31. Hantu

545 88 12
                                    

"Dia suami saya.."

Begitulah kalimat pengundang maut itu terucap di mulut Anora. Masih terbayang dengan jelas bagaimana wajah pemilik dan penjaga kosnya tadi yang tampak terkejut dengan apa yang ia ucap itu. Ia sama sekali tak ingin mengatakannya, semua itu terjadi atas kepanikan sekaligus melihat Violet yang tiba-tiba terbangun di tengah malam sambil memanggil sosok papanya.

Tak ada pilihan selain membuatnya harus bunuh diri malam itu. Ibu kos juga pasti tak akan membiarkan ada orang luar terlebih lawan jenis yang masuk begitu saja ke lingkungan di sini.

Sampai pukul empat pagi ini dan ia masih terjaga. Kasurnya telah ditempati oleh dua orang asing itu, tak pernah terbayangkan oleh Anora jika Raka dan Violet harus tertidur di ruangan kecil seperti ini.

Apa yang akan dibayangkan oleh orang kaya jika menemui diri mereka tertidur di tempat sekecil ini dan mungkin juga menganggapnya tempat yang kumuh. Tak pernah terbayangkan atau mungkin mereka akan jijik?

"Jangan ke rumahku..."

"Kenapa?"

"Rumahmu kecil ya?

"..."

"Katanya rumah kamu kecil."

"..."

"Ra?—"

"Jangan ke rumahku.."

Sorot mata itu masih teringat dengan jelas. Pandangan penasaran dari dua orang teman sekolah dasarnya itu—Anora membencinya.

Anora termenung. Selalu ada kenangan masa lalu yang menyengat otaknya, meninggalkan sedikit sesak sedih yang tak akan pernah bisa ia lupakan.

Pandangannya kini berlalu menatap dua orang asing—ayah dan anak itu. Suara detak jarum jam mengisi pikiran kosongnya, begitu matanya perlahan merasa berat dan nyaris pergi ke alam bawah sadarnya, di seberangnya, Raka terbangun perlahan. Pria itu terdiam beberapa detik merasa ada keanehan dari ruangan tempatnya berada ini. Ruangan krem yang asing dan tampak begitu kecil, ia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya dan memorinya yang paling jauh adalah ketika ia meneguk segelas alkohol yang ke lima belas dan ia langsung jatuh tertidur di atas meja bar.

Raka meringis mengingat hal tersebut. Pandangannya lalu mengedar dan berhenti di satu objek begitu mendapati seseorang tengah tertidur di atas meja belajar.

Anora?

Lalu di sampingnya ada sang putri yang tertidur di atas karpet di sebelah kasurnya.

Violet!?

Apa yang telah terjadi!?

Ia membangunkan tubuhnya perlahan, lalu berdiri selagi menarik selimut yang ia pakai tadi. Raka hendak menutupi tubuh Anora tersebut, namun di luar dugaannya, gadis itu langsung terbangun dengan cepat dan membuat keduanya reflek terkejut begitu melihat satu sama lain.

BRUKK!

Wadah alat tulis di mejanya terjatuh saat adegan terkejut itu berlangsung. Mata merah Anora dan mata berat milik Raka terbuka dengan penuh tegang sambil menatap satu sama lain. Anora mendesis dan segera menjauh dari hadapan Raka.

"Aku mau ngomong dengan kamu di luar," ucap gadis itu dengan tatapan yang tak bersahabat. Bola mata merah dan rasa kesal yang tampak memuncak membuat nyali pria ini seketika menciut.

"Eh—Ra.."

"..."

"Aku mau minum dulu, boleh?"

___________

butterfly disaster Where stories live. Discover now