pesta dansa natal

64 11 0
                                    

[Happy reading]

*****

Besoknya minggu, Mia bangun sedikit agak kesiangan. Yeah, mengingat dia telah tidur, bangun, lalu tertidur lagi. Dia dan teman-teman pergi ke aula besar untuk sarapan. Draco agak menjaga jarak dengannya pagi ini, ada apa dengan lelaki itu, batin Mia.

Mia duduk meraih semangkuk bubur dan memakannya. Draco mendekat ke arahnya sambil membawa semangkuk kecil abon sapi.

"Semalam... apa yang kita lakukan?" tanya nya hati-hati.

Mia mengatup bibirnya sebelum bicara, "Tidak ada." katanya tenang. Jangan sampai Draco tahu dia menciumi nya semalam. Mia mengeleng.

"Hm... aku merasakan ada sesuatu yang menerjang mulutku semalam..." dia menatap langit-langit aula.

Mia meliriknya dari ujung matanya sambil memakan bubur.

"Kita berciuman, ya?" katanya blak-blakan.

Daphne yang berada di sampingnya tersedak biji jeruk. Wajah Mia sudah merah akibat malu. 'Bukan kita. Tapi aku yang mencium mu, goblok!'

"Mulut mu!" desis Mia.

Mia meninggalkan aula dengan cepat, alasannya adalah ingin menemui Profesor Snape. Mia berbelok menuju perpustakaan, dia membuang napasnya ketika sampai di sana.

Mia menepuk keningnya saat mengingat bagaimana dia menciumi Draco semalam. "Bodoh sekali!" gumamnya kesal.

Mia mengatur napasnya dan masuk ke perpustakaan menjelajahinya. Dia melihat Hermione dan Harry yang terlihat mencari-cari sesuatu. Mia tak terlalu minat untuk menemui mereka, dia berkeliling lagi mencari buku.

"... tolong diam sebentar. Aku sedang berusaha berkonsentrasi."

Mia melirik ke Hermione dan Harry, jiwa penasarannya meronta-ronta ingin tahu apa yang mereka cari.

"Kalian cari apa?" Mia muncul dari belakang Hermione. Hermione kaget sampai hampir tersandung.

"Mantra sederhana unt--"

"Melawan naga." kata Harry cepat-cepat, dia telah pasrah sampai meringkuk di atas tumpukan buku.

Mia menghela napasnya, lalu menatap Hermione yang keheranan. "Harry memberitahu ku semalam. Aku tak akan memberitahu siapapun, tenang saja." katanya yakin.

Hermione menatapnya sebentar, lalu menatap prihatin Harry.

"Kau pandai dalam Quidditch Harry." celetuk Mia.

Harry mengangguk lesu.

Hermione meliriknya dengan terbalak, "Dia tak boleh bawa sapu terbang."

Mia menyilangkan tangannya. "Bisa kau ambilkan pena bulu itu?" katanya pada Harry.

Harry mengambil pena bulu itu dengan lesu dan memberikannya.

Mia tersenyum, lalu mencoret perkamen kosong yang tergeletak. "Kita butuh pena untuk menulis, dan kau butuh hal sederhana untuk menaklukkan naga itu."

Harry dan Hermione mengernyit binggung.

Mia menghela napasnya, "Oh, ayolah..." dia menatap Harry jengkel. "Kau butuh mantra sederhana untuk mendapatkan apa yang kau butuhkan!"

"Sapu mu, Harry!" desis Hermione.

Harry menenggakan bahunya, lalu berdiri. "Terima kasih, Mia!" ucapnya senang. Dia mengembalikan buku-buku yang di ambil ke rak.

GONE || DRACO MALFOY Where stories live. Discover now