Bab 20 - Melihatnya

5K 676 37
                                    

Bastian meraih ponselnya, dan mulai mengetikkan pesan untuk Nadira

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bastian meraih ponselnya, dan mulai mengetikkan pesan untuk Nadira.

Bastian : Aku ngimpiin kamu lagi.

Bastian : Aku ngerasain bayi kita menendang-nendang.

Bastian : Kamu bahagia, akupun sama.

Bastian : aku buatin kamu roti lapis dengan telur yang matang.

Bastian : Rasanya, aku sudah mulai gila.

Bastian : Cepat balik, Nad! Aku rindu...

Bastian menaruh kembali ponselnya. Dia melanjutkan menyantap rotinya sendiri. Ya, rasanya, dia sudah mulai gila. Dia berhalusinasi tentang Nadira ketika dirinya sendirian. Namun, Bastian tetap menikmatinya. Karena hanya dengan begitu, dia bisa melepas rindunya dengan perempuan itu.

Ya, Bastian bersyukur, jika dengan gila dia bisa tetap memiliki Nadira, maka dia akan menikmati kegilaannya ini...

*******************

Bab 20 – Melihatnya




Ting...

Suara bell menandakan bahwa ada orang yang masuk ke dalam kafe tersebut. Nadira mengangkat wajahnya, mendapati pria tinggi dan tampan masuk ke kafe tempatnya bekerja itu.

Ya, sejak pergi dari romah kontrakannya dua minggu yang lalu, sejak saat itulah Nadira tinggal di apartmen Rara. Hari pertama dia tinggal di sana, dia berkata pada rara bahwa dia akan mencari pekerjaan.

Sebenarnya, Rara melarangnya. Akan lebih baik jika Nadira lebih banyak beristirahat karena kehamilannya yang semakin besar. Namun, Nadira bersikukuh untuk tetap bekerja. Akhirnya, Rara merekomendasikannya sebuah pekerjaan, yaitu menjadi kasir di salah satu kafe miliknya dan juga milik Cilla, sahabatnya.

Nadira tentu senang mendapatkan pekerjaan itu. Itu bukanlah pekerjaan yang berat dibandingkan dengan bekerja di minimarket seperti pekerjaannya sebelumnya. Akhirnya, sejak saat itu, Nadira bekerja di tempat ini. Meski sebenarnya pekerjaan utamanya hanya sebagai kasir, nyatanya Nadira tak mau bermalas-malasan. Sesekali dia juga membantu membersihkan meja, dan bahkan membantu melayani pelanggan.

Kembali lagi pada si pelanggan yang baru datang. Namanya adalah Aditya. Pria muda yang selalu berpenampilan keren. Pria itu hampir setiap hari datang ke kafe ini. Padahal, menurut karyawan lain, pria itu sebelumnya hanya sesekali datang, namun setelah mengenal Nadira, pria itu datang hampir setiap hari.

"Selamat siang..." sapanya.

"Siang..." Nadira yang tadi membersihkan meja tak jauh dari pintu masuk akhirnya membalas sapaannya. "Cappuccino?" tanya Nadira.

Pria itu tersenyum lembut dan menganggukkan kepalanya. "Benar. Kalau bisa, aku mau kamu yang membuatkannya," ucapnya.

Nadira tersenyum lembut, "Bukannya saya sudah pernah bilang, ya? Saya hanya kasir di sini. Tapi, demi pelangan setia, maka saya akan membuatkannya."

SLEEPING WITH MY EX (Bastian & Nadira Story)Where stories live. Discover now