Bab 14 - "Jaga dirimu baik-baik"

5K 693 42
                                    


"Percayalah. Aku juga tak ingin datang lagi," jawab Bastian. "Tapi aku adalah pria yang bertanggung jawab. Jadi aku nggak mungkin campakan kamu begitu saja," desisnya lagi dengan nada tajam.

Nadira menganggukkan kepalanya. "Terima kasih, sudah mau bertanggung jawab," jawabnya. Meski jawaban Bastian sebelumnya cukup menyakitkan untuk Nadira, namun Nadira hanya bisa berterima kasih karena Bastian tetap menjalankan kewajibannya, kan?

Sedangkan Bastian, dia tak bisa menjawab lagi pernyataan terima kasih dari Nadira. Nadira seharusnya bisa mendapatkan lebih dari ini, tanggung jawab yang lebih benar dari pada ini semua. Namun, perempuan itu tak mendapatkannya dan perempuan itu masih berterima kasih kepadanya. Sial! Kenapa dia merasa menjadi orang yang sangat brengsek sekarang?

*****************

Bab 14 – "Jaga Dirimu Baik-baik..."




Setelah menghabiskan makanan di hadapannya, Nadira dan Bastian masih saling berdiam diri seolah-olah tak ada yang ingin mereka bicarakan.

Sebenarnya, Nadira merasa tak nyaman dengan suasana seperti ini. Terakhir mereka bertemu semalam, Bastian tampak sangat marah hingga pria itu melemparkan uang dan kartunya pada Nadira. Kini, Nadira maasih melihat ekspresi suram dari wajah pria di hadapannya itu.

Nadira ingin mencairkan suasana, tapi dia tidak tahu harus mulai dari mana. Dia hanya takut jika apa yang dia ucapkan akan diartikan dengan cara yang berbeda oleh Bastian.

Nadira menghela napas panjang, sebelum kemudian dia memutuskan membuka suaranya dan memberi tahu Bastian tentang keadaannya.

"Uumm, aku tadi sudah melakukan USG," ucapnya dengan sedikit ragu. Tak ada reaksi dari Bastian, hingga Nadirea akhirnya melanjutkan kalimatnya. "Dokter bilang bayinya sehat," lanjutnya sembari tersenyum dan mengusap lembut perutnya. "Dia bayi yang kuat. Dan katanya, besok aku sudah boleh pulang," lanjutnya lagi.

"Baguslah," Bastian menanggapi hanya dengan satu kata itu.

"Uumm, dokter juga bilang. Katanya... sementara tidak boleh ada seks dulu," lirihnya dengan suara nyaris tak terdengar.

Nadira melirik sekilas ke arah Bastian. Pria itu tampak mengetatkaan rahangnya, taanda bahwa dia tak suka dengan fakta yang dipaparkaan oleh Nadira. Tapi mau bagaimana lagi, Nadira harus mengatakannya jika dia ingin mempertahankan bayinya.

"Sperma pria bisa memicu kontraksi. Jadi dokter menyarankan untuk tidak berhubungan badan dulu," ucap Nadira lagi memberikan sedikit penjelasan pada Bastian, meyakinkan Bastian bahwa bukan maksud Nadira untuk menolaknya. Semua ini demi kebaikan bayi mereka.

"Ya. Aku tahu," lagi-lagi, Bastian hanya menanggapi dengan nada cuek dan datarnya.

"Jadi... apa kamu nanti... akan menginap di rumah?" tanya Nadira.

Sesungguhnya, Nadira ingin agar Bastian tetap menginap di rumah kontrakannya meski mereka tak melakukan seks. Nadira ingin melewati masa kehamilannya dengan tenang bersama Bastian. Namun sekali lagi, dia tak bisa menuntut hal itu, bukan?

"Tak ada gunanya aku menginap di sana, kan?" Bastian bertanya balik.

Nadira mengangguk. Jika dia tak bisa memuaskan pria itu, maka tak ada gunanya berharap pria itu mau bersamanya, kan? Seharusnya Nadira bisa membuka matanya. Bastian ada bersamanya hanya karena tanggung jawab, dan hanya karena ingin dipuaskan. Pria itu sudah bertanggung jawab dengan memberinya uang, sedangkan dia sudah tak dapat memuaskan Bastian lagi, jadi seharusnya Nadira tahu diri dan tak menuntut agar pria itu menemaninya, kan?

SLEEPING WITH MY EX (Bastian & Nadira Story)Where stories live. Discover now