CHAPTER 4

8 2 0
                                    

(Velta's POV)

Tak tersadar.. nyatanya, bulan Proyek sudah berjalan selama dua minggu.

Sebenarnya, selama dua minggu ini, kelompokku berprogres cukup lancar. Walaupun.. terkadang muncul konflik antara aku dan si keras kepala Leonard.

Yah, selalu saja, saat aku dan Leonard bertengkar, Nela pasti dengan cepat sigap melerai kami berdua. Sepertinya kita bertiga sudah menjadi seperti semacam trio yang serasi.. tetapi tidak serasi di waktu yang sama.

Sementara, Yuna dan kawan-kawannya.. terlihat begitu tenang bersama dengan teman anggotanya. Gimana nggak? Yuna kan sekelompok dengan dua lelaki yang bisa diajak kerjasama. Sekalipun dari Klan Benedite pun! Memang, Yuna adalah solusi dari anggota kelompok yang tidak bisa diatur.

Namun, sepertinya, Yuna terlihat begitu senang dengan teman kelompoknya. Aku ikut turut senang. Bahkan, aku beberapa kali melihat mereka tertawa bersama, dengan ”senyuman jujur” milik Yuna di wajahnya, membuatku seolah-olah terkesan dengan bagaimana mereka bisa berteman dengan cepat.

Yuna sendiri, berkelompok dengan Jovian dan Fillyo. Mau mereka adalah dua lelaki, tidak begitu mengejutkan bagiku untuk menemukan seberapa kompaknya mereka bertiga. Yah, Jovian adalah murid dari Klan Benedite, dan Fillyo berasal dari Klan Levomire.

”Em.. Jovian, kau bereskan dokumen di ruang arsip. Fillyo, kau akan foto beberapa bukti dokumentasi. Setelah itu, aku akan menyusun semua dokumentasinya agar rapih.”

Suruh Yuna, berbincang tentang rencana tugas proyeknya bersama kedua anggota kelompoknya, Jovian dan Fillyo.

"Hmm... Apa pekerjaanmu
itu tidak terlalu berat?
Aku bisa bantu merapikan dokumentasinya bersama mu."

"Ah... Tak apa, semuanya punya tugasnya masing-masing kok."

Berkebalikan dengan nasibku, Yuna justru mendapatkan anggota kelompok yang begitu peka dan kompak. Ah, betapa iri nya aku..

Tapi, kalau dipikir-pikir.. memang benar juga. Menyusun dokumentasi memanglah hal yang begitu menyusahkan disini. Biasanya, pekerjaan seperti itu lebih sering dikerjakan oleh dua orang.

Aku hanya dapat memandang temanku Yuna, dari jauh lewat pintu depan kantin. Terpikir suatu hal.

"Ehm, apa mungkin aku jahili Yuna saja, ya?!" Batinku semangat. Ini beneran kesempatan yang bagus!

Ku dekati sedikit demi sedikit.. pas beberapa bangku jauh dari Yuna yang sedang mengobrol bersama beberapa anggotanya yang kompak itu.


"EKHEM!"

Aku berdehem keras hingga terdengar oleh Yuna yang padahal beberapa bangku jauh dariku. Sepertinya aku sudah agak membuatnya kesal.

Mendengar panggilanku,
Yuna menghampiriku dengan mukanya yang merah padam. Ah, sebagaimana pun itu, melihat sahabatku di fase muka merah padam ini selalu membuatku merasa terharu.

"Velta..! Kalau ingin memanggilku, sebaiknya panggil dengan nama saja! Jangan sambil berdehem nggak jelas di depan anggota kelompokku!! Kan jadi canggung.."

"Ahaha! Seharusnya kau bersyukur, Yuna. Teman sebaya-mu ini tadinya telah menyelamatkanmu dari dari para budak cinta~"

Rayuku dengan nada
menggoda dan mengejek di waktu yang sama, membuat Yuna bahkan sepertinya lebih marah, ditambah oleh rasa malu.

"VELTTAAAAA!!"

The Fool's Betrayal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang