sebagai oleh-oleh untuk anda, dan Tuan Besar membawa beberapa pakaian baru untuk anda—beliau meminta anda mencobanya di sana."

Yang menjadi fokus Rey adalah makanan penutup dan camilan. Melirik Seth, Rey bertanya, "Camilan dan makanan penutup?"

Seth mengangguk, "Diantaranya adalah kue keju, kue beras, cokelat, dan biskuit."

"Strawberry tart?"

"Ada."

Selimut tebal segera ditepis, dilempar secara asal ke sembarang tempat yang berakhir di tangan Seth yang dengan sigap menangkap selimut tersebut. Rey bergegas melangkah menuju kamarnya, dan sembari menaiki tangga, dia berkata, "Katakan pada mereka untuk menyiapkan teh hijau."

The FallenWhere stories live. Discover now