9. Runyam

1K 244 14
                                    

Kedatangan Azka di Elephant Love pada pukul dua belas tadi, rupanya bertepatan dengan hadirnya Raka di sana. Belum lagi pria itu berdiri tepat di samping Anora, bahkan sempat mengobrol padanya juga.

Azka tertawa pelan ketika mengingat kejadian barusan. Aneh saja baginya, ketika Raka yang terkenal paling sibuk sedunia itu, pada akhirnya mau menyempatkan diri untuk menjemput anaknya. Azka tahu bahwa rumah tangga pria itu sedang tidak baik saat ini, jadi kemungkinan saja ia hadir untuk menjemput putrinya tadi.

Sekarang pria ini sedang berada di perjalanan menuju satu rumah. Tempat untuk anak kecil yang duduk di sampingnya ini berpulang. Sekitar sepuluh menit menempuh jalanan raya Jakarta, akhirnya sedan hitam yang dikendarai supirnya itu sampai juga di rumah tujuannya.

Panti Asuhan Mentari Kasih

Pak Yadi membukakan pintu untuk Davin terlebih dahulu, disusul oleh Azka yang langsung disambut Davin di sampingnya.

Kini keduanya berjalan memasuki rumah dengan halaman yang luas itu. Di terasnya, Azka sudah disambut dengan pasangan suami istri yang sedang sibuk denhan kegiatan mereka.

Ada Bu Yuni yang sedang menyapu halaman dan Pak Beni yang sibuk membetulkan motornya itu. Kedua orang ini menyadari akan hadirnya tamu di tempat mereka, lantas sang istri menyambut terlebih dahulu.

"Selamat siang Pak Azka." Bu Yuni tersenyum menyapanya.

Davin telah menghampiri lebih dahulu sang ibu pengurus panti asuhan ini.

Azka juga tersenyum balik membalasnya.

"Makasih banyak ya Pak, udah mau nganterin Davin. Lain kali kami aja yang jemput Davin di sana, bapak jadi dibuat repot kayak gini," sambut Bu Yuni.

"Nggak papa. Sekalian mau mampir. Davin di sana baik kok. Anaknya nggak nakal, cuman masih pemalu aja," jelas Azka.

"Oalaah... bagus deh, Pak. Selanjutnya Davin bakalan punya banyak temen dan gak malu lagi," tambah Bu Yuni.

Mata pria ini melirik ke arah Davin yang bersembunyi di belakang badan Bu Yuni. Merasa dilihati, akhirnya Davin maju sedikit untuk mengucapkan terima kasih.

"Makasih banyak, Om Azka," sahut anak kecil itu dengan pelan.

Azka tersenyum, di matanya ia menghadirkan dua bulan sabit yang manis untuk anak kecil itu, "Sama-sama," balasnya.

Davin bisa dikatakan beruntung saat ia bertemu dengan Azka seminggu lalu. Anak kecil itu adalah salah satu penghuni di tempat ini sejak dua tahun yang lalu. Ia bersama dua puluh temannya yang bernasib sebagai yatim piatu hidup di tempat yang sederhana ini.

Azka menawarkan bantuan pendidikan kepadanya berupa kursus di Elephant Love. Dan satu-satunya yang terpilih menerima itu di antara anak yang lainnya.

Setelah mengantarnya selesai, ia langsung pamit dari kedua orang tua pengurus di sini. Azka pun berbalik segera untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Kita ke tempat kemarin, Pak."

Pak Yadi mengangguk, lalu dikemudikannya segera mobil ini untuk kembali ke tempat yamg dituju bosnya. Dari jendela mobilnya, Azka diam-diam menangkap sosok Davin yang tengah melambaikan tangan ke arahnya.

Ia tersenyum melihatnya, kemudian semua itu langsung memudar ketika melihat anak kecil itu berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Kenapa Azka memilih Davin?

Anak kecil itu bernasib sama dengannya.

Sang ibu pernah berniat untuk membunuhnya dulu. Azka kecil pernah dicekik habis oleh ibunya, lalu ia ditenggelamkan juga di kolam renang. Begitupun dengan Davin yang menjadi korban kekerasan oleh orang tuanya.

butterfly disaster Onde as histórias ganham vida. Descobre agora