Chapter 17 : Honey Moon

Start from the beginning
                                    

Letizia terdiam merasakan aliran netra Gabrielle. Pria itu menatap setiap keindahan di tubuh Letizia, rambut basah, wajah dipenuhi rintikan air, dan tubuh mengkilapnya, semuanya terlihat seperti Gabrielle sedang memandikan seorang Dewi. Gabrielle kehilangan akal dengan suara rendah seolah tersiksa akan keindahan wanita itu yang tidak dapat ia bendung, "Kau cantik sekali."

Letizia membuka matanya begitu shower itu diturunkan pada dadanya sehingga ia dapat melihat Gabrielle tanpa air yang menghalangi netranya. Ia menatap besar dan perkasanya tubuh Gabrielle yang dialiri air, begitu indah. "Dan kau seperti Dewa untukku."

Gabrielle tersenyum miring. Ia meletakkan shower kembali di tempatnya bersamaan mengambil shampoo, sebelum menuangkannya ke rambut panjang istrinya, mengusapnya. "Dan Dewa ini akan melayani Dewinya," ucapnya memijat pelan kepala Letizia. Letizia tersenyum dengan pipinya yang masih panas, menikmati pijatan di kepalanya. Ia merasa sangat dilayani Gabrielle. Ia ingin Gabrielle juga merasakannya, begerak untuk mengambil sampo ingin melakukan hal yang sama, namun Gabrielle menghentikannya. Pria itu berucap, "Aku sudah selesai." Ia mengecup kening Letizia. "You were born to be served."

Ucapan Gabrielle menghangatkan dada Letizia, menyebabkan panas di pipinya menjalar ke matanya. Ia berkaca-kaca. Ia tidak menyangka ia akan hidup seindah ini di bawah kuasa seorang pria yang bahkan tidak memiliki keterikatan apa pun dengannya pada awalnya. "How can you be so sweet?" tanya Letizia menumpahkan airmatanya menertawai dirinya sendiri.

"Kau akan menghargai apa yang kau punya saat kau sadar kau tidak memiliki apa pun."

"Kau memiliki segalanya, Gabrielle." Letizia menghapus bulir bening dari sudut matanya. Membiarkan pria itu mulai menyabuni tangannya dengan body scrubber.

"Itu yang terlihat, bukan apa yang kurasakan." Gabrielle bergerak naik pada bahu Letizia, berdiri di belakang wanita itu lalu tangannya menelusuri ke dada Letizia, meremasnya.

Gerakan tangan panas Gabrielle menghanyutkan Letizia ke dalam pusaran gairah menyenangkan. Benda keras suaminya pun menekan bokongnya dari belakang. Ia memejamkan mata menikmati, merasakan hembusan napas Gabrielle menerpa lehernya lalu berbisik dengan suara berat memambukkannya, "Is it please you, Mia Dea?"

Suara seksi Gabrielle membuat kewanitaan Letizia berkedut basah. "It is," jawabnya pelan.

Gabrielle memeluknya dari belakang, menempelkan tubuh mereka yang tidak mengenakan apa pun lalu mengusap dada Letizia dengan body scrubber lalu turun ke perutnya. Letizia membuka mata, tidak ingin berhenti. "Please me more," bisiknya dengan suara tersiksa.

"As your wish, My Goddess."

Letizia menggigit bibir bawahnya merasakan kedua tangan Gabrielle bergerak lebih liar dari sebelumnya. Remasan-remasan itu membuat dirinya ingin disentuh lebih jauh lagi. Tubuhnya seakan seperti tersengat listrik begitu jemari pria itu menyentuh puncak payudaranya, membuat kepalanya menoleh refleks. Ia mendapati cermin besar yang memantulkan bayangan mereka berdua dari atas hingga bawah, sebelum menatap Gabrielle yang menyeringai padanya seolah-olah ia memerhatikan ekspresi Letizia sejak tadi dari sana. Panas menjalar ke seluruh tubuh Letizia mendapati netra biru laut itu menggelap lalu mendekatkan bibirnya ke telinganya, berbisik dengan suara rendah bagaikan iblis yang menghasut seorang Dewi untuk jatuh ke dalam perangkapnya, "Aku akan menyembah setiap inci tubuh indah ini."

Letizia memejamkan mata, malu melihat dirinya sendiri dari cermin, merasakan kecupan-kecupan menggairahkan itu di setiap sisi tubuhnya. Ini sangat menggairahkan, Gabrielle benar-benar memanjakannya hingga terbuai oleh api neraka yang terasa menyenangkan. "Gab-" panggilnya tertahan membuka mata, terkejut karena merasakan sesuatu yang basah menyentuh area sensitifnya. Letizia kembali memejamkan mata merasa malu apa yang ia lihat. Gabrielle berlutut dan memuaskannya, seolah-olah seorang iblis benar-benar menyembah tubuh sang Dewi. Ia meremas rambut Gabrielle di bawah sana untuk merapatkannya memberi tanda bahwa ia sudah hampir sampai pada puncak gelombang kenikmatan. Namun, tiba-tiba pria itu menjauh membuat Letizia membuka mata.

"Ah!" Letizia terkejut begitu sesuatu yang keras menghentak masuk ke dalam tubuhnya. Pria itu memeluknya dari belakang dan mulai memompanya mulai dari perlahan yang menyiksa hingga begitu keras dan cepat bagaikan diterjang kenikmatan bertubi-tubi.

***

Letizia menyisir rambut di depan cermin kamarnya setelah Gabrielle mengeringkannya di kamar pria itu tadi. Ia melirik dari cermin pintu terbuka, menampilkan Gabrielle hanya mengenakan celana kain. Ia menoleh pada Maria yang masih tertidur. Letizia kembali menatap Gabrielle.

"Pakai bajumu," protes Letizia kesal. Letizia tahu Gabrielle memang selalu bertelanjang dada ketika tidur, tapi tidak mungkin di depan wanita lain, bukan? Ia tidak akan mau berbagi pemandangan indah tubuh suaminya meskipun dengan sahabatnya sepanjang malam.

Gabrielle mengambil sisir di tangan Letizia dan menyisir surai rambut wanita itu. "It's quite hot here." Ia mengerutkan dahi, seolah-olah ada hal yang lebih penting untuk di bahas ia bertanya, "Mengapa kau menyisir rambutmu sendiri?" tanyanya kesal, seolah-olah akan memberikan masalah pada pelayan-pelayan wanita itu.

"Aku menyuruh mereka beristirahat."

Gabrielle menajamkan pandangan seolah mengatakan, kau menyuruh mereka beristirahat sementara kau belum istirahat?

Letizia mengambil sisir di tangan Gabrielle, meletakkannya pada meja rias lalu mendorong pria itu ke tempat tidur dan Letizia menyelimuti tubuh sixpacks pria itu. Sudah ia katakan ia tidak akan ingin berbagi keindahan tubuh Gabrielle pada siapa pun. Ia berbaring di sebelahnya. Letizia merasakan pria itu memeluk pinggangnya. Ia berpikir sebentar, lalu bertanya, "Bagaimana jika kita honey moon di Bali? Aku tidak pernah ke sana. Kudengar pantainya sangat indah. Kau tidak pernah mengizinkanku ke sana, tapi aku ingin tahu tempat asalku-"

"Kita akan ke Vermiglio pekan depan. Aku sudah menyewa resort Chalet Al Foss hanya untuk kita berdua selama tiga hari, lalu-" ucapan Gabrielle terhenti karena Letizia melepas pelukannya dan menatap Gabrielle dengan kesal.

"Kau membuat rencana tanpa memberitahuku?"

"I'm telling you now."

Letizia berusaha menahan kesal. "Aku ingin ke Bali dan mengunjungi panti tempatku berasal!"

Gabrielle terlihat marah dengan ucapan Letizia, mengerutkan dahi dalam. "Apa kau tidak bahagia bersamaku?"

Letizia menerjap-nerjapkan mata. Ia hanya ingin tahu, mengapa Gabrielle semarah itu? Letizia meneguk saliva. "Aku hanya—"

"We're going to Vermiglio next week, then Mexico and Greece. You can add others but not with Bali."

#To be Continue...



090723 -Stylly Rybell-
Instagram: Maulida_cy

Monster's Wife [Gabrielle's Season 2]Where stories live. Discover now