Chapter 15 : Diamond

Start from the beginning
                                    

Gabrielle terkekeh pelan seolah tidak percaya, jadi wanita itu menerimanya untuk mengontrol Gabrielle agar tetap di bawah kuasanya? Ia menyeringai. "Karena itu kau diam saja saat kita bercinta?"

Letizia memutar mata muak. "Aku tidak bodoh untuk membiarkanmu melampiaskan kebutuhan biologismu pada perempuan-perempuan yang dengan senang hati melempar tubuh mereka padamu."

Gabrielle tersenyum bangga, wanita itu mengontrolnya dan ia menikmati mereka yang saling mengontrol satu sama lain. Ia menaikkan dagu Letizia dengan satu jari agar menatap lurus netra biru lautnya. "You can fire them if you want."

Letizia memutar mata sambil menghela napas berat. Pria itu terlalu kejam mengambil keputusan, terlalu diktator. "Aku bilang buat peraturan, jika mereka menggodamu pecat saja."

"Stop roll your eyes at me," peringat Gabrielle tajam.

Letizia teringat keadaan Maria yang kian membaik. "Apa yang dilakukan Maria?" tanyanya mendongak menatap lurus netra biru Gabrielle yang mendadak berubah menjadi tenang dan enggan bersuara.

Pria itu menepikan surai lembut Letizia ke belakang telinga. "Dia melihat sesuatu yang seharusnya tidak dia lihat."

"Dan kau takut dia bicara padaku?" tebaknya membuat Gabrielle terdiam. Letizia semakin penasaran, apa yang suaminya rahasiakan darinya? Ia bertanya dengan kesal, "Apa yang dia lihat?"

Gabrielle kembali menepikan surai lembut Letizia ke belakang telinga pelan, lalu berucap dengan suara rendah, "Aku terlalu takut kehilanganmu."

"Gabrielle jawab aku."

Gabrielle menarik Letizia ke dalam dekapannya dan berbisik, "Berhenti membuatku cemburu. Aku tidak suka kau marah padaku karena orang lain."

"Kau tidak menjawabku, L," sanggah Letizia tegas. Ia tahu Gabrielle tidak akan berbohong padanya karena itu suaminya terus mengalihkan topik. Ia hanya harus lebih memaksa Gabrielle lagi untuk bicara. Jika pria itu tetap diam, maka Letizia tidak akan mau bersikap seperti biasanya.

"It's nothing."

Letizia melepas pelukan Gabrielle dengan perasaan kesal, lalu beranjak pergi. Namun pria itu menariknya, memeluknya begitu erat seolah-olah jika dekapannya melonggar sedikit saja maka ia akan kehilangan istrinya selama-lamanya. Kekuatan itu membuat berontakan Letizia tidak berarti.

"Aku berdansa dengan orang lain. Maafkan aku."

Ucapan Gabrielle membuat Letizia tercengang hingga berhenti melakukan perlawanan, apa ia tidak salah dengar? Seorang Gabrielle? Bagaimana bisa pria itu membiarkan seorang wanita memasuki celah di antara mereka. Ia berusaha melepaskan diri. "Lepaskan!" bentaknya emosi. "Kupikir kau tidak akan pernah tertarik meskipun sedikit kepada orang lain seperti aku! Mengingat kau begitu mencintaiku begitu dalam." Letizia berucap sesak dan berusaha melepaskan pria itu darinya. "Lepaskan aku!"

"Aku tidak tertarik padanya. Maafkan aku. Aku tidak akan mengulanginya."

"Kau bahkan melukai Maria yang di mana kaulah masalahnya!" bentak Letizia marah dengan airmata berkaca-kaca. Ia merasa dikhianati. "Sekurang itu aku sampai kau mencari orang lain!"

"You are more than enough. I'm sorry," bisiknya dengan suara pelan, mengelus-elus kepala Letizia berusaha menenangkan wanita itu.

Letizia tercekat, pertanyaan-pertanyaan di kepalanya terus menghantui dan ia takut akan kenyataan. Ia berusaha melepas pelukan, tapi Gabrielle sama sekali tidak mengizinkan. Dengan lirih ia bertanya, "Did you sleep with her?"

"No. I would never betray you," jawabnya dengan suara parau.

Perasaan sedikit lega menjalar ke dada Letizia. Ia ingin bertanya lagi, namun ia terlalu takut akan jawaban Gabrielle. Tapi ia harus menyelesaikannya hari ini, ia muak membuang-buang waktu dengan berdiam-diaman. "Do you love her?"

"Never, I would never love anyone else but you."

Letizia merasakan usapan tangan besar Gabrielle terus membelai kepalanya. "Do you like her?" tanya Letizia lemas berhenti memberontak, seolah-olah tenaganya telah habis setelah mengajukan pertanyaan dan ia yakin, jika Gabrielle mengiyakan maka ia akan hancur saat itu juga.

"I hate her."

"So, why you dance with her?!" bentak Letizia kesal.

"She is someone from my past."

Letizia meneguk saliva. Ia benci berurusan dengan masa lalu Gabrielle. "Siapa dia?" Ia tidak ingin tahu siapa atau pun hal-hal lebih dalam lagi, ia tahu jika ia menemukan kebenaran yang tidak diinginkan maka ia akan hancur berkeping-keping.

"Aku tidak akan menemuinya lagi. Berhenti membahas masa lalu, ok?"

Letizia melepas pelukan perlahan, menatap lurus netra biru laut suaminya. "Me lo prometti?" [Kau berjanji padaku?].

"Te lo prometto." [Aku berjanji].

Letizia menghela napas berat. Ia menajamkan pandangan dengan penuh kebencian. "Aku berubah pikiran, pecat semua karyawan yang memamerkan belahan payudara mereka. Dan jika aku tahu kau bermain wanita di belakangku, aku tidak akan hanya membunuhnya, L, tapi kau pun akan kuhabisi. I traditori non vengono puniti, ma eliminati!" [Pengkhianat tidak dihukum, tapi dieliminasi].

Gabrielle tersenyum miring dengan netranya yang menggelap tajam. Wanita itu mengingat pasal 19 yang membahas pengkhianatan di kelompok mereka. Ia berdesis tajam, "Questo vale anche per te, tesoro." [Itu juga berlaku untukmu, sayang].















#To be Continue...



070723 -Stylly Rybell-
Instagram: maulida_cy

Monster's Wife [Gabrielle's Season 2]Where stories live. Discover now