I Wanna Love You but I Don't Know How

Start from the beginning
                                    

"Bisakah kami pergi istirahat sekarang?" potong Sasuke yang membuat Sora terkesiap kaget, mengamati perubahan ekspresi laki-laki yang tampak lebih keras dari sebelumnya.

"Ya, silakan. Kami akan mengantar kalian ke penginapan sekarang," ujar Kenji memberi kode kepada beberapa orang yang memakai hakama putih serupa.

Sasuke menarik lengan Sakura agar berjalan di belakang petugas menuju ke penginapan tradisional berdinding kayu itu, seolah ia bisa melihat secara nyata tanpa penutup mata. Tiga anggota kelompok yang lain hanya saling berpandangan, kemudian mengekor acuh tak acuh.

***

Missing nin, mungkinkah Sora berpikir bahwa ia sudah menjadi ninja pelarian sekarang? Tentu ia tidak bisa menjelaskan secara gamblang atau nyawa yang dikandung badan akan menjadi taruhan. Ia bisa mati bila Sasuke mengetahuinya. Mereka sudah sepakat untuk bungkam, kemudian ia akan dilepaskan. Mungkinkah ia juga terlalu naïf sebab percaya omongan Sasuke padahal laki-laki itu nyaris membunuhnya beberapa tahun silam? Rasanya ia sudah tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pasrah, ia tidak pernah merasa harus bersikap semacam itu. Bila masih ada kekuatan, ia menghela napas panjang.

Kini Sakura menatap pada Danau Mashu yang tampak berkilau dari balkon penginapan. Air danau itu sudah lenyap bersamaan dengan hilangnya Yamata, bahkan merenggut nyawa Tetsuo dan Yu. Mungkin Kenji yang membuat pulau untuk penghormatan tugu makam Tetsuo di tengah-tengah danau yang kini sudah terisi air kembali. Negeri air terjun seperti Taki memiliki sumber air yang berlimpah. Cukup mudah mengalirkan air kembali ke Danau Mashu yang kering akibat kejadian beberapa bulan lalu.

Tidak terlalu banyak kenangan indah yang tercipta, bahkan bisa dikatakan bahwa pengalaman melakoni misi batu giok merupakan salah satu misi yang nyaris membunuhnya. Namun, Sakura tidak memungkiri bahwa misi batu giok sudah mengubah segalanya. Mengubah hubungannya dengan Kakashi yang semula hanya rekan biasa. Ditatapnya seantero kamar yang tidak banyak berubah, masih memiliki desain yang sama seperti saat mereka menginap. Mengingatkannya pada beberapa hal yang kini membuat kedua pipi itu memerah.

Entah kenapa Sasuke memilih kamar itu, atau ia memang berharap bisa tinggal di kamar yang pernah menjadi tempatnya tinggal bersama Kakashi beberapa bulan lalu. Bukan karena alasan itu, tetapi ia merasa kamar itu bisa memberikan suasana yang bisa meningkatkan masa penyembuhan Sasuke lebih optimal. Dengan balkon yang menghadap langsung pada Danau Mashu, pemandangan alam bisa meningkatkan hormon bahagia lebih baik. Kemudian ia teringat perkataan Sasuke di pinggir tebing sebelumnya, tentu ia tidak pernah berniat mencemooh kondisi lelaki itu.

Suara pintu kamar mandi yang bergeser membuat Sakura membalikkan tubuh, tetapi ia terpaku di tempat. Berjarak kurang dari lima meter, Sasuke baru saja membasuh diri. Penampilan laki-laki itu tampak segar dengan rambut yang setengah berantakan dan basah. Bukan karena terpesona dengan ketampanan Sasuke yang tidak lekang oleh waktu, tetapi Sakura menyadari Sasuke tidak mengenakan atasan, hanya membiarkan celana hitam sebatas mata kaki membalut tubuh. Lelaki itu membiarkan tubuh bagian atas terbuka dengan tetesan air yang akan membuat lantai kayu basah. Bila pemilik penginapan tahu, tentu ia yakin mereka akan mendapat masalah.

"Aku yakin mereka lupa meletakkan handuk di kamar mandi," ucap Sakura rikuh.

Ia bergerak mencari pakaian baru di dalam tas, buru-buru mendongak saat langkah Sasuke begitu cepat berada tepat di hadapannya. Pewaris klan Uchiha itu masih memejamkan mata sehingga Sakura bergegas mencari kain penutup mata yang selalu melekat pada Sasuke beberapa waktu belakangan. Apakah ia mulai ceroboh? Tangannya agak bergetar mencari di sekitar tempat tidur. Betapa bodohnya, mungkin Sasuke melepaskan kain penutup mata itu di dalam kamar mandi. Saat ia berencana mencari ke kamar mandi, tangan kanan Sasuke menahannya.

BlueWhere stories live. Discover now