Aggya merasa suara lelaki itu tidak asing baginya, ia pernah mendengarnya hanya saja ia lupa. Aggya pun mencoba untuk mengingat-ingat dan sedetik ia membulatkan matanya kala tahu pemilik suara ini.

"Hikmal," Ucapnya. Kebetulan di mushola ini hanya ada mereka berdua jadi suara Aggya yang pelan itu menjadi sedikit keras sampai terdengar di telinga Hikmal.

Aggya panik setengah mati ketika Hikmal berhenti membaca ayat suci Al-Quran, segera ia lari dari situ secepat kilat sebelum Hikmal membalikkan kepalanya. Aggya berlari seraya membawa kaosnya, ia tidak berani menoleh ke belakang.

"Kayaknya tadi aku dengar suara, siapa ya?" Hikmal celingak-celingukkan mencari sumber suara manusia tersebut dan dia menemukan seorang gadis tengah lari begitu cepatnya tanpa alas kaki.

"Astaghfirullah, siapa itu?" Hikmal menggelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekaligus dia menjadi penasaran mengapa gadis itu berlari seperti dikejar hantu. Namun, dia mencoba untuk tidak memperdulikannya dan kembali melanjutkan bacaannya.

****

Alasan Aggya berani berlari tanpa alas kaki karena masih sepi ditambah juga ada sesuatu yang gawat. Sangking takutnya ketahuan Hikmal jadi tidak ada waktu untuk memakai kaos kaki dan sepatunya kembali.
Sehabis berlari lalu menaiki tangga Aggya menghentikan larinya. Napasnya naik turun dan tubuhnya mengeluarkan peluh keringat.

"Ya Allah, capek banget .... " Keluhnya sambil bernapas dengan tersengal-sengal. Aggya menjatuh sepatunya kemudian mengusap peluh keringat di dahinya. Masih pagi bukannya kelihatan seger malah keringatan semua ini badan.

"Lu ngapain nyeker?" Celetuk seseorang.

"Astaghfirullah hal adzim." Anjel berjingkrak sangking kagetnya sambil memegang dadanya yang semakin naik turun karena kedatangan seseorang yang tak diduga.

Dia berdiam diri tak berani menoleh. "Aduh siapa ini?"

Kemudian ia berbalik badan dan menunjukkan raut tenang. Ternyata yang mengagetkan nya itu adalah Darka, teman sekelasnya sendiri. "Eh kamu, Dar.... " Ucap Aggya sambil mencoba menutupi kakinya dengan rok.

"Kenapa sepatu lu copot?" Dia melihat sepatu yang berada di lantai lalu pada kaki Aggya yang tidak terbungkus kaos kaki.

"Lagi kebanjiran emang?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lagi kebanjiran emang?"

Sontak, Aggya mengambil sepatunya dan berlagak santai biar Darka tidak curiga.

"Nggak lah," Sewotnya. "Gue habis dari kamar mandi tadi."

"Terus kenapa nggak pakai sepatu?kenapa lu keringetan juga?" Darka bertanya bertubi-tubi karena dia merasa aneh dengan sahabatnya yang di pagi yang dingin ini malah wajahnya penuh keringat.

"Mana ada?" Elaknya sambil mengusap-usap wajahnya biar keringatnya hilang.
"Banyak tanya nih Darka." Batin Aggya dalam hati.

Aggya merutuki diri sendiri, mengapa tadi dia tidak memakai sepatunya saja di mushola. Setelah dipikir-pikir Hikmal pasti tidak akan melihat dan mengenalinya apalagi mengetahui , lantas mengapa dia takut. Haduh, efek mendengar suara merdu lelaki itu pikiran Aggya menjadi oleng.

Mencintai Dalam DiamWhere stories live. Discover now