Perjalanan ke Takigakure

3.3K 354 50
                                    

Ditengah merebaknya virus Corona di negara kita, saya berharap kalian semua baik-baik saja. Sebagai emak, memang agak sulit mengontrol diri agar tidak terjangkit panic buying. Jaga kesehatan dan tunda rencana liburan, ya! Yuk, aturi anjuran pemerintah buat social distancing! Doa sangat penting, ikhtiar itu wajib. #DirumahAja

Cek typo masih berlaku. Seperti biasa, saya suka buru-buru. Haha.

***

Dapur mansion cukup luas sehingga bisa menampung beberapa orang yang masih tersisa. Total ada 9 orang yang masih berada di mansion yang saling menatap tak percaya. Situasi sulit yang tidak bisa dijelaskan dengan kata. Yuki, Haruka dan Erika duduk menggerombol di samping meja pantry sedangkan para lelaki berada di sudut lain. Mereka mengawasi kedatangan Sakura dan Kakashi yang mengekor di belakang Yui.

"Hanya mereka yang tersisa, para pelayan lain sudah pergi sebelum kebakaran terjadi. Kukira Sora-sama memang sudah merencanakan semua ini."

Yui duduk di meja panjang dekat pantry yang biasa digunakan sebagai meja makan para pelayan dan pengawal mansion. Tatapan Yui tampak berkilat seolah ada banyak hal terpendam di sorot netra berwarna kuning tersebut.

"Duduklah!"

Tanpa perlu diperintah dua kali, Sakura dan Kakashi mengambil tempat duduk berdampingan yang berhadapan langsung dengan Yui. Wanita yang berusia sekitar akhir tiga puluhan itu menghembuskan napas berat sebelum menatap dua orang asing yang baru ia kenal selama seminggu.

"Aku tahu kau seorang ninja sejak mengajari Taka cara memegang kunai yang benar," ujar Yui menatap Sakura dalam-dalam.

"Anda tahu?" sahut Sakura sedikit terkejut.

Yui seolah tahu apa yang dipikirkan Sakura dan berkata cukup tegas, "Aku menyimpan rahasia untuk diriku sendiri."

Sakura hanya diam dan balas memandang Yui, berharap bisa menghapus semua kekesalan yang ia miliki selama seminggu terakhir di mansion.

"Aku membuat diriku sendiri terlihat menyebalkan di mata staf lain. Kupikir, intimidasi bisa membuat mereka sedikit lebih disiplin dan bertanggung jawab. Bukankah begitu?"

"Ya, Anda benar." Sakura mendadak langsung teringat dengan Tsunade.

"Hilangkan sapaan formal. Setelah kabar Ryota-sama mati, mansion ini akan segera dijarah para pencuri. Tentu kami harus segera pergi dari sini, maka tanyakan semua informasi yang ingin kalian dapatkan."

Baik Sakura dan Kakashi saling berpandangan sejenak hingga akhirnya suara sang pemimpin tim menggema di dapur mansion.

"Ke mana Sora?"

"Aku tidak tahu," Yui tersenyum melihat perubahan wajah Sakura dan Kakashi, lalu melanjutkan perkataan,"tapi aku punya dugaan. Dia ada di Takigakure utara. Kau akan menemukan sebuah kuil di atas bukit setelah melewati savana dengan air terjun pelangi."

"Air terjun pelangi?" tanya Sakura tak mengerti.

"Kau akan tahu setelah menemukan tempat itu."

"Bagaimana kau bisa tahu tempat Sora?" tanya Kakashi. Dari pertanyaan itu saja, Sakura tahu bahwa Kakashi tidak akan mudah percaya pada Yui. Insting pertama seorang ninja.

Jangan mudah percaya pada orang lain meskipun mereka orang terdekatmu. Teman dan lawan sulit dibedakan, mereka bisa menusuk dari belakang.

"Aku berumur sepuluh tahun saat ibu Sora datang ke mansion ini. Keluargaku telah menjadi pelayan di mansion sejak mendiang kakek Ryota-sama masih ada. Seperti tradisi yang berlaku, aku akan melanjutkan apa yang mereka kerjakan sebelumnya. Meskipun Ryota-sama mengatakan kalau ia adalah ayah kandung Sora, aku tahu kebenaran yang sebenarnya."

BlueOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz