Cepat-cepat aku menutup mata, tidak mau kembali melakukannya. Biar saja Alex bermain sendiri, aku sudah sangat mengantuk untuk menanggapinya. 

Bisikannya di telingaku terasa menggelikan hingga membuat kepalaku menggeliat, ditambah lagi dengan jilatannya yang memancingku.

"Nikmat sayang, beneran tidak boleh? Aku masuki ya?" tanyanya masih kekeuh, menggangguku.

Bibirnya berkelana kesana kemari, menyusuri kulitku. Tidak lupa juga dengan tangannya yang sudah berada di bawah, memainkan milikku. Sudah ku duga, tanpa izinku pun Alex pasti akan melakukannya.

Yang pasti aku tidak akan kembali terpancing. Kami sudah bermain selama lima jam, sudah sangat lama, bukan? Namun, sepertinya tidak akan pernah cukup bagi Alex.

"Aku sudah tidur Alex, j-jangan ajak aku berbicara ngh!" tolakku terbata-bata sambil meremas sprei kasur dengan kuat. Jari-jarinya bermain lebih cepat saat aku menolaknya, Alex benar-benar menyebalkan.

"Tidurlah, cantik, tidak usah pedulikanku. Aku hanya ingin bermain sebentar saja, janji," ucapnya yang terdengar seperti kebohongan. Apalagi melihat wajahnya yang sudah berkabut itu, jelas sekali tidak akan sebentar.

Tanpa peringatan pula, Alex memiringkan kepalanya dan menciumku rakus. Sesuatu yang berdenyut di bawah sana membuat pikiranku tidak fokus. 

Permainan tangannya di dalam milikku terasa semakin masuk dan menusuk, spontan bibirku sedikit terbuka dan semakin mempermudah Alex memasuki lidahnya.

Permainan tangannya di dalam milikku terasa semakin masuk dan menusuk, spontan bibirku sedikit terbuka dan semakin mempermudah Alex memasuki lidahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menghela napas lelah, sepertinya aku tidak akan bisa tertidur dengan kondisi seperti ini. Padahal tubuhku sudah sangat remuk, akan tetapi tetap saja merespon sentuhannya. 

Tidak memberikanku kesempatan untuk terlelap, Alex langsung memasuki miliknya pada kemaluanku. Sudah tidak terasa begitu sakit, hanya saja masih sangat sesak. Tanpa sadar aku menahan napas dibuatnya.

Walaupun sudah melakukannya berkali-kali, tetap saja aku tidak kuat menahan gelinya. Pikiranku melayang jauh dan tubuhku semakin haus sentuhannya.

Merasa kalah, mataku terbuka sempurna dan menatapnya dengan tajam. Tanganku memeluk badan kekarnya dan mencakar punggungnya dengan kencang, biar saja Alex kesakitan, siapa suruh menyebalkan seperti itu?

Yang anehnya semakin ku sakiti, gerakannya malah semakin cepat. Ini membuatku gila.

"Ahh, Alex sebentar, pegal," pintaku mendorong dadanya menjauh, yang sayangnya tidak berefek apa-apa.

Jangankan untuk menurutiku, telinganya saja seakan tuli, tidak mendengarkan ucapanku. Kepalanya mendongak dan mulutnya tidak berhenti mengeluarkan desahan.

Meneguk ludah kasar, aku tidak bisa menahannya lagi. Pinggang sampai kaki ku terasa mati rasa, aku tidak kuat jika hanya terdiam seperti ini dan merasa semakin sakit.

Refleks, tanganku memegang pinggulnya dan ikut bergerak mengikuti irama. Semakin cepat keluar seharusnya semakin cepat beres, kan. 

Alex sangat keras kepala, yang ku tahu dia tidak akan berhenti sebelum merasa puas. Tidak ada pilihan lain selain menuruti keinginannya.

"Ahh, udah ga kuat, Al," rintihku disertai desahan yang tidak ku tahan lagi. Lagipula Alex sudah mendengarnya dari semalam, entah sejak kapan aku merasa urat malu ku menghilang.

Selimut yang membungkus tubuhku pun ku singkirkan karena merasa panas. Tubuhku terasa terbakar dan keringat sudah bercucuran dari dahi ku. Tidak ku pedulikan seringai Alex yang puas melihat tubuh polosku.

Gerakannya semakin cepat membuatku kalang kabut. Bahkan rasa pegal yang tadi terasa sakit, kini tergantikan dengan rasa nikmat.

Mataku merem melek dan dadaku membusung, merasakan sesuatu yang akan keluar dari diriku. Denyutan di bawah sana seakan memperjelas semuanya. Ditambah lagi dengan milik Alex yang ikut membesar.

Ku yakin dia pun merasakan hal yang sama.

Tanganku mencengrakram pinggulnya kuat dan sedikit mencakarnya, saking tidak sanggup menahannya. Tidak berapa lama, denyutan itu semakin kencang dan keluar begitu saja secara bersamaan.

"Ahh, ngh," racauku tidak jelas dengan badan yang mengejang. Berbanding terbalik dengan Alex yang malah memperkuat gerakannya, mengeluarkan semua cairannya di dalam milikku. Terasa panas dan penuh.

Setelahnya kami berdua terengah-engah dengan kepala Alex yang terjatuh begitu saja di leherku. Refleks tanganku memeluk bahunya dan mengelus rambutnya yang sedikit basah karena keringat.

 Refleks tanganku memeluk bahunya dan mengelus rambutnya yang sedikit basah karena keringat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keningku mengerut merasakan miliknya yang masih berada di kemaluanku. Kami melakukannya berkali-kali dan Alex selalu mengeluarkannya di dalam. 

Alex akan marah jika aku mencoba menolak dan amarahnya itu dia lampiaskan pada tubuhku, alhasil kami bercinta lagi dan lagi.

Jujur saja aku takut jika hamil di usia se-muda ini. Alex memang sudah cukup umur, malah terbilang tua bagiku. 

Terlalu kalut dengan pemikirkanku sendiri, aku pun tidak dapat menahannya lagi.

"Al, jangan di dalam lagi, b-bagaimana kalau aku hamil?" tanyaku dengan gugup. Jantungku berdegup cepat melihat matanya yang menatapku menelaah.

Seakan bukan masalah besar, Alex hanya mengendikkan bahu dan tersungging senyum lebar di bibirnya. Tangannya mengelus perutku lembut dan bibirnya mencium pipiku berulang kali. 

Ditambah lagi dengan suaranya yang sangat serak, membuat tubuhku menegang kaku mendengar setiap kalimat posesif yang terucap dari bibirnya.

"Bukankah bagus jika kau hamil? Tidak akan ada pria lain yang mendekatimu lagi, sayang. Tenanglah, semuanya akan baik-baik saja asalkan bayi kita perempuan. Aku tidak akan menerima laki-laki lain mengambil waktumu, sekalipun itu anak kita."

---------------

TEBAKKK BAYINYA LAKI LAKI ATAU PEREMPUANN?

BELUM JUGA NIKAH LEXX, PARAH LUU😭😭

JANGAN LUPA VOTE COMMENTS YAAA

100 KOMEN DULU GA SIEE BR GUE UPDATE LAGII🌝

KOMEN YG BNYK DONGG SPAM SPAM HEHEHE

LOVE YOUUU🤍

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now