Tatapannya menghunus tajam, mengancamku agar tidak berbuat ulah lagi. Aku seperti anak kecil yang sedang dimarahi mamanya, padahal jelas sekali lebih salah Bryan.

Refleks aku menatapnya tajam dengan mendecih tidak suka. Telinga serigalaku menegang kaku dan bulu-bulu di ekorku pun ikut berdiri, merasa marah.

Aku ingin menggigit Bryan sampai kulitnya terlepas dan memakan wajah yang menyeringai puas itu hingga copot

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Aku ingin menggigit Bryan sampai kulitnya terlepas dan memakan wajah yang menyeringai puas itu hingga copot. Terlihat sekali dia merasa menang dariku.

Walaupun sama-sama diusir, tetap saja Natalie lebih perhatian pada Bryan. Bahkan sempat-sempatnya dia meminta maaf atas kelakuanku.

Menyentuh tangan Natalie yang berada di atas meja, aku mengelusnya lembut dengan tatapan memohon. Wajahku cemberut dan bibirku maju, meminta perhatian.

"Sayang, habis ini kita pulang, ya? Tempat ini jelek! Yang punyanya juga jelek!" ejekku dengan menjulurkan lidah pada pria menyebalkan itu. Kadang kala aku menggeram marah saat Bryan malah ikutan menyentuh tangan Natalie.

Enak saja main sentuh-sentuh, mau ku potong tangannya? Sepertinya memang harus seperti itu. 

Namun semakin berani, Bryan melepaskan genggaman tanganku dari Natalie dan mencakarnya kuat. Jelas sekali dia tidak menyukaiku, untuk menyentuh wanitaku sendiri saja tidak boleh. 

Natalie seperti mempunyai pawang yang melindunginya dari binatang buas, aku jadi ingin cepat-cepat menyingkirkannya.

"Kau yang lebih jelek!--ah sudahlah, percuma saja berdebat dengan om-om tua bangka. Temui aku setelah kau makan, Nat, aku akan menunggu di kamarmu seperti biasa. Aku berjanji akan pulang setelah ini," pinta Bryan yang membuatku sangat penasaran.

Keningku mengerut saat Natalie hanya menggangguk setuju dan tidak membantah sama sekali. Mereka memiliki rahasia di belakangku, aku seperti orang bodoh saja yang tidak tahu apa-apa.

Dan di kamar? Apa yang akan dilakukan dua orang berbeda jenis kelamin di satu ruangan? Hanya memikirkannya saja membuat darahku mendidih.

"Ngapain dia ke kamarmu? Usir saja! Kau tidak takut dalamanmu dicuri olehnya dan kena pelet? Dasar pria licik, aku akan membunuhnya!" ucapku bergebu-gebu dengan sesekali menggeram marah.

Memundurkan kursi dengan nafsu yang memburu, langkahku pun tegas ingin mengikutinya ke sebuah kamar. Sayangnya, Natalie lebih cepat menahan pergelangan tanganku.

Matanya mengancamku dan menyuruhku untuk kembali duduk.

Hanya dengan sentuhannya yang tidak seberapa saja, aku kembali menurut dengan senyum lebar di bibir. Natalie memegangku! Sudah pasti dia ingin ditemani makan. Tentu saja karena aku tampan dan mempesona.

Dengan perasaan berbunga-bunga, aku menumpukan kepala di kedua tanganku yang bertaut di atas meja. Mataku menatapnya lekat dan ekor serigala yang bergerak ke kanan kiri, kesenangan.

"Kurasa itu yang akan kau lakukan jika di kamarku, Bryan tidak seperti itu," lirihnya disertai gelengan lemah, lelah menghadapiku.

Sedangkan aku terbelalak, merasa terkejut. Darimana Natalie tahu aku sering mencuri dalamannya? Bahkan aku mengoleksinya di lemari, jangan salahkan aku, bentuknya terlalu lucu. Membayangkan Natalie mengenakannya saja, membuatku gemas ingin menelanjanginya.

Menyipit curiga, pasti Rolf yang memberitahunya. Serigala itu kan ember bocor, apa saja dia ceritakan pada wanitaku.

"Hei! Enak saja kau menuduhku, siapa yang tidak akan tahu jika celana itu kau pajang di dinding?" tanya Rolf dengan sinis, menyindirku. Ah iya, aku juga menaruhnya di tembok kamarku, tidak, kurasa tidak hanya di sana. Dalamannya ada dimana-mana.

Seakan bisa membaca pikiranku, Natalie melihatku dengan terkejut dan pipinya memerah malu. Tangannya mencengkram pisau kuat disertai getaran gugup. 

Setelahnya dia tidak mau menatapku dan hanya menunduk, melihat makanannya. Aneh sekali.

Mendengar ucapannya yang membandingkanku dengan Bryan, terdengar sangat mengesalkan. Bibir cantiknya terus saja menyebut nama pria lain, padahal sebelumnya tidak pernah seperti ini.

Seharusnya di otak Natalie hanya terpatri namaku, membuatku terbakar api cemburu saja. Tekadku ingin menculiknya terasa semakin kuat dan membara, aku ingin cepat-cepat mengurungnya untuk diriku sendiri. 

"Bryan Bryan terus, kau selalu menyebutkan nama pria lain di hadapanku!" rujukku sebal. Tanganku bersedekap di dada dan pipiku mengembung, marah. 

Yang sayangnya tidak menarik perhatian Natalie sama sekali

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Yang sayangnya tidak menarik perhatian Natalie sama sekali.

Dia tidak membujukku seperti biasanya. Tidak ada elusan, maupun rayuan agar aku tidak ngambek. Natalie kembali sombong seperti awal pertemuan kami, tidak, lebih tepatnya wanita itu memang selalu sombong.

Apalagi mendengar ucapan Natalie selanjutnya yang tepat menghunus jantungku. Sontak tanganku mengepal dan keningku mengerut dalam, merasa marah. 

Hanya dengan satu kalimat itu saja, aku merasa ingin membunuh satu orang pria yang bernama 'Bryan' di dunia ini.

"Apa bedanya denganmu? Setidaknya aku belum pernah sex dengan Bryan dan seandainya aku melakukannya pun, tidak akan di hadapanmu!"

----------

SIAPAAAA YG SUKAA SAMA NATALIEE?

SIAPAAA YG GEMES SM ALEXX?

SIAPAAA YANG DUKUNG BRYANN?

JAWABBB!!

BTWWW TEBAK NATALIE BAKAL NGAPAIN DI KAMAR SM BRYAN?🌝🌝

OIYAA BASTIAN ADA DI CERITA KBAPV YAA, YG KEPOO BACA AJAA, SAMA" SERU KOK😚😚

JANGAN LUPA VOTE COMMENTS YAAA BIAR CEPET UPDATEE

LOVE YOUUU🤍

Pet Me, I'm Your Wolf!Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu