Seperti tahu apa yang ku pikirkan, senyum jahil Alex tersungging di bibirnya dan tanpa peringatan pula jari-jarinya membawaku mengelus perutnya.

Tanganku sampai gemetar, sudah lama tidak merasakannya. Anehnya lagi, aku tidak ingin menolaknya.

"Aku melihat Natasha seperti dirimu, sayang. Aku tidak bisa memikirkan apapun selain menerjunkan diri ke sungai. Kau sangat cantik di sana, membuatku ingin cepat-cepat kemari dan menemuimu secara langsung," ungkapnya dengan suara serak.

Tatapan matanya menatapku menggoda dan tubuhnya yang semakin mendekat, membuatku ikut basah sepertinya. Aku merasa kedinginan, akan tetapi badan Alex terasa sangat panas. Hal yang biasa terjadi saat dia tengah bernafsu.

Ragu-ragu, aku membalas tatapannya. Benar saja, banyak kabut yang menutupinya. Napasnya terasa hangat, begitu pun dengan jantungnya yang berdetak kencang.

Tidak jauh berbeda denganku, aku merasakan hal yang sama. Apalagi ruangan yang kini gelap seakan menambah suasana intim kami.

Menggeleng, aku tidak mau melakukannya begitu saja. Alex masih harus dihukum karena berani menemui Natasha tanpa sepengetahuanku.

Wajahku mengerut, berpura-pura sedang jijik dan mataku menatapnya dengan tidak suka.

"Tidak mau, bekas Natasha," ucapku mendorong tubuhnya, menjauhiku.

Seketika pipinya mengembung kesal dan bibirnya maju seperti bebek. Telinga serigalanya turun, ekornya pun tampak lemas di belakang sana.

Alex menggemaskan sekali, aku jadi ingin memakannya

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Alex menggemaskan sekali, aku jadi ingin memakannya.

"Kok gitu? Alex kan cuman mau Natalie!" lirihnya dengan menatapku berharap. Sayangnya, aku masih belum puas menjahilinya. Siapa suruh pernah berselingkuh? Hanya mengingatnya saja aku merasa kesal.

Natasha pernah melihat seluruh badan Alex, aku bukan lagi satu-satunya. Bahkan sampai menyentuhnya, rasanya aku ingin membersihkannya dengan tubuhku dan menjilat setiap inci kulitnya. Astaga, sepertinya otak mesum Alex menular padaku.

Tahan, Natalie!

Bersedakap dada, aku menolak disentuh Alex dan menatapnya tajam.

"Janji tidak akan ada Natasha Natasha lain?" tanyaku serius yang langsung dianggukinya dengan semangat. Tidak ada keraguan di sana, Alex malah menatapku berharap, seakan takut aku meninggalkannya.

Imut sekali dengan bibir yang mengerucut itu, Alex seperti anak kecil yang dimarahi ibunya, membuatku tanpa sadar tersenyum, menenangkan.

Tubuh Alex terlihat menegang sesaat dan tiba-tiba saja dia kembali memelukku. Tangannya merambat ke pinggulku dan menggendongku seperti koala ke arah kamar. Aku yang terkejut sontak memukul-mukul punggungnya kencang, meminta diturunkan. Yang tentu saja, tidak berefek apa-apa.

Alex baru menurunkanku setelah pintunya terkunci. Tidak tanggung-tanggung, dia buang lewat jendela. Mataku sampai terbelalak, menyadari jika kini aku terkurung bersamanya.

Tanpa aba-aba pula tangannya menarik tubuhku dan memangku ku di atas pahanya. Ekornya yang bergerak kesana kemari, terlihat kesenangan dengan hidung yang kempas kempis.

Alex memelukku dengan begitu erat hingga rasanya aku sesak napas.

Alex memelukku dengan begitu erat hingga rasanya aku sesak napas

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Natalie jangan kemana-mana lagi, cuman punya Alex. Jangan senyum ke Bryan ataupun ke pria lain, gaboleh! Untuk Alex aja," ucapnya yang terdengar posesif di telingaku.

Matanya menatapku lekat dan kadang kala mencium pipiku tanpa peringatan. Rasanya jantungku mau copot karena sentuhannya yang tiba-tiba seperti itu.

Otakku saja belum selesai memproses ucapannya, namun Alex terus-menerus menyerangku. Begitu pun dengan tangannya yang sudah masuk ke dalam baju dan mengelus punggungku. Terasa sangat besar dan kasar, membuat badanku merinding.

"Ayo kita serang, Al! Jatuhin Natalie, timpa, trus kita masukin!" ucap Rolf di dalam sana dengan tidak sabar. Aumannya yang kencang seakan menandakan sebuah kemenangan. Sudah lama aku tidak mendengar Rolf sebahagia itu.

Walaupun begitu, tetap saja aku merasa takut. Aku tidak pernah melakukannya lagi sejak Alex menghilang. Dia pasti akan mengejekku jika tahu aku kembali payah.

Meneguk ludah kasar, aku merasa sangat gugup dibuatnya. Ditambah lagi dengan mata Alex yang berkabut, menatapku bernafsu. Aku tahu setelah ini tidak akan ada jalan keluar lagi. Aku benar-benar sudah terperangkap, seperti seekor kancil yang masuk kandang buaya.

Perlahan, Alex menidurkanku ke kasur dan badannya tepat berada di atasku. Rambutnya yang basah sampai memercikkan air ke wajahku.

Tidak, ini terlalu cepat, aku belum siap. Namun sayang untuk berdiri saja tidak bisa. Alex dengan sigap langsung menahan tanganku di samping kepala.

"Kita kan sudah baikan. Alex mau boleh ya? Kali ini mau sampai masuk, ya ya?"

-------------

TEBAKK NATALIE BAKAL JAWAB APAAA?🌝🌝

YG BENER DPT PIRING CANTIKK

BTWW SIAPAAA YG SENENG ALEX NATALIE BAIKANN?

SCENE APA SIH YG KALIAN TUNGGU" DARI MEREKA? EHEHEH JAWAB!!

JANGAN LUPA VOTE COMMENTS YAAA

LOVE YOUUU🤍

Pet Me, I'm Your Wolf!Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz