"Jangan seperti itu lagi ah, kau menyebalkan," rajuk ku, tidak berhenti memukulnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan seperti itu lagi ah, kau menyebalkan," rajuk ku, tidak berhenti memukulnya.

Bukannya kesakitan, Alex malah tertawa dan menyiram ku dengan air. Aku sampai harus menutup wajahku karena banyaknya air yang masuk ke mata.

Tidak mau kalah, ku balas dia dengan hal yang sama. Tanganku mengepak-ngepak, mengibaskan air padanya juga. Walaupun tentu saja keadaanku lebih parah, aku berada di bawah, sedangkan dia di luar bathup. Licik sekali.

Terengah-engah akhirnya aku berhenti dan bersandar pada dinding. Tenagaku habis hanya karena membalasnya. Sontak mata ku terpejam dengan mulut yang tidak berhenti berebut udara dengannya.

Perlahan, ku rasakan seseorang mendekat dan mengelus rambutku, lembut.

Membuka mata, darahku mendesir melihat wajahnya yang tepat berada di hadapanku. Terlihat cerah dan bahagia, hal yang jarang ku lihat sebelumnya.

Tidak lama, kepalanya mendekat, akan tetapi bukan ke bibirku. Lebih dari itu, Alex malah berhasil membuat jantungku berdetak lebih cepat.

Dia mencium keningku dengan berperasaan.

"Baiklah, maafkan aku. Kau terlihat sangat cantik, sayang, aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak menyentuhmu. Aku sudah mengatakannya berulang kali bahwa you're mine. Aku mencintaimu, cantik. Namun, aku ingin memastikannya dari mulutmu sendiri. Do you want to be mine?" Tanyanya dengan tatapan dalam, memujaku.

Napasnya yang menghembus, terasa hangat di wajahku. Ditambah lagi dengan matanya yang indah sedang menelaah raut wajahku.

Akan tetapi aku hanya terpaku. Jangankan untuk membalas ucapannya, melihatnya saja rasanya sudah sangat membuatku gugup dan malu.

Alex menyatakan cintanya, bagaimana ini? Aku ingin kabur. Dimanapun yang tidak ada Alex di dalamnya.

Ini terlalu mendebarkan, seperti banyak kupu-kupu yang berterbangan di perut, menimbulkan rasa pusing dan mual.

Anehnya di otakku hanya mengulang kembali ucapannya seperti kaset rusak.

"Aku mencintaimu."

"Aku mencintaimu."

Meneguk ludah kasar, aku mencari kebohongan di matanya. Namun tidak ada, yang ku temukan hanyalah wajahku sendiri. Matanya yang bening membuatku bisa mengaca di sana.

Alex terlihat tulus.

Tidak mendapat jawaban dariku, tiba-tiba saja tangannya mengurungku dan memeluk tubuhku erat. Kadang kala dia mencium rambutku dengan lama dan berperasaan.

Namun dibanding itu semua, aku lebih gugup setelah mendengar ucapannya. Aku belum menjawabnya, otakku masih terasa blank untuk sekadar berbicara. Akan tetapi, Alex sudah menyimpulkannya.

"Diam artinya iya, sayang, sekarang kita resmi berpacaran!"

"Diam artinya iya, sayang, sekarang kita resmi berpacaran!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

------------

ASIKKK PACARANNN!! NAIK TINGKAT YEYY CONGRATSS

WALOPUN ITU KEINGINAN SEPIHAK ALEX WKWEKWK

YU SAMA SAMA UCAPIN SELAMAT KE ALEX BIAR SENENGG AHAHAHAHA

JANGAN LUPA VOTE COMMENTS YAAA, YG BANYAKKK!!

SIAPA TAU GUE MAU DOUBLE UPDATE🌝

LOVE YOUUU🤍

Pet Me, I'm Your Wolf!Where stories live. Discover now