Azka mendecih, "Lo udah tobat?"

"Seratus persen. Gue emang baik dari dulu. Sorry, gue harus pergi. Udah malem, gak bagus buat anak-anak."

Raka menarik segera Violet untuk pergi dari hadapannya. Meninggalkan Azka seorang diri di antara keramaian yang semakin menyusut itu, laki-laki ini terpaku mendengarkan ucapan lawan bicaranya itu tadi.

Mereka akan menuju hubungan yang lebih serius.

Ia tertawa remeh dan menganggap Raka adalah orang gila yang masih sama. Ia terlalu berani.

Azka pun berlalu dari tempat ini, ia tak langsung pulang, melainkan menuju satu tempat di belakang panggung ini. Di sana terdapat banyak pemain yang sedang merayakan keberhasilan pertunjukan mereka. Matanya segera tertuju lada satu objek di kerumunan orang-orang itu, tepatnya pada seorang perempuan yang memakai pakaian paling mencolok sebagai seorang Swan Lake.

Baagaimana jika Helena bermain juga di sini...

"Catherine."

Ia memanggil perempuan itu dan sosoknya pun berbalik. Azka menyerahkan langsung buket bunga tersebut kepadanya.

"Congratulations."

"Oh.. thank you so much."

Buket itu diterimanya dan mereka pun sempat terdiam setelah penyerahan benda tersebut.

"Az, i—"

"Sorry, i have to go. Aku lupa ada urusan tadi."

"Okay. Thank you for coming."

Terlalu singkat, Azka pamit berlalu dari hadapan gadis itu. Ia tak ingin menghabiskan lebih banyak percakapan di antara mereka, karena ini tak lebih dari mengingatkannya dengan kejadian keributan ia dan kakek dulu.

Dan gadis itu tak banyak berkutik. Catherine sudah mendengar penolakan pertunangan mereka dari pihak Azka melalui papanya. Ia tak masalah, ia juga bisa fokus dengan banyak hal. Tapi tingkah pria itu masih meninggalkan banyak pertanyaan untuknya.

Penampakan Azka sudah sepenuhnya menghilang dari belakang panggung dan ini akan menjadi kali terakhirnya mereka bertemu.

___________

Kamis keesokan harinya, Azka kembali menuju Elephant Love setelah satu bulan lebih tidak mengunjungi tempat ini lagi. Ia tak memiliki agenda khusus di sini, melainkan hanya menemui seseorang saja.

Sekitar jam sebelas pagi, ia datang mengenakan pakaian rapi dan santai. Tak ada jadwal ke kantor, jadi dia bisa sedikit santai untuk hari ini. Ia pun berjalan menuju melewati ruangan para pengajar dan tepat di situ ia tak sengaja berpapasan dengan Anora yang baru saja keluar dari dalamnya.

Mereka sempat terdiam beberapa saat, sampai Anora mulai bersuara untuk menyapanya.

"Tumben ke sini?"

"Ah... aku lagi mau nemuin orang."

"Oke."

"Kita udah lama gak ketemu."

"Ya. Sama-sama sibuk juga."

Tak ada topik penting untuk dibahas, tapi ada satu yang ingin Azka tanyakan.

"Helena ada?"

"Eh—nggak. Dia lagi ngajar. Dia udah masuk juga hari ini," balas Anora.

butterfly disaster Where stories live. Discover now