Kebangkitan Siluman Naga Berkepala Delapan

1.8K 268 38
                                    

Tidak ada jalur trekking menuju ke danau yang terhampar luas mencapai beberapa kilometer persegi. Pagar pembatas yang dibuat kuil telah hancur saat patung naga terlontar ke luar sebelumnya. Untuk mencapai tepian danau memang butuh perjuangan sebab daratan landai dan terjal menghiasi pinggiran danau. Tebing yang membingkai seluruh pinggiran danau tampak semakin eksotis dengan pancaran sinar bulan yang seolah terhubung dengan kekkai pelindung yang melingkari danau itu. Pada saat putaran angin yang bersatu dengan cahaya bulan tepat di tengah purnama, tiga bayangan melompat ke dalam pusaran tersebut.

Kakashi menunggu perintah di belakang Tetsuo yang berusaha menopang tubuh. Luka di lengan lelaki itu masih terlihat mengucurkan darah meski tidak terlalu banyak. Efektivitas chakra medis Sakura mampu menghalau racun itu menyebar ke seluruh tubuh. Namun, ia tahu kalau Tetsuo tidak akan bertahan lebih lama. Sebagai seorang shinobi, ia hanya diperintahkan untuk melakukan misi yang bisa memberikan keuntungan bagi desa. Entah kenapa ia harus melakukan ini; menolong orang lain.

Rasanya kebangkitan Yamata akan mengingatkan tragedi kebangkitan Kyuubi yang nyaris menghancurkan Konoha beberapa tahun lalu. Kakashi tidak bisa membiarkan kuil dan seluruh desa di Takigakure utara hancur berantakan karena ulah Yamata. Apalagi ada orang yang mendukung kebangkitan siluman itu, dia tidak bisa membiarkan Yu mengambil alih semuanya. Tidak menutup kemungkinan ia dan Sakura juga akan berada pada masalah yang lebih sulit. Jika Yamata tidak terkontrol, maka ia dan Sakura bisa mati konyol.

"Apakah Taka akan baik-baik saja?" Suara Sora bergetar melihat tubuh Taka yang melayang di dalam pelindung berjarak satu kilometer dari tempat mereka berdiri.

"Ambil tubuh Taka saat pelindung itu pecah, Sora. Lakukan tepat waktu sebab pelindung akan hancur saat kepala naga paling besar muncul!"

"Naga sialan itu akan mencaplok anakku?" Sora menatap sangat cemas, seolah ia hendak maju mengambil tubuh sang anak.

Dari jarak yang cukup jauh pun, Yu bisa mendengar percakapan mereka. Lelaki jangkung itu berbalik menatap angkuh pada ketiga orang yang berani mengintervensi urusannya. Tetsuo masih sama seperti puluhan tahun lalu, selalu berusaha menegakkan kebenaran. Kebenaran yang sebenarnya adalah membangkitkan Yamata dan menguasai dunia, dia tidak akan pernah mengubah keyakinan itu.

"Kau selalu kalah sejak dulu, Tetsuo. Mengutamakan kepentingan orang banyak, eh?"

Tetsuo tidak menjawab. Yukata putih yang dipakai sesepuh kuil itu tampak berkibar. Wajahnya agak pias karena cahaya di dalam pelindung terlalu terang.

"Mengalah tidak selamanya kalah, Yu. Aku terlalu lama berdebat dengan diriku sendiri selama ini. Kebodohanku yang melindungimu atas semua hal kotor yang kau lakukan selama ini."

Terdengar suara tawa Yu yang membahana. Menggema di dalam pelindung danau yang tidak bisa ditembus oleh siapa saja dari luar.

"Aku akan mengakhiri riwayat kalian di sini. Sebentar lagi."

"O-otousama," ujar Sora tergugu, bahunya terguncang hebat. Rasanya sulit mempercayai orang yang paling melindungi selama ini, ternyata menghancurkannya.

Tetsuo menatap Kakashi, lalu berucap lirih, "Saat dia menancapkan pedang Kusanagi di bawah tubuh Taka, Yamata yang telah terbuka segelnya akan terangkat ke atas dan bangkit kembali. Ekor yang terpotong akan kembali menyatu. Tugasmu adalah memotong ekor itu kembali, Kakashi-san. Dapatkan kembali pedang Kusanagi. Pedang itu bisa membunuh Yamata dan menyegel jasadnya."

Kakashi membuat gerakan singkat, dua ninken langsung muncul dan berdiri di belakang tubuh ninja elit itu. Pakkun berdiri di dekat kaki Kakashi, lalu bertanya, "Bagaimana dengan Sakura-chan?"

BlueWhere stories live. Discover now