Bab 17 - Memikirkan Nadira

5K 765 53
                                    

Bab 17 – Memikirkan Nadira




Rara mengantar Nadira hingga ke kamarnya. Ya, saat ini, Rara dan Eldrick memang membawa Nadira ke apartmen milik Rara yang sudah tidak ditempati. Karena itulah, kini Nadira sementara waktu akan dibiarkan untuk tinggal di sana saja.

Eldrick sendiri memutuskan untuk menunggu di ruang tamu. Tak lupa, dia juga sudah membuat kopi untuk dirinya sendiri tadi.

Rara melihat Nadira yang masih tampak sedih. Perempuan itu hanya diam dan tak membuka sepatah katapun. Dia mulai membongkar kopernya dengan tangan yang masih gemetaran.

Rara mendekat ke arah Nadira, menghentikan aksi perempuan itu hingga Nadira menatapnya seketika dengan penuh tanya.

"Biarkan saja itu di sana. Sekarang lebih baik kamu istirahat," ucap Rara dengan penuh perhatian.

Nadira hanya bisa mengangguk patuh. Dia mendekat ke arah ranjang dan mulai duduk di pinggiran ranjang.

"Terima kasih sudah mau membantu, maaf kalau aku sudah merepotkan," lirih Nadira dengan suara yang nyaris tak terdengar. Sebenarnya, Nadira merasa malu jika dia harus berhadapan dengan Rara. Bagaimanapun juga, dia adalah orang yang menghancurkan masa depan Rara dengan Bastian saat itu. Kini, Rara benar-benar sangat baik kepadanya.

Rara tersenyum lembut, masih dengan menggenggam tangan Nadira, dia memutuskan untuk ikut duduk di pinggiran ranjang.

"Kamu nggak perlu bersikap seperti itu. Asal kamu tahu, kami berhutang banyak padamu," ucap Rara dengan sungguh-sungguh.

Nadira menatap Rara seketika dan mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh Rara kepadanya.

"Memag, salah satu alasan kenapa pernikahanku dengan Bastian gagal adalah karena kamu. Namun, asal kamu tahu, sekarang aku bersyukur atas kegagalan itu karena hal itu bisa membuatku bersatu dengan Eldrick lagi," jelas Rara.

Rara menghela napas panjang sebelum dia melanjutkan lagi perkataannya.

"Sebenarnya, tanpa kusadari, jauh dalam hatiku yang paling dalam, aku masih mencintai Eldrick. Kini, aku dan El sudah bisa menerima semuanya, kami sudah bersatu lagi meski dengan cara yang unik, dan semua itu karena bantuan kamu," ucap Rara sembari tersenyum penuh rasa syukur.

Nadira akhirnya mengerti bahwa rupanya Eldrick dan Rara adalah dua orang yang saling mencintai. Nadira merasa ikut senang ketika keduanya bersatu dan bahagia seperti saat ini.

"Melihat apa yang sudah terjadi pada diri kami, rasanya, kami mengerti apa yang kamu dan Bastian rasakan. Kalian pasti masih saling mencintai, namun nasib harus memisahkan kalian hingga..."

"Enggak..." Nadira memotong kalimat Rara. Dia menggelengkan kepalanya dan tersenyum lembut pada Rara. "Aku memang masih mencintai Bastian, tapi Bastian enggak merasakan hal yang sama," lirih Nadira.

Nadira lalu bangkit, meninggalkan Rara, mendekat ke arah jendela dan mengamati gemerlap lampu jalanan dari tempatnya berdiri.

"Aku hanya perempuan biasa yang datang dari desa. Aku merantau ke kota ini, berharap agar kehidupanku akan membaik. Kemudian aku mengenal Wulan, atau yang biasa dikenal sebagai Mawar. Dia mengajakku bekerja di sebuah kelab malam, dan di sanalah aku bertemu dengan Bastian."

Nadira menghela napas panjang mengingat bagaimana pertemuan pertamanya dengan Bastian terjadi dan secepat kilat bunga-bunga cinta tumbuh di dalam hatinya.

"Bastian adalah pria pertamaku dalam segala hal. Dia adalah pria pertama yang menyebutku cantik, indah, dan menawan. Dia juga pria pertama yang pernah menyatakan cinta padaku. Aku tak pernah mengenal pria seperti dia sebelumnya. Dan mungkinkarena itu pulalah, aku tidak akan pernah bisa melupakannya. Cintaku masih ada untuknya. Namun aku tahu, bahwa dia tak memiliki perasaan yang sama denganku lagi..." jelas Nadira.

SLEEPING WITH MY EX (Bastian & Nadira Story)Where stories live. Discover now