Secuil Ingatan yang Hilang

2.2K 283 35
                                    

Lima jam sebelumnya....

Kakashi yang berada di kamar mandi menggunakan sharingan untuk mengetahui apa yang dilakukan Sakura. Ia jelas curiga dengan apa yang dilakukan mantan muridnya itu. Ekspresi aneh Sakura saat menunggunya tadi cukup mengganggu. Ia tidak pernah melihat Sakura segugup itu, bahkan gadis itu selalu tampil percaya diri.

Saat tangan Sakura gemetar membuat teh di pantry kecil di ruangan itu, ia bisa melihat gadis itu mengeluarkan sesuatu dari lipatan yukata tidur dan memasukkannya ke dalam teko. Sakura tidak mungkin berniat meracuninya, tapi ia harus tetap waspada. Kematian seseorang bisa disebabkan oleh orang yang paling dekat, termasuk Sakura.

Akhirnya Kakashi yang sudah menyelesaikan kegiatan di kamar mandi, keluar dengan ekspresi yang lebih tenang. Ia mengambil duduk di depan Sakura yang sudah menyiapkan teko berisi teh khas Taki itu. Mereka saling bercakap sebentar dan ia pura-pura meneguk isi dalam cangkirnya sendiri. Meskipun ia tidak bisa merasakan perubahan aroma pada teh, tapi ia tidak ingin ambil risiko.

Ekspresi bingung Sakura saat Kakashi mengambil posisi tidur di sofa dekat ranjang membuatnya benar-benar penasaran. Sakura tidak pernah bersikap seperti itu, maka ia memilih opsi alternatif. Ia akan mengikuti permainan gadis itu. Benar apa yang ia terka, Sakura bertindak begitu berani saat menghampirinya yang pura-pura tidur. Berawal dari sentuhan ringan hingga kecupan singkat itu membuka peluang lain sebab Kakashi tidak bisa menahan diri lagi. Mereka sudah melangkah lebih jauh, maka tidak perlu saling menutupi keinginan dalam hati masing-masing.

Teh yang diulurkan Sakura telah ia teguk sampai tandas. Barulah ia menyadari apa yang diberikan gadis itu ke dalam teko teh sebelumnya. Itu afrodisiak tingkat tinggi yang menyebabkan sesuatu dalam dirinya bergejolak hebat. Ia merasa panas dan ingin melepas pakaian itu sekarang. Melucuti satu per satu dan menyentuhkan permukaan kulit mereka. Merasakan kehangatan yang menguar karena efek obat yang diberikan Sakura telah mengalihkan seluruh akal sehat.

Sebenarnya, Kakashi akan senang hati melakukannya tanpa pengaruh obat apa pun. Dengan catatan penting bahwa Sakura juga menginginkannya. Mereka sama-sama dewasa, bukan? Saat mereka saling bertukar kecupan itu, ia menyadari betapa Sakura telah berhasil mengubah fokus misinya selama ini. Mereka melakukannya dengan penuh kelembutan, meskipun Kakashi bisa merasakan gigitan Sakura berkali-kali pada tatto Anbu yang menghiasi lengan kirinya.

"Sakura," bisik Kakashi.

"Daisuki, Kakashi."

Ucapan 'aku suka padamu' yang terlontar dari bibir Sakura semakin membuat Kakashi bersemangat. Ia mengecup bibir sang lawan dengan rasa damba sejak mereka menjalani misi ke Iwa dalam sebulan terakhir.

Sebuah perwujudan hasrat mereka yang hebat, Kakashi membimbing Sakura ke kamar mandi. Berendam dalam onsen pribadi bersama tanpa rasa malu lagi. Setelah memakai yukata masing-masing, Sakura duduk di atas ranjang dengan wajah kemerahan. Begitu pula Kakashi yang mengambil posisi tidur di sisi sebelah kiri dan menepuk ranjang sebelah kanan dengan ekspresi yang tidak terbaca.

"Besok kita akan kembali ke Konoha. Sebaiknya kau lekas tidur, Sakura."

"Hai."

Sakura bergerak membalikkan tubuh ke sisi kanan untuk menghindari tatapan Kakashi yang terasa membakar seluruh tubuhnya. Meskipun laki-laki itu sudah melihat bentuk dirinya secara keseluruhan, tapi ia tetap merasa malu. Alih-alih mengabaikan degup jantung yang tidak keruan, tangan kanan Kakashi melingkar di perut rata Sakura. Membuat gadis itu terbelalak seketika, tapi Kakashi segera berbisik lembut, "Tidurlah! Bila kau menolak tidur, aku bisa melakukannya sekali lagi."

Sakura segera memejamkan mata sebab ia tidak ingin Kakashi mengetahui apa yang ada di dalam otaknya sekarang. Sensasi itu masih bisa ia rasakan, tapi ia menolak untuk mengatakannya secara frontal. Hembusan napas Kakashi yang menggelitik telinga kiri semakin membuat pikiran Sakura berkelana.

BlueWhere stories live. Discover now